Skip to main content

Buku Muhammad darimu....



Seperti seorang anak kecil mendapati paket kado boneka yang sangat diidamkannya.Seperti itulah rasa ini ketika kuterima paket bersampulkan logo Trans TV itu. Sebuah buku yang aku tunggu dengan hati berdebar. Sebuah buku yang mungkin masih belum beredar di Makassar. Sebuah buku yang sinopsis singkatnya saja mampu membuatku bergetar dan merasakan hangat yang menjalar disekujur tubuhku.

Perjalanan buku itu tidaklah mudah. Upaya pencariannya pun menemui hambatan. Aku mengetahui buku ini ketika tak sengaja membaca note sebuah penerbit di facebook pertengahan februari lalu. Tentang sebuah buku yang dari gagasan sudah menambat hati disertai dengan pengarang yang masuk dalam jajaran pengarang Favoritku.

Launchingnya awal Maret. Yang artinya peredarannya belum akan sampai di Makassar saat itu juga. Awal maret pun pas tanggal 10. Wow, sebuah penantian yang panjang jika hanya menunggu kedatangan di toko buku toko buku makassar. Salah satu alterantifnya ya membelu lewat online.Tapi yang ini pun butuh waktu lama karena menunggu dari distribusi penerbit lagi.

Tak sabar membacanya, saya menemukan note seorang abang yang juga seorang kawan yang juga tak sabar menunggu buku itu. Yang rela datang ke Pameran buku di jakarta untuk mendapatkan buku tersebut. Yang karena antusias jadinya lebih awal satu hari.

Aku mengiriminya pesan. Meminta bantuannya untuk membelikanku buku itu.gayung pun bersambut. Dia mengiyakan permintaan saya untuk membeli buku itu.Dalam debar saya menanti buku itu. Siang hari selepas launching buku tersebut, dia mengirimiku SMS.

“Iya Dwi. Kalo bukan malam ini besok saya akan cari”jawabnya lewat pesan singkat.

Tak sabar rasanya aku menunggu. Tengah malam aku terbangun dengan pesan di layar hpku. Sms itu sudah hampir 6 jam terperangkap di selularku tanpa terbaca.
“Saya sudah dapat bukunya. Plus tanda tangan tasaro. Katanya dwi only. Jadi bukunya saya kirim ke mana?”

Wahhh, hati seperti mercon. Meledak. Horee...bukunya sudah ada. Kukirimlah alamat kantorku. Aku menantinya berhari-hari. Paketnya telah dikirim hari kamis, besar kemungkinan sabtu atau minggu sudah ada di kantor.

Tapi nyatanya senin pagi, paket itu belum datang juga. Tepat pukul 10 siang sebuah paket diantarkan oleh petugas pengiriman cepat. Paket itu tebal dan berat. Aku tak sabar membukanya. Tapi perlu bersabar karena paket itu tiba saat aku sedang melayani nasabah.

Buku itu. Muhammad.Lelaki penggenggam hujan kini dalam genggamanku. Aku tak sabar membacanya. Baru kali ini aku harus membaca novel dengan pikiran yang jernih. Karena buku ini taklah sekedar novel-novel fiksi yang sering aku baca. Buku ini adalah novel biografi dari seorang yang paling berpengaruh di dunia menurut peringkat Michael Heart. Dan aku yakin proses kreatif dibaliknya adalah sebuah penulisan yang sangat hati-hati agar tetap sesuai dengan perjalanan hidup Muhammad yang sebenarnya.

Sebuah terima kasih yang begitu banyak aku ucapkan ke K Ochan. Kakak dan sekaligus kawan yang telah meluangkan waktunya untuk membelikan buku itu, meski ia harus dilema memilih untuk tetap di kantornya karena ada Ippang atau ke tempat peluncuran buku Tasaro.Yang menghadiahkannya sebagai kado pernikahan dan pertemanan.(If u need hand,just ask me...dan aku akan melakukannya untukmu Kak.)

Semoga buku itu bermanfaat. Tak hanya bagiku tapi semua orang yang membaca. Semoga makin menumbuhkan rasa cinta pada Rasul.

(kayaknya saya berminat untuk menamai anakku dengan nama HIMADA)
Buat K Ochan, kalo kelak butuh tangan lagi, tangan Dwi masih ada untukmu....

Comments

Popular posts from this blog

Dongeng Kita

Siang ini aku terjaga dari tidur panjangku. Seperti seorang putri tidur yang terbangun ketika bibirnya merasakan hangat bibir sang pangeran. Tapi, aku terjaga bukan karena kecupan. Namun karena aku merasakan indah cintamu di hariku. Mataku tiba-tiba basah. Aku mencari sebab tentang itu. Namun yang kudapati haru akan hadirnya dirimu. Memang bukan dalam realitas, namun pada cinta yang telah menyatu dengan emosi. Kita telah lama tak bersua. Mimpi dan khayal telah menemani keseharianku. Tiap saat ketika aku ingin tertidur lagu nina bobo tidak mampu membuatku terlelap. Hanya bayangmu yang selalu ada diujung memoriku kala kuingin terlelap. Menciptakan imaji-imaji tentangmu. Kadang indah, kadang liar, kadang tak berbentuk. Tapi aku yakin ia adalah dirimu. Menciptakan banyak kisah cinta yang kita lakoni bersama. Aku jadi sang putri dan dirimu sang pangeran itu. Suatu imaji yang indah...

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem...