Skip to main content

Mesin Cuci, Anna, dan Emosi yang Terkontrol

 

Merayakan puasa pertama Anna dan cucian yang berhasil dicuci setelah insiden tikus 


Setelah sholat subuh saya meniatkan diri untuk beristirahat. Semalam terbangun jam 00.30 dan ngescroll handphone. Pas berkedip jam udah pukul 3 subuh. Kalo balik tidur, bakal kesiangan sahur. Berujung 3 orang rumah ga puasa. Jadilah waktu tidurnya digeser ke pagi. Kuniatkan tidur sampai jam 10 pagi. Ga banyak kerjaan rumah. Cuma ngepel dan cuci baju. Takjil hari ini adalah cendol yang udah Pre Order di tetangga. Ga perlu berjibaku di dapur. 

Alasan lainnya adalah membiarkan Anna yang hari ini target puasa yang sebelumnya sampai jam 4 sore berganti ke waktu magrib. Hari ini targetnya adalah puasa penuh. 

Sebelumnya saya sudah bilang ke Anna ga papa puasa setengah, tapi usahakan ada satu hari penuh puasa. MoU berubah ketika sehari sebelumnya kami buka puasa di mall dan ia kepincut pada satu boneka squishymallow. Mukanya udah pengen bawa pulang aja boneka branded itu. Tapi ga ada yang gratis di dunia, neng cantik. 
" Kalo puasa fullnya tiga hari aku beliin deh", kataku. Meski sedikit sangsi atas kemampuannya menahan lapar dan haus, dia menyanggupi buat puasa penuh. 

Saya sudah menyiapkan diri untuk drama kelaparan dan kehausan seperti yang terjadi pada kakaknya dulu. Hari ini dia bakal puasa sampai magrib.  Maka tidur sampai jam 10 pagi menjadi strategi jitu untuk memulai hari. Biar kalo bangun masih terasa pagi.


Semua berjalan lancar. Anna masin tertidur meski udah hampir jam 10 pagi. Saya memastikan Ara mengerjakan tugas sekolahnya. Sesaat kemudian Anna terbangun. Ia tidak rewel. Hanya meminta handphone dan melanjutkan skrollnya di kamar. Dia juga ga ngintilin ke dapur saat saya pengen beberes.

Mencuci pakaian menjadi prioritas utama. Kumasukkan semua pakaian kotor ke dalam mesin cuci. Sebelum kutuang sabun, terlebih dahulu kunyalakan mesin cuci. Pola ini agak tidak biasa, tapi tetap kulakukan. Yang terjadi berikutnya air tidak mengucur ke selang inlate. Bunyi bip berulang dengan penanda PE berkedip di monitornya. Beberapa kali kuutak Atik sambungan keran tapi belum juga berfungsi dengan baik.

Apakah sudah tiba  saatnya berpisah dengan mesin cuci ini? Tiga kali pindah rumah, mesin cuci ini menjadi barang paling awet dan belum rela kulepaskan. Meski usianya hampir sama dengan lamanya saya bermukim di Bogor, saya berharap masih akan ada puluhan tahun kami mencuci bersama. 

Apakah harus digotong ke tempat servis? Mesin cuci gede ini bakal repot ngangkutnya. Belum lagi tempat servisnya yang tidak jelas. Saya jadi teringat pada mesin cuci pertama mamaku yang harus diangkut ke ibukota kabupaten hanya untuk diservis. 

Atau beli baru aja? Pilihan ini selalu menjadi pilihan suami. Dia udah paling malas angkut barang ke tempat servis. Terlebih kalo bendanya Segede gaban. 

Langkah yang paling benar adalah nonton YouTube. meski sedikit bikin kesal Anna karena gangguin dia pas main hp, akhirnya saya menemukan solusi. Meski agak ragu juga karena butuh beberapa alat yang ga ada di rumah. Tapi tak ada salahnya mencoba.

Menurut YouTube, kode PE berarti Pressure Error. Mesin cuci tidak bisa mendeteksi tekanan air. Hal ini bisa terjadi karena saluran air tersumbat atau bagian sensor tekanannya yang rusak. Saya mengecek saluran air inlate, tidak ada masalah.ga ada sumbatan dan sudah dibersihkan. Berikutnya membuka bagian sensor air yang ada di bagian atas mesin cuci. Bersisian dengan tutup mesinnya. 

Kubuka masing-masing sekrupnya. Kuangkat penutupnya. Seekor tikus hitam kecil menggeliat "Aaaarrgggh", teriakku. "Cciiiiittt" teriak tikus. "Aaaarrgggh" teriakku lagi. "ciiiiiiiittttt" tikusnya lompat. "aarrrrrgghh", teriakku. "Ciiiiiiiittttt"tikusnya lari ke bawah kulkas. "aarrrgfggghh", teriakku. 
"Mom, kenapa?", Tanya Ara. "aaaarrggghh" teriakku geli. 

Butuh beberapa waktu untuk menenangkan diri dari pertemuan tak terduga tikus kecil itu. Kabel sensornya putus digigit tugas. Beruntung cuma satu yang digigit dan masih menyisakan sedikit ruang untuk disambung kembali. Saya berhasil menyambungnya dan mesin cuci kembali bekerja seperti biasa. 

Sedang Anna, di berhasil menyelesaikan puasanya sampai magrib tanpa drama kehausan dan kelaparan. Sesekali dia memelas tapi tidak sedrama kakaknya atau aku waktu kecil. Semesta pun tampaknya mendukung Anna untuk menyelesaikan satu puasa penuh.Mendung dan hujan terasa sejuk dan tidak membuat kegerahan. 

Pencapaian-pencapaian hari ini mungkin terasa biasa bagi sebagian orang, tapi buat saya menangani pekerjaan rumah dan anak-anak tanpa mengeluarkan emosi yang meluap merupakan pencapaian yang sangat hebat. Berjumpalitan di antara tugas rumah yang harus dibereskan, menemani anak dan mengajari mereka, yang pada beberapa hal begitu menantang kesabaran dan emosi, serta tetap memiliki waktu untuk diri sendiri. Jika mampu mengerjakannya dengan seimbang tanpa penuh drama, maka saya selalu meneriakkan dalam hati "성공" yang berarti sukses. 



update : Anna berhasil puasa penuh tiga hari dan langsung beli squishmellow. Dan setelah itu dia kembali menjadi penganut puasa setengah hari. 

25032023

Comments

Popular posts from this blog

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Membaca Loversus

Kata K Zulham, teman sekantorku Chicklit itu oportunis. Chicklit adalah genre novel remaja yang menceritakan persoalan anak sekolahan dan percintaan. Tapi yang menyenangkan adalah bagaimana kau membaca dan menemukan apa yang ingin kau baca. Bagaimana kamu tersenyum bahagia di ending sebuah buku. Dan ribuan diksi baru menghingapi otak dan pikiranmu karena penyajiannya. Tak peduli jenis bacaan apa pun ia. Tak peduli ia adalah kumpulan cerpen, dongeng sebelum tidur, bacaan remaja,Chicklit, Teenlit atau novel berat yang terlalu ngejelimet. Aku mengikat kesan itu setelah menuntaskan 216 halaman buku Farah Hidayati. Loversus . Sebuah chicklit yang berfokus pada cerita tentang persahabatan dua siswa SMA yang berawal dari adegan pencarian sepatu hingga pencarian TKI dalam geografis Macau dan London. Pada awalnya saya menganggap buku Loversus ini sama dengan chicklit-chicklit yang pada umumnya hanya sekedar berdialog dan tidak memiliki kedalaman cerita. Namun aku harus mengubah pendapatku di ...