Skip to main content

seperti matahari

langit sore ini keperakan. matahari harus berjuang untuk memancarkan sinarnya meski awan tebal menyelimuti bumi hari ini.

mungkin aku harus berjuang seperti matahari. berusaha untuk terus bersinar meski begitu banyak awan tebal di hadapanku.

"kita harus merasa sedih dulu, untuk bisa menikmati bahagia. agar dunia lebih indah".

ya...agar dunia lebih indah....tapi, aku telah begitu lelah. kuliah semester 5 rasanya begitu berat. terlalu banyak tugas dan kewajiban yang menuntut untuk diselesaikan. menyerah...mungkin adalah suatu pilihan. tapi, akan sangat pengecut buatku. takkan lagi aku mampu untuk meneggakkan leher dan menantang tatapan-tatapan tajam itu.

aku butuh sedikit ruang untuk diriku sendiri. duduk dan menikamati hangatnya matahari di tepi danau. atau betul-betul merasai sejuknya pagi yang tak selalu mampu aku sapa dengan senyum.

aku lelah dan butuh sebuah tempat untuk bersandar. sebuah sudut hati yang mampu menenangkan tiap jiwa yang bergejolak. aku punya sudut hati itu. tapi ia tak di sini. dan aku tak ining memanggilnya pulang. biarkan ia tetap ada di sana. aku tak ingin membebaninya dengan begitu banyak air mata cengengku.

ia sudah terlalu banyak merasai sedih. ia pernah bilang "apa tujuanku pulang ke sini. semua begitu membenci. tak ada lagi yang betul-betul menjadi kawan. semua hanya mampu menanyakan, menyakiti, dan tak memberi jalan keluar."

aku masih ingat saat ia mengatakannya. aku merasa begitu bersalah. aku selalu merengek memintanya pulang. memintanya untuk menemani tiap manjaku tanpa pernah berusaha memahaminya.

karena itu aku takkan merengek lagi meminta pulang. aku tak ingin membebaninya lagi dengan begitu banyak cengengku. "aku takkan mintamu pulang".
berbetah-betahlah di sana. karena di sana adalah tempatmu yang sebenarnya. anak rawa pernah berkata padaku "seseorang harus pergi untuk merasai kepulangan". dan seperti itulah kau adanya.

dan aku di sini dengan bertumpuk tugas dan kewajibanku. berusaha untuk tetap bertahan dan melangkah meski dengan kaki terseret. tubuh lelah, dan hati yang berusaha tegar.

Comments

  1. Anonymous11/29/2006

    hanya inikah saja saat ini ruangku untuk menyapamu wi?
    entah kenapa aku merasa tetap harus peduli padamu,berkali2 mc km,tidak eprnah dapay balasan. Telp pun terbatas. tapi entah kenapa aku selalu mencari ruang2 yang tersisa untuk menyapamu. semakin sepi saja blog-mu. tapi tetap harus kamu upload ya,karena sepertinya memang hanya inilah ruang untukku menyapamu.
    ingin rasanya membuat waktu berhenti, dan me-rewind ke 4 atau 5 purnama yang lalu, saat kita bertemu sesaat dalam balutan hangatnya matahari, bersama mengangankan sunset, menikmati lembut pasir bergulung debur ombak. entah kapan saat itu dapat terulang. hati selalu miris mendengar setiap celoteh hatimu di blog ini. entah apa kamu selalu membaca pesan2ku ini. saat aku mengisi coment ini, comment-mu masih 0,tapi aku tidak ingin jadi satu2nya orang yg peduli. aku tahu bukan kepedulianku yg kamu inginkan. aku ingin menggugah pedulinya dia yg kamu harapkan. seandainya peduli itu bisa kamu menerimaya dariku, akan kuberikan saat ini juga wi. teruslah berjuang, keep struggle katamu dulu kan? entah sejumput pesan ini apa bisa membantu menenangkanmu sesaat, semoga. aku tidak pernah malu untuk selalu mengatakan rindu padamu wi,aku ingin saat kamu sudah membaca ini,mc aku wi. ruang di hati yang sudah kamu buat, takkan pernah hilang, walalu bukan ruang utama, namun ruang itu benar2 hanya untukmu, takkan pernah kuhapus kenangan2 yg ada di dalamnya. bukan maksud hati untuk melankolis seperti ini, tapi inilah aku apa adanya. mungkin teras imajimu ini memang bukan untukku, mungkin aku memang lancang, tapi biarlah...
    terima kasih untuk berpotong2 kisah yang kita ukir.

    -yang berbagimu sepotong kisah-

    ReplyDelete
  2. wuih.... bukan mo ganggu nih, tapi apakah kau tidak melihatku???

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan ...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...

Jinx ( Kutukan Sial)

Judul : Jinx ( Kutukan Sial)  Pengarang : Meg Cabot Genre : Teenlit Harga : Rp. 42.000 Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Jinx eh Jean pindah dari Iowa ke New York City untuk lepas dari masalah yang disebabkan olehnya. Karena itulah ia dijuluki Jinx, si sial. Kemanapun ia pergi selalu saja ada hal ceroboh yang ditimbulkannya. Di New York City hidupnya pun tidak berjalan mulus. Ia bertemu dengan sepupunya Tory yang telah berubah menjadi anak gaul, populer, dan membuat genk yang mempercayai bahwa mereka adalah keturunan penyihir.  Keduanya bersekolah di sekolah elit Chapman School. Tidak mudah bagi Jinx yang berasal dari country ( pedesaan) yang juga anak pendeta untuk berbaur dengan anak-anak SMA New York City yang berarlojikan Gucci, Rolex, berdompetkan Prada, atau bersepatukan Ferrogamo.  Kedua bersepupu ini pun harus bersaing menarik perhatian Zach. Boy next door yang jatuh cinta pada Au pair mereka. Sanggupkah mereka bersaing? Apakah mereka benar-benar keturunan penyihi...