Skip to main content

Lemari

Kita punya barang baru di kamar. Sebuah lemari. Sederhana memang. Tapi setelah hampir berbulan-bulan kita menyimpan pakaian yang kita pakai di sebuah koper. Kita layaknya dua orang tamu yang tinggal di rumah ini yang sewaktu-waktu akan berkemas dan mmbawa semua pakaian. Mungkin benar kita akan segera berkemas, tapi rumah ini adalah rumah kita juga. Rumah yang memberikan hangat meski kadang kita sampai kepanasan karenanya. Rumah yang kita sebut tempat kembali. Kita akan selalu kembali ke sini, karenanya aku membeli lemari. Untuk menyimpan baju-baju kita. Tepatnya memesan lemari khusus buat kamar kita.

Lemarinya bukan sembarang lemari. Modelnya berbeda dengan lemari-lemari lain. Etta menawari untuk membeli lemari yang biasa saja. Tapi aku menolak. Lemari biasa hanya untuk pakaian. Sedangkan kita akan memakainya tak cuma untuk menyimpan pakaian. Tapi juga buku-buku. Buku-buku yang memenuhi meja dan laci meja rias. Berdebu dan tak indah. Karena itu aku memesan khusus. Modelnya setengah lemari pakaian,setengahnya lagi rak buku. Awalnya aku agak sangsi dengan bentuknya. Tukang kayunya ngotot memberi jarak 30 cm hasil dari kompromi yang awalnya ia sarankan 35 cm sedangkan aku dengan 25 cm jarak antara papan raknya. Tapi setelah datang hasilnya sangat memuaskan. Rak buat pakaian ada empat sedangkan rak untuk buku ada lima. Sangat pas buat majalah-majalahku.

Dengan telaten aku merapikan barang-barang yang hendak mengisi rak-rak itu. Satu rak paling atas dikuasai oleh baju-bajumu. Sisanya dikuasai oleh baju-bajuku yang ternyata juga harus melewati proses sortir. Beberapa pakaian sudah tidak dipakai tapi masih saja aku simpan. Kamu tau kenapa? Karena kelak aku ingin melihatmu memakainya. Mungkin nanti sedikit kuno buatmu tapi pakailah untuk menyenangkan hatiku.

Sisi sebelahnya dipenuhi oleh buku-buku koleksiku. Dee, Tasaro GK, Trinity, Ilana Tan, Rick Riordan adalah penulis-penulis yang karya berjejer di sana. Tak ada Harry Potter, karena Harry Potter ada di rumah yang lain yang juga tempat kembali kita. Buku-buku itu aku susun berdasarkan terfavorit. Paling atas adalah novel-novel tebal kemudian berurut kebawah buku text yang tak minat aku baca hingga majalah-majalah di rak paling akhir. Buku itu berjejer cantik. Apalagi dengan pintu kaca yang tembus pandang. Membuatmu gregetan untuk membukanya dan mengambil satu dan membacanya.

Lemari itu mungkin tak seperti lemari yang ditemukan Lucy di serial Narnia. Tak ada pintu dibaliknya yang mengantarmu ke dunia salju putih dan bertemu dengan makhluk-makhluk menakjubkan. Tapi aku yakin lemari yang kita punyai tak kalah hebat dengan milik Lucy. Karena yang akan kau temui kelak tak hanya dunia salju dan penyihir putih tapi banyak dunia-dunia ajaib lainnya yang mampu kamu gapai lewat buku-buku itu. Dunia Olympus karya Rick Riordan, dunia Kugi di Perahu Kertas karya Dee, dan banyak lagi dunia-dunia yang menakjubkan.

Hampir semua novel yang ada di lemari itu telah tuntas aku baca. Entah berapa jumlahnya, aku tak sempat menghitungnya. Cukup banyak dan kuyakin akan terus bertambah. Aku bisa memastikan ketika kamu besar nanti dan sudah mampu membaca kamu akan pusing memilih buku-buku yang mana yang duluan akan kamu baca. Jangan segan bertanya padaku, aku akan merekomendasikan buku-buku yang bagus menurutku. Setelah kamu membacanya, aku ingin kita berdiskusi dan saling bertukar kesan akan buku itu.

Kita punya barang baru. Lemari. Sesederhana itu...

Comments

  1. tenang aja, harry potternya masih utuh tak tersentuh

    ReplyDelete
  2. tak pernah bosan baca blog ini.. walaupun kadang jarang koment. hehe..

    ReplyDelete
  3. Jarang kesini.......
    Ehm Kangeeeennn

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Mencintaimu

Aku terbangun pagi ini. Masih begitu pagi. Aku menghimpun jiwaku. Aku mengumpulkan cinta di hatiku. Kutemukan begitu banyak cinta untukmu. Aku mencintaimu.aku mencintaimu.aku mencintaimu. Bahagia bisa memilikimu. Bahagia bisa menjadi tempat kembali saat kau butuh. Bahagia bisa menjadi rumah yang hangat untukmu. Aku menemukan ceceran cerita dalam lembar-lembar catatan harianku. Yang lain dating dan pergi. Tapi dirimu selalu ada. Selalu menemani. Tempatku menangis. Tempatku merajuk. Dan tempatku bermanja dan berbagi bahagia. Aku telah membangun rumah dihatimu. Kesana lah aku pulang. Tiga hari ini kurasakan bahwa kita telah menjadi sebuah ikatan yang menyatu. Tiap tindakan haruslah berdasarkan pertimbangamu. Aku harus belajar mengalah dan tak egois. Mendengarkan penilaianmu dan tak egois ketika kita tak bersepakat. Sayap kita adalah telah menyatu. Dan kita akan terbang bersama. Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu….Sangat. Hei, pagi ini aku mendengar Air Supply. Semua laguny

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem