Skip to main content

Dear Emma


Butuh sehari untuk menuliskan balasan tulisanmu di blog tentang membaca yang kamu upload recently (http://mollyinblue.blogspot.com/2014/06/dwi-pernahkah-engkau-berpikir-that.html?m=1). Saya butuh memikirkan apakah saya pernah berpikir bahwa fairytale adalah bacaan yg tidak cocok di usia yang kamu bahasakan sudah tua (saya nda sepakat diaeut tua soalnya. Sebagian hati saya tetap meyakini bahwa saya adalah perempuan muda yang masih sah-sah saja bergaya anak muda sekalipun punya satu anak). Mungkin kita perlu menyamakan definisi fairytale. Buat saya fairytale adalah kisah tentang dongeng putri, kerajaan, peri, tongkat ajaib, sihir, dan kuda poni serta makhluk-mahkluk ajaib yang bisa berbicara. Fairytale juga kadang sering diartikan kisah-kisah romantis tentang cinta yang butuh perjuangan yang kemudian berakhir bahagia. 

Hmmm....saya pencinta Fairytale. Kepala saya dipenuhi khayalan-khayalan tentang kisah-kisah ajaib dan tongkat sihir. Juga kadang imajinasi garing tentang pertemuan tak terduga di sebuah perempatan jalan ala serendipity. Semuanya masuk dalam kategori fairytale. Membaca pun demikian. Saya tidak pernah merasa cukup tua untuk membaca kisah-kisah dongeng yang akhir kisahnya bisa ditebak. Mungkin karena alasan saya menolak disebut tua. Hahahaaha. Ada jiwa kanak-kanak yang kurasakan hadirnya di diri saya yang menyukai membaca fairytale, yang setelah membacanya membuat saya bahagia. Bahagia yang tetap sama ketika pertama kali mama saya membelikan majalah bobo pertamaku dan membaca semua isinya hingga ke iklan-iklannya. 

Namun, kadang ada saat ketika saya memilih buku saya menganggap bahwa buku-buku tertentu tidak lagi cocok buat saya. Misalnya chicklit atau teenlit atau metropop. Tapi juga tidak membuat saya anti untuk membacanya. Ada beberapa alasan yang kadang membuat saya tertarik membacanya. Cerita yang bagus, saya butuh bacaan ringan, atau saya sedang belajar menulis. Menurutku, bacaan ringan sekalipun susah dituliskannya. Maka saya selalu salut pada penulis-penulis yang telah menerbitkan buku. 

Saya hanya menyerah pada buku-buku yang tidak menarik buat saya. Buku-buku yang hingga pada halaman kesekian tidak mampu membuatmu meneruskan hingga halaman terakhir. Karenanya, selera bukuku cukup gado-gado. Bahkan kadang saya sering lost in translation  jika orang-orang membicarakan sebuah karya dari penulis tertentu yang kadang saya tidak tahu sama sekali padahal buku tersebut cukup terkenal. 

Saya memaksa diri saya membaca. Jika kamu memang jarang membaca, saya yakin alasannya adalah karena kamu sibuk. Itu saja. Bukan karena kamu sedang tidak suka sama buku. Rutinitas kantor kadang menjauhkanmu dari kesenangan sederhana seperti membaca buku. I have been there done that. Kantor menyita semua waktu yang kita miliki, yang tersisa hanyalah kelelahan yang harus dibayar ketika pulang rumah dengan tidur. Dan kembali terbangun esok harinya dan melakukan ritual yang sama. Dulu saya harus mencuri waktu untuk membaca Last Symbolnya Dan Brown di kantor. Dengan pandangan orang-orang yang menganggap saya geek. Hahahahaha. I cant help myself. Sekalipun rasanya seperti alien karena tidak bisa menemukan orang yang memiliki ketertarikan yang sama akan buku di tempat kerja. Beda waktu kuliah, membaca buku membuat kita memiliki banyak bahan diskusi dengan teman-teman. Karenanya saya selalu rindu dengan kalian, karena kalian mampu membuat saya kembali ke suasana kuliah. Anggaplah saya nda bisa move on. Ya, ngapain juga harus move on kalo saya nyaman dengan itu. 

Nah, mungkin kamu hanya jenuh akan buku. Karena jika kamu masih tertarik membaca fairytale, baca saja. Tak masalah dengan bilangan usia yang tak lagi memiliki angka satu di depannya. Seperti saya yang masih menyenangi membaca majalah bobo dan kumpulan dongeng dari pustaka ola. 

Anyway, stik udangnya enak saya memakannya sambil menulis ini. Dan buku yang kamu kasih berjejer bersama LOTR dan Paulo Coelhoku. Kilap plastiknya begitu menggairahkan. Saya berada dalam pilihan yang sulit, membuka dan membaca kemudian  meninggalkannya di Bengo, atau menyimpannya sampai saya ke Bogor dan menjadikannya koleksi pertama perpustakaan saya. Help me out from this situation. lol. (*)

Bone, 11 Juni 2014

Comments

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Mencintaimu

Aku terbangun pagi ini. Masih begitu pagi. Aku menghimpun jiwaku. Aku mengumpulkan cinta di hatiku. Kutemukan begitu banyak cinta untukmu. Aku mencintaimu.aku mencintaimu.aku mencintaimu. Bahagia bisa memilikimu. Bahagia bisa menjadi tempat kembali saat kau butuh. Bahagia bisa menjadi rumah yang hangat untukmu. Aku menemukan ceceran cerita dalam lembar-lembar catatan harianku. Yang lain dating dan pergi. Tapi dirimu selalu ada. Selalu menemani. Tempatku menangis. Tempatku merajuk. Dan tempatku bermanja dan berbagi bahagia. Aku telah membangun rumah dihatimu. Kesana lah aku pulang. Tiga hari ini kurasakan bahwa kita telah menjadi sebuah ikatan yang menyatu. Tiap tindakan haruslah berdasarkan pertimbangamu. Aku harus belajar mengalah dan tak egois. Mendengarkan penilaianmu dan tak egois ketika kita tak bersepakat. Sayap kita adalah telah menyatu. Dan kita akan terbang bersama. Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu….Sangat. Hei, pagi ini aku mendengar Air Supply. Semua laguny

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem