Skip to main content

untukmu

Untuk mu, seseorang yang menggugah setiap rasa dan imaji.....

Kau hadir dalam tiap detikku, bermain dengan banyak fantasi di benakku

Kau yang selalu mengisi tiap kekosongan jiwa...

Melafalkan namamu seperti terapi kala sendiriku

Pernahkah kau tahu hati ini...

Kau selalu merasa bahwa rasa ini hanya main-main

Kenapa tak menebak sendiri,

Kenapa tak kau temukan jawab itu dihatimu

Membiarkan tangan itu menggenggam jari ini

Membiarkan lengan itu merangkul bahu ini, apa itu tak cukup

Membiarkan setiap rasa menari-nari dalam warnanya sendiri

Aku terlalu lelah...mungkin aku yang salah

Mungkin ada baiknya, kita banyak-banyak berdiam diri

Merenungkan kembali tentang semua ini

Apa betul tak ada yang salah selama ini

Mungkin ada hal yang tak ku mengerti

Setiap kata yang keluarkan hari ini menusuk tajam hingga ke jantung

Sakit sekali rasanya...aku seperti perempuan semua orang

Aku sudah merasa sangat rendah...

Harus menuruti setiap hal... tersakiti lagi untuk kesekian kalinya

Kenapa hanya kau yang selalu mendatangkan rasa ini

Selalu membuat mata ini berair...sakit sekali rasanya

Seperti tertikam, dan kau masih belum mengerti

bahwa aku tak ingin mengakuinya...

tidak pernah...karena ia tak untuk dikatakan

Ia hanya untuk dirasakan...

Maaf tak bisa menemui lagi, semua kaset itu akan kembali

Tapi takkan ada lagi sua...ya...sudah saatnya mengakhiri segalanya

Tapi kan kubiarkan semua ini terekam rapi di otakku

Bahwa kau pernah ada dan mengisi banyak ceria dan tangis dalam sejarahku

(Buat seseorang yang selalu membuatku perih ketika mencinta

Ketika kita memulai belajar menyulam rasa tentang cinta

Kali pertama kita bertengkar dan aku tersakiti)

Comments

Popular posts from this blog

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Membaca Loversus

Kata K Zulham, teman sekantorku Chicklit itu oportunis. Chicklit adalah genre novel remaja yang menceritakan persoalan anak sekolahan dan percintaan. Tapi yang menyenangkan adalah bagaimana kau membaca dan menemukan apa yang ingin kau baca. Bagaimana kamu tersenyum bahagia di ending sebuah buku. Dan ribuan diksi baru menghingapi otak dan pikiranmu karena penyajiannya. Tak peduli jenis bacaan apa pun ia. Tak peduli ia adalah kumpulan cerpen, dongeng sebelum tidur, bacaan remaja,Chicklit, Teenlit atau novel berat yang terlalu ngejelimet. Aku mengikat kesan itu setelah menuntaskan 216 halaman buku Farah Hidayati. Loversus . Sebuah chicklit yang berfokus pada cerita tentang persahabatan dua siswa SMA yang berawal dari adegan pencarian sepatu hingga pencarian TKI dalam geografis Macau dan London. Pada awalnya saya menganggap buku Loversus ini sama dengan chicklit-chicklit yang pada umumnya hanya sekedar berdialog dan tidak memiliki kedalaman cerita. Namun aku harus mengubah pendapatku di ...