Skip to main content

Nevertheless dan Kegemasan Yang Menyertainya

 



Setelah 10 minggu mengikuti Korean Drama Nevertheless, akhirnya sabtu kemarin episode terakhir selesai tayang dengan keriuhan yang bercampur aduk. Saya adalah bagian yang berbahagia dengan ending yang dipilih sutradara. Meski pun demikian saya termasuk yang paling sedih karena drama ini berakhir.

Nevertheless adalah drama korea yang diangkat dari webtoon dengan judul yang sama. Bercerita tentang  Yu Na Bi, mahasiswa tingkat akhir jurusan seni patung yang memiliki trauma akan percintaan dan Park Jae Eon, mahasiswa tingkat 3 jurusan seni patung yang tidak percaya pada komitmen dalam sebuah hubungan tapi selalu ramah dengan siapa saja terutama dengan perempuan . Keduanya bertemu dan menjalin hubungan intim  tanpa ikatan. Hal ini menganggu Yu Na Bi yang ingin kejelasan dalam hubungannya. Sayangnya ia tidak mampu mengkomunikasikan hal tersebut pada Jae Eon karena sudah menganggap bahwa Jae Eon tidak bakal terikat.  Yu Na Bi gelisah akan hubungannya, terlebih lagi rumor-rumor buruk yang dia dengan tentang Park Jae Eon. Hubungan ini pun terobang-ambing tidak jelas hingga menyakiti keduanya.

 Jika ending webtoon, Yu Na Bi memilih meninggalkan Jae Eon, drama memberikan versi yang berbeda. Ending yang berbeda inilah yang membuat keriuhan nitizen memperdebatkan bagaimana ending yang paling tepat untuk drama ini. Ada yang setuju Yu Na Bi jadian dengan Jae Eon, termasuk saya. Ada juga yang menolak mentah-mentah dan menganggap drama ini sangat buruk dengan alasan membenarkan toxic relationship.

Buat saya, ending drama sempurna adanya. Episode-episode awal drama ini tayang, saya memberanikan diri membaca webtoon. Saya ingin tahu bagaimana karakter dua tokoh utama dan alur cerita yang terjadi. Sampai rela membeli koin dan membaca versi bahasa inggris (karena versi bahasa Indonesia belum selesai diterjemahkan) saking penasarannya. 

Dari episode pertama drama ini tayang, saya sudah suka dengan chimestry Song Kang (Park Jae Eon) dan Han So Hee (Yu Na Bi). Saya sudah investasi perasaan dari awal tayang. Jika endingnya ga jadian, duh patah hatinya serasa diputusin pacar. Seorang teman ngasih tau kalo ending webtoon open ending. Ga rela aku tuh. Jadilah dengan nekad membaca webtoonnya. Dan benar mereka ga jadian saking Park Jae Eon emang bangsat versi webtoon.

Tapi, Park Jae Eon versi drama dihadirkan dengan pembangunan karakter yang cukup bagus. Pada awalnya emang nih orang nappeun saram alias bad boy.  Tapi seiring episode berjalan perasaan tulus tumbuh di hati Park Jae Eon meskipun dia masih belum percaya pada apa yang namanya komitmen. Membaca versi webtoon terasa seperti membaca cerpen yang singkat. Tidak ada ruang untuk karakter development. Semua tersaji dua dimensi. Sedangkan versi drama karakternya kompleks. Menonton Nevertheless seperti menonton kisah percintaan yang sangat realistis. Banyak yang setelah menonton drama ini  bergumam "pernah di suatu masa saya seperti Yu Na Bi". Hahahaha. 



Menariknya mengikuti drama ini selain karena visual pemainnya juga karena utas analisis  yang banyak dibuat para fans di twitter tentang drama ini. Beberapa akun twitter dengan tekun mengupas scene by scene dramanya. Mengaitkannya dengan ilmu psikologi. Melihat dari proses pengambilan gambar. Rasa-rasanya seperti bedah film pada masa kuliah dulu. Membahas metafora-metafora yang ada. Baru kali ini menonton drama korea ngikutin diskusi-diskusi. Yang bikin takjub adalah mereka yang mendedikasikan waktunya untuk nonton dan mengulas. Wow!!!! A for Effort. Kupikir tingkat addicted drakorku udah tinggi, ternyata masih banyak yang lebih gila dari itu.

Meski banyak juga yang tidak sepakat dengan drama ini, tapi bagi saya Nevertheless adalah masuk dalam daftar drama korea terfavorit saya. Saya akan mengenangnya dalam waktu lama. Menontonnya berkali-kali dan merasakan kegemasan dan insecurity tiap kali menontonnya. Bukan sebuah hal mudah untuk membuat kesan yang begitu kuat pada penonton.

SongKang – Han So Hee

Untuk dua aktor ini saya ga boleh melewatkannya. Songkang adalah Rockie Actor yang baru debut dalam empat tahun terakhir namun aktingnya  kian berkembang. Sejak dari Love Alarm, Sweet Home, Navirella, hingga Nevertheless pemirsa menyaksikan perkembangan aktingnya yang kian bagus. Pada projek-projek awalnya dia selalu dikritik karena kaku, namun di Nevertheless tidak adalagi yang meragukan aktingnya.  Orang-orang memuji ekspresi wajahnya yang selalu mampu membawakan emosi. Saya sudah menyukainya sejak pertama kali menontonnya di Sweet Home. Kemudian di Love alarm yang membuat saya patah hati karena dia jadi sad boy. Yang membuat saya kagum adalah perannya di Navirella. Ia harus belajar balet selama enam bulan untuk drama itu. what a dedication.

Untuk So Hee sendiri, ini adalah projek pertamanya yang kutonton. Sebelumnya dia udah berperan di The World Of Married dimana karakternya sebagai wanita selingkuhan. Dia bahkan mendapatkan cacian di akun instagramnya karena perannya itu. Selain itu dia juga beberapa kali sebagai pemeran pendukung di beberapa drama dengan karakter yang berbeda. Yang menarik, seperti Songkang dia juga baru memulai debut beberapa tahun belakangan ini. Ia selalu menantang dirinya dengan karakter yang berbeda. Projek terbarunya adalah jadi cewek Badass di Netflix.  Cant wait to see it!



Kedepannya saya yakin bakal banyak menyaksikan drama-drama dari dua aktor ini. Tapi saya sangat berharap mereka bisa reunite di projek yang lain. Karir akting mereka masih banyak, masih besar kemungkinan untuk dipasangkan kembali. Apalagi jika So Hee jadi anak kesayangan Netflix seperti Songkang. Wahhh, bakal sering-sering nemu mukanya nongol di beranda Netflix. LOL.

 

Eniwey, Aku senang menonton Nevertheless. Satu dari beberapa Kdrama yang sukses bikin saya klepek-klepek. Buat sekarang, kayak ini saja yang bikin saya ngebucin. Jangan tambahin lagi. Capek tau ngebucin. Bikin pengen fasih bahasa Korea.

Bogor, 24 Agustus 2021

Update : 3 September tulisan ini diposting, tapi saya belum melihat diri saya move on dari drama ini. Duh....macam dibisikan ama Songkang "Catch you". 

 

Comments

Popular posts from this blog

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

tentang buku

"...u can buy many book,but u can't buy a knowledge" 081383118xxx pesan itu sampai ke ponselku beberapa saat setelah aku mengeluh pada seseorang tentang buku "detik-detik menentukan" BJ.Habibie yang tak berhasil aku peroleh dari peluncuran bukunya di hotel clarion hari ini. iya mungkin benar...aku terlalu mengharapkan buku yang ditulis mantan presiden ketiga ini.padahal ku punya begitu banyak buku yang bertumpuk di kamar. Belum pernah aku jamah sedikit pun. aku tak tahu beberapa hari terakhir ini aku begitu jauh dari buku. jauh dari para pengarang-pengarang besar dengan segala masterpiece-nya. akuy begitu malas membaca. malas membuka tiap lembar buku tebal itu dan memplototi huruf-hurufnya yang kecil. "tahu tidak...buku bisa membawa kesuatu tempat tanpa kamu harus bergesr se-inci pun" kata-kata itu selalu keluar jka aku mengeluh sedang malas baca buku... entahlah aku begit malas mengetahui tiap isinya. aku hanya terpesona pada banyak tumpukannya di kam...