Dear Ara... Sore ini kamu pulang main lebih pagi dari biasanya. Anak-anak masih riuh berlarian di lapangan depan rumah. Masih pukul 5 sore lebih sedikit, kamu menghampiri saya sambil menangis. "Kenapa?", tanyaku. Saya khawatir kamu terluka akibat terjatuh atau seorang kawan bermainmu menyakiti kamu. "Ara takut. Ara tidak mau mati", jawabmu sambil sesunggukan. "Semua orang akan mati?", tanyamu lagi. Sebuah tema yang cukup berat yang kamu pilih untuk kita diskusikan sore ini. Saya tertegun sejenak. Tak langsung menjawab pertanyaanmu. Malah bertanya balik, "siapa yang kasi tau?". "Rania sama Naura", jawabmu. "Anak-anak, trus kakak-kakak, trus jadi nenek trus mati. Ara takut. Ara tidak mau mati", katamu lagi masih menangis. "Semua orang akan mati? Harus nenek-nenek dulu baru mati? Ara tidak mau tumbuh besar. Ara mau anak-anak saja". Pertanyaanmu begitu sulit untuk dijawab nak, mengingat usiamu yang begitu muda dan pe
Enormous World in My Mind