Tiba-tiba saja ujung hariku yang begitu indah terkoyak karena sebuah egoisitas yang kukira bisa kutaklukkan. Aku berpikir aku sanggup mengatasinya. Aku menyangaka aku sanggup mengarahkannya.
Namun yang kutemui semua berbalik arah dan menikamku Ternyata aku tak tahu aturannya. Aku tak punya navigasi untuk berjalan ke arah mana. Semua tiba-tiba menyakiti diriku akibat ulahku sendiri. Aku pikir ini sama seperti biasa. sama seperti jika aku bersama orang lain dan komunitas yang lain. Tapi ternyata, semua telah berubah.
This world use a different rules.
I couldn't change it. And i don't have chance to change it.
Namun yang kutemui semua berbalik arah dan menikamku Ternyata aku tak tahu aturannya. Aku tak punya navigasi untuk berjalan ke arah mana. Semua tiba-tiba menyakiti diriku akibat ulahku sendiri. Aku pikir ini sama seperti biasa. sama seperti jika aku bersama orang lain dan komunitas yang lain. Tapi ternyata, semua telah berubah.
This world use a different rules.
I couldn't change it. And i don't have chance to change it.
Semua kecewa padaku. Tak ada lagi yang mau mendengarku. Tak ada lagi yang mau dengan sabar menemani dan mengantarku.
Ya...semua telah berubah. Aku terlambat tuk menyadarinya. Pada akhirnya hanya aku yang tersakiti. Berurai air mata di sini tanpa orang-orang yang kadang kau sebut dengan bermacam-macam nama (pacar, teman, sahabat, odo-odo') yang menemani.
Aku tiba di titik kesendirianku hingga alam bawah sadarku berpikir untuk mengakhiri detak nadi di bawah kulitku. Tapi aku masih harus menyelesaikan banyak hal. Masih banyak.
Mungkin minta maaf salah satunya.....
dan mengucapkan selamat tinggal tentu saja.....
ReplyDelete