Skip to main content

Urus Paspor, Kupikir Jadi Lebih Baik. Nyatanya...

Saya kembali harus berkutat dengan pengurusan paspor di kantor Imigrasi klas 1 Makassar. Kali ini paspornya Ara. Bayi kecil yang belum cukup setahun itu belum juga punya KTP tau-taunya sudah harus mengurus paspor.

Mengurus paspor untuk anak dibawah 17 tahun tak ada bedanya dengan orang dewasa. Kartu keluarga, akte lahir, ditambah surat pernyataan dari orang tua dan KTP orang tua. Surat pernyataan biasanya diperoleh saat mengambil formulir pengajuan paspor. Sebenarnya untuk formulir tidak dikenakan tarif. Tapi entah kenapa di imigrasi makassar satu lembar formulir dikenakan harga 20.000 rupiah (formulir,sampul paspor, dan Map). Sedangkan jika ditambah surat pernyataan maka totalnya 28.000 rupiah.

Awalnya estimasi waktu pengurusan kupikir akan cepat. Namun ketika memasukkan berkas, KTPku tidak sesuai dengan alamat di Kartu keluarga. KTPku masih KTP bone sedangkan kartu keluarga beralamat Baubau. Jadilah menunggu resi KTP dari Baubau. Mengurus paspor tidaklah seperti mengurus KTP dimana harus sesuai di daerah alamat KTP. Paspor dapat dibuat di daerah mana saja meski berasal dari daerah lain. Seperti alamat kartu keluarga saya yang notabenenya adalah Baubau, saya tetap bisa mengurus di imigrasi Makassar. Tak harus mengurus di Kendari.

Nah, setelah menerima kiriman resi KTP dari Baubau maka saya pun mengajukan formulir kembali. Senin siang beberapa menit sebelum istirahat siang selesai. Oh iya, ada yang berubah di kantor imigrasi Makassar dibanding dua tahun lalu ketika saya mengurus pasporku sendiri. Dulu tak ada sistem antrian. Siapa yang kassa' (cepat dalam bahasa makassar) maka ia dilayani duluan. Tepat pukul 1 siang saya mendapat nomor antrian 46 untuk pengajuan paspor. Dan saat itu pula dipanggil ke loket. Berkas formulir diterima dengan resi KTP dari Baubau. Petugas memberi saya tanda bukti untuk foto pada hari kamis berikutnya dengan jadwal foto pukul 08.00-12.00.

Kamis sebenarnya terlalu lama untuk paspor yang sudah sangat dibutuhkan. Awalnya saya ingin melalui jalur short cut alias calo. Ternyata tarifnya sangat mahal. 750ribu jika datang hari ini,foto hari ini,ambil hari ini. 650ribu jika diambil besok. 550ribu jika diambil lusa. Padahal harga normal pembuatan paspor adalah 255ribu dalam jangka waktu 8 hari kerja. Tertempel dengan jelas di loket pembayaran dengan catatan kecil harap menyiapkan uang pas. Maka saya pun memilih untuk jalur biasa saja. Saya pikir saya cukup tabah dengan harga normal dan waktu yang lama. (Supaya ketika saya menuliskan ini saya tidak ada beban moral untuk menulis kejelekan pelayanannya:D). 

Saat hari pemotretan pagi-pagi saya dan Ara sudah mangkal di imigrasi. 08.15. Para pegawai imigrasi masih datang satu-satu. Sedangkan orang-orang yang akan mengurus paspor mulai berdatangan satu demi satu. 30 menit kemudian loket untuk penyetoran bukti penerimaan formulir. Sistem yang terjadi adalah siapa yang paling atas kertasnya maka dia yang paling pertama dipanggil. Untungnya kertasku ada ditumpukan dua dari atas, sehingga ketika formulir dikembalikan untuk antri nomor pembayaran saya dapat nomor dua. Hehehehe. 

Hari kedua diimigrasi berjalan lancar. Pagi-pagi, suasana masih fresh dari rumah. Kantor imigrasi masih kerasa ACnya karena belum disesaki orang. Nomor antrianku dipanggil ke loket pembayaran. Diberi kuitansi Rp.255.000 dengan rincian yang sesuai. Ya, inilah yang berubah dari imigrasi Makassar. Sistem antrian berjalan. Proses pembayaran dilakukan di loket pembayaran sebelum masuk diruang foto dan wawancara. Dua tahun lalu saya datang pagi-pagi berharap dilayani pagi-pagi. Nyatanya saya dipanggil foto jam 11 siang. Pembayaran dilakukan diruang foto. Tak ada harga yang jelas untuk dibayarkan. Tak ada kertas pemberitahuan harga. Sang pewawancara hanya mengatakan nominal yang perlu dibayarkan tanpa diberi kuitansi. Dua tahun lalu saya membayar 300ribu rupiah untuk paspor dan tidak diberi kuitansi. 

Sekarang, rincian yang dibayarkan jelas tertera di kuitansi. Setelah bayar sisa menunggu panggilan foto. Tak cukup 30 menit. Petugas wawancaranya hanya bertanya mau kemana? Saya menjawab "Amerika".setelah itu tak ada babibu. Ara foto, tanpa perlu tanda tangan dan sidik jari. Dia belum perlu melakukannya. Dan sudah itu selesai. Diberi resi untuk datang ambil 4 hari kerja kemudian (sesuai ketentuan yang berlaku) pada pukul 2 siang.

Sampai hari kedua ngurus di imigrasi saya cukup puas.
Sayangnya mungkin karena kepuasan yang kudapat pada hari pertama kedua maka saya pun berekspetasi untuk hari pengambilan paspor. Saat pengambilan paspor bersamaan dengan itu saya memasukkan formulir paspornya milik kakak saya. Saya datang agak siang karena jam pengambilan paspor adalah pukul 2. Kantor imigrasi penuh sesak. Ibu-ibu dan bapak-bapak yang sepertinya mengurus untuk ke tanah suci entah untuk berhaji atau umroh. AC tidak lagi kerasa. Gerah. Tak ada tempat duduk. Nomor antrian pengajuan formulir yang saya dapat adalah nomor 48. Sedangkan yang tertera di layar adalah nomor 45. Saya menunggu. Lagian untuk mengambil paspor masih belum buka loketnya. Pukul 14.15 , petugas imigrasi sudah ada duduk dibalik meja pengambilan paspor. Meski masih ada palang istirahat disana. Ketika ia membukanya maka orang-orang yang mau mengambil paspor langsung ke loket itu tanpa perlu ngantri. Loket pengajuan didatangi bapak yang saya tau baru datang dan baru akan mengajukan formulir. Kupikir nomor antriannya pasti dibelakang saya. 

Tau-taunya dia dilayani lebih dulu. Berkasnya diterima dan berbicara agak lama dengan petugas loket. Saya pun mengerti bapak ini menempuh jalur short cut. Saya masih bersabar. Meski nomor antrian pengajuan formulir tidak bergerak-gerak. Cukup lama saya memperhatikan aktivitas pegawai loket. Lot pekerjaannya tidak banyak. Hanya saja mereka melayani orang-orang yang membayar lebih. Bahkan terang-terang menyodorkan uang untuk diuruskan.

Saya masih menunggu. Hampir sejam baru nama Ara dipanggil untuk ambil paspor. Saya pun mengambil paspornya Ara dan mendatangi bapak di loket pengajuan formulir. Saya bertanya kenapa nda berubah-ubah nomor antriannya. Katanya sudah tutup. Saya pun komplain. Kalo tutup mengapa dikasi nomor antrian. Bapak itu segera meminta formulir saya. Dan tak cukup lima menit ia memberi saya bukti penerimaan dan tanggal untuk foto. 

Wah, kupikir kantor imigrasi makassar sudah lebih baik, nyatanya ekspetasiku masih ketinggian. Praktek percaloan masih dan akan selalu ada. Pelayanan yang masih setengah-setengah. Pegawai yang tidak begitu ramah. Saya selalu berharap pelayanan di kantor-kantor pemerintahan senyaman seperti di bank-bank swasta. Tersenyum, memberikan limit waktu pelayanan agar antrian tidak memanjang. Tetap ada loket yang buka meski waktu istirahat. Ya...semoga bisa lebih baik lagi.(*)

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Comments

  1. selanjutnya visa. sukses kak dwi :)

    ReplyDelete
  2. Informasi yang sangat bermanfaat. Twrima kasih.. salam kenal

    ReplyDelete
  3. Betulll....sama halnya dgn kantor imigrasi alauddin Makassar, petugas perempuan dan laki2 di loket pengambilan paspor sangat tdk ramah.hari ini jadwal mengambil paspor, menunggu dr jam 9 pagi antrian utk ambil paspor baru di bagi jam 10.00 dan sy dpt antrian no.15 sy pun antri, tp duduk 1 jam antri sy belum dipanggil jg tapiiiii no.antrian yg 30an keatas sdh dilayani, Sy pun bertanya ke petugas perempuan itu jwbnya "sabarki bu lg di cari" okeeee sy tunggu lg eeeh malah no.antrian yg belakangan yg dilayani, Sy tanya lg ke petugas perempuan itu yg sgt tdk ramah dan sepertinya agak mengacuhkan sy, jwbnya " tunggu meki paspornya lg di cetak" hellooww bgm bisa dlm waktu yg tdk lama jawabannya itu petugas berbeda (jelas skali kalo sy mndpt perlakuan yg tdk menyenangkan). Jadi sy pikir kalo tdk bisa memberikan layanan pengambilan paspor sesuai no.antrian, tabeee jgn meki kasi orang no.antrian. Sy sgt kecewa dgn kedua petugas di loket pengambilan paspor di kantor imigrasi alauddin Makassar.

    ReplyDelete
  4. Betulll....sama halnya dgn kantor imigrasi alauddin Makassar, petugas perempuan dan laki2 di loket pengambilan paspor sangat tdk ramah.hari ini jadwal mengambil paspor, menunggu dr jam 9 pagi antrian utk ambil paspor baru di bagi jam 10.00 dan sy dpt antrian no.15 sy pun antri, tp duduk 1 jam antri sy belum dipanggil jg tapiiiii no.antrian yg 30an keatas sdh dilayani, Sy pun bertanya ke petugas perempuan itu jwbnya "sabarki bu lg di cari" okeeee sy tunggu lg eeeh malah no.antrian yg belakangan yg dilayani, Sy tanya lg ke petugas perempuan itu yg sgt tdk ramah dan sepertinya agak mengacuhkan sy, jwbnya " tunggu meki paspornya lg di cetak" hellooww bgm bisa dlm waktu yg tdk lama jawabannya itu petugas berbeda (jelas skali kalo sy mndpt perlakuan yg tdk menyenangkan). Jadi sy pikir kalo tdk bisa memberikan layanan pengambilan paspor sesuai no.antrian, tabeee jgn meki kasi orang no.antrian. Sy sgt kecewa dgn kedua petugas di loket pengambilan paspor di kantor imigrasi alauddin Makassar.

    ReplyDelete
  5. Betulll....sama halnya dgn kantor imigrasi alauddin Makassar, petugas perempuan dan laki2 di loket pengambilan paspor sangat tdk ramah.hari ini jadwal mengambil paspor, menunggu dr jam 9 pagi antrian utk ambil paspor baru di bagi jam 10.00 dan sy dpt antrian no.15 sy pun antri, tp duduk 1 jam antri sy belum dipanggil jg tapiiiii no.antrian yg 30an keatas sdh dilayani, Sy pun bertanya ke petugas perempuan itu jwbnya "sabarki bu lg di cari" okeeee sy tunggu lg eeeh malah no.antrian yg belakangan yg dilayani, Sy tanya lg ke petugas perempuan itu yg sgt tdk ramah dan sepertinya agak mengacuhkan sy, jwbnya " tunggu meki paspornya lg di cetak" hellooww bgm bisa dlm waktu yg tdk lama jawabannya itu petugas berbeda (jelas skali kalo sy mndpt perlakuan yg tdk menyenangkan). Jadi sy pikir kalo tdk bisa memberikan layanan pengambilan paspor sesuai no.antrian, tabeee jgn meki kasi orang no.antrian. Sy sgt kecewa dgn kedua petugas di loket pengambilan paspor di kantor imigrasi alauddin Makassar.

    ReplyDelete
  6. Betulll....sama halnya dgn kantor imigrasi alauddin Makassar, petugas perempuan dan laki2 di loket pengambilan paspor sangat tdk ramah.hari ini jadwal mengambil paspor, menunggu dr jam 9 pagi antrian utk ambil paspor baru di bagi jam 10.00 dan sy dpt antrian no.15 sy pun antri, tp duduk 1 jam antri sy belum dipanggil jg tapiiiii no.antrian yg 30an keatas sdh dilayani, Sy pun bertanya ke petugas perempuan itu jwbnya "sabarki bu lg di cari" okeeee sy tunggu lg eeeh malah no.antrian yg belakangan yg dilayani, Sy tanya lg ke petugas perempuan itu yg sgt tdk ramah dan sepertinya agak mengacuhkan sy, jwbnya " tunggu meki paspornya lg di cetak" hellooww bgm bisa dlm waktu yg tdk lama jawabannya itu petugas berbeda (jelas skali kalo sy mndpt perlakuan yg tdk menyenangkan). Jadi sy pikir kalo tdk bisa memberikan layanan pengambilan paspor sesuai no.antrian, tabeee jgn meki kasi orang no.antrian. Sy sgt kecewa dgn kedua petugas di loket pengambilan paspor di kantor imigrasi alauddin Makassar.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Membaca Loversus

Kata K Zulham, teman sekantorku Chicklit itu oportunis. Chicklit adalah genre novel remaja yang menceritakan persoalan anak sekolahan dan percintaan. Tapi yang menyenangkan adalah bagaimana kau membaca dan menemukan apa yang ingin kau baca. Bagaimana kamu tersenyum bahagia di ending sebuah buku. Dan ribuan diksi baru menghingapi otak dan pikiranmu karena penyajiannya. Tak peduli jenis bacaan apa pun ia. Tak peduli ia adalah kumpulan cerpen, dongeng sebelum tidur, bacaan remaja,Chicklit, Teenlit atau novel berat yang terlalu ngejelimet. Aku mengikat kesan itu setelah menuntaskan 216 halaman buku Farah Hidayati. Loversus . Sebuah chicklit yang berfokus pada cerita tentang persahabatan dua siswa SMA yang berawal dari adegan pencarian sepatu hingga pencarian TKI dalam geografis Macau dan London. Pada awalnya saya menganggap buku Loversus ini sama dengan chicklit-chicklit yang pada umumnya hanya sekedar berdialog dan tidak memiliki kedalaman cerita. Namun aku harus mengubah pendapatku di ...