Skip to main content

menanti pemimpin baru

Makassar dalam bayanganku hari ini layaknya sebuah negara kecil ditengah kegalauan politiknya. Sengketa kekuasaan begitu terasa atmosfernya siang ini. ….

Pagi ini langit makassar cerah. Awan tipis bergelayut manja di langit. Awan kelabu pun tak mau ketinggalan. Tak ada tanda langit akan hujan. Matahari tersenyum tipis diawan. Namun, tak selang beberapa saat.seperti sebuah sulap hujan mengguyur deras.layaknya badai dengan angin yang kencang. Apakah a;am msih mau berbagi tanda dengan manusia.

Puluhan sepeda motor datang, entah dari mana. Menderu, meraung, dan menguasai seluruh badan jalan. Mereka menuhu kantor DPRD. Tak hanya rombongan itu yang menguasai jalan. Di depan kantor DPRD pun ribuan massa dengan truk mobil angkutan umum, dan puluhan motor telah menduduki kantor perwakilan rakyat tersebut. Tak dinanya, entah dari mana lagi, puluhan motor dengan suara klakson yang mendera telinga muncul bersama puluhan pete-pete merah yang penuh dengan orang tua. Aku memperkirakan usia mereka 50-an tahun. Sebuah kertas kuarto tertempel di dinding pete-pete itu “rombongan tolak caretaker”.

Spanduk mengecam pilkada ulang bergantung layaknya pita hiasan untuk ulang tahun seorang anak kecil. Spanduk-spanduk itu menggantung disetiap inchi gedung DPRD. Menenggelamkan spanduk sebuah sandiwara radio di gamasi FM berjudul “ mencari Keadilan”.

Aku sangsi, apakah para pengunjuk rasa itu tahu mengapa mereka ada di sini. Mengapa mereka harus ikut dalam rombongan yang mengacungkan tanda metal ini. Apakah mereka memang tau apa yang mereka cari. Ikut mersorak dan meninggalkan sawah dan ladang di kampong sana.aku…entahlah…..

Kulintasi kantor gubernur. Tempat ini pun tak luput dari massa. Menuntut sebuah kepentingan tertentu. Mobil yang kutumpangi terus melaju. Dari arah depan ratusan orang turun dari sepuluh mobil truk dan menghalau kendaraan layaknya ternak. Meneriakkan kata-kata yang tak jelas dan mulai memperlihaykan atrogansi massa. Sebuah ironis menurutku, ketika peristiwa ini terjadi di depan sekolah polisi dan kodam wirabuana. Para penanggung jawab keamanan itu tak mampu berbuat apa-apa. Massa itu layaknya sebuah bola salju yang makin membesar. Mereka hanya bias berjaga jangan sampai hal-hal yang tak terbayankan terjadi.

Makassar layaknya sebuah Negara kecil dalam bayanganku hari ini. Orang-orang itu seperti akan mengkudeta kepemimpinan yang ada. Arogansi pun kemudian dimunculkan. Konflik kepentingan dan politik selalu menjadi hal utama di kota ini. Mungkin tak lama lagi makassar akan rusuh….

(makassar yang mungkin akan segera rusuh –rabu 160108)

Comments

Popular posts from this blog

Kesatria Putih dan Peri Biru

Di sebuah zaman, di negeri antah berantah tersebutlah sebuah kerajaan bernama Koin Emas. Di kerajaan ini semua rakyat rajin bekerja dan pandai menabung. Setiap koin yang dihasilkan dari bekerja setiap harinya disisihkan untuk ditabung untuk masa depan. Sang raja memiliki tempat penyimpanan khusus untuk setiap koin yang disisihkan rakyatnya. Namun terdapat satu koin pusaka yang telah turun temurun diwariskan oleh raja-raja terdahulu. Koin itu diyakini drachma asli dari Dewa yang diturunkan khusus dari langit dan diwariskan untuk menjaga kesejahteraan kerajaan Koin Emas. Koin pusaka tersebut menjadi pelindung kerajaan Koin Emas. Jika koin itu hilang diramalkan kesejahteraan di kerajaan Koin Emas akan berubah menjadi kesengsaraan. Koin itu pun dinilai memiliki khasiat mampu member kekuatan dan kekuasaan bagi yang memilikinya. Raja begitu menjaga pusaka tersebut. Ia takut jika koin pusaka itu hilang atau dicuri. Hingga suatu hari kedamaian di kerajaan itu terganggu. Seekor Naga Merah m...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!!

Di mimpiku Irfan Bachdim pake jaket coklat :) Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!! Kok bisa? Ini sebabnya... Siang ini mimpiku begitu ajaib. Aku bermimpi menonton laga Persema dan PSM di stadion Mattoanging. Alasannya siapa lagi kalo bukan Irfan Bachdim. Hahahahahahaha. Disaat itu jelas-jelas aku mendukung Persema. Bukan PSM. Bahkan baju yang kupakai pun adalah seragam Persema. Yang mengejutkan dari mimpi adalah saat aku memperhatikan pemain-pemain   Persema lebih jelas untuk mencari sosok Irfan Bachdim, sosok yang kucari itu bahkan menghampiriku. Berbicara padaku dari pinggir lapangan “Dwi, u’re beautiful”. Sontak saja terkejut. Dimana dia bisa mengenal namaku. “How do u know me” tanyaku.  “ I know you, Ani” katanya. Hei, bahkan nama kecilku pun ia tahu. Aku terkejut. Wow, apa dia menguntitku. Sampai membaca semua isi blogku. Hanya teman-teman SD dan SMP yang tahu nama kecilku. Saat SMA aku tak lagi dipanggil dengan nama Ani. Dan k...