Skip to main content

Pesta Bintang Bareng HAAJ

Meneropong Bulan Di Athens, OH

Sejak saya kanak-kanak dan keluar rumah pada malam hari menemukan jutaan bintang yang sangat banyak bertaburan di langit. Sesekali saya suka mengarahkan cahaya senter besi milik bapak saya ke langit malam berharap cahayanya akan sampai ke bintang-bintang. Saya selalu bertanya mengapa cahaya senter kemudian hilang saat bertemu langit malam.  Saya pun membayangkan begitu menyenangkannya melihat benda-benda langit  itu dengan teleskop. Pernah ada masa saya memasukkan teropong bintang dalam keranjang mimpi untuk dimiliki. Mengintip bulan dari beranda rumah. Pernah bercita-cita mengambil jurusan astronomi saat kuliah. Pada kelas enam SD saya begitu antusias menunggu pelajaran IPA tentang Rasi Bintang. Sayangnya, saya  harus menelan kekecewaan saat guru kelas melewati Bab Rasi Bintang dan tidak menjelaskannya sama sekali.

Kemudian mimpi-mimpi itu terkubur dan hanya sekadar kenangan masa kecil. Meneropong bintang merupakan laku yang begitu romantis menurut saya.Sekali pernah mengajak Ara melakukan peneropongan Bulan di Athens Public Library waktu dia sebesar Anna. Saya ingin merefresh ingatannya dan juga mengenalkan pada adiknya. Karena alasan-alasan inilah saya begitu antusias mengajak Ara dan Anna untuk mengikuti Star Party yang diadakan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ). Karena bertempat di Bogor saya menilai akan lebih gampang untuk pulang dan pergi.  Selain itu boleh mendirikan tenda untuk bemalam di sana. Waahh…bisa sekalian camping nih, pikirku.

Star Party adalah Agenda Tahunan HAAJ

Meneropong bintang sambil berkemah adalah dua kegiatan outdoor yang asyik untuk diperkenalkan ke anak-anak. Sekalipun kegiatan tersebut dipisah, masing-masing tetap menimbulkan semangat bertualang.

Saya pun mendaftarkan diri saya dan Ara. Hanya perlu membayar 75ribu perorang. Anna masih gratis. Kami mendapat goodie bag berupa poster gerhana bulan serta kalender Bintang dan Bulan. Seru juga mempelajari penanggalan bulan dan bintang-bintang yang akan terbit berdasarkan siklus rotasi Bumi.
Kalender Bulan dan Bintang

Kami tiba di SMA  Bina Bangsa Sejahtera jam 7.30 malam. Acara baru dimulai. Perkenalan  tentang HAAJ dan pembagian kelompok memakan waktu  dua jam. Ara dan Anna tampak menikmati meskipun acaranya cukup monoton untuk anak-anak. Anna yang ga bisa diam lebih suka ngekor kemanapun bapaknya pergi. Untunglah Suami ikut, meskipun dia ga daftar jadi peserta. Jam 9 lewat grup dibagi menjadi 10 kelompok untuk melakukan peneropongan.

Berbagai macam teleskop yang dipakai

Berharapnya sih pas udah keluar ruangan udah bisa langsung ngintip bulan atau bintang. Sayangnya, untuk mempelajari astronomi terlebih dahulu mempelajari tools yang ada. Dan peserta pun harus mengenali teleskop dan mempelajari cara pemasangannya. Ini cukup memakan waktu lama. Ara udah komentar “Can we skip this part?”,untungnya ga kedengeran dengan panitia. Terus terang bagian pengenalan teleskop dan pemasangannya ini sangat membosankan. Saya paham bahwa pengenalan teleskop penting, tapi untuk sebuah hajatan star party rasanya menjelaskan tentang teleskop sampai begitu detail itu sangat memakan waktu. Ekspetasi peserta seperti saya adalah mengamati benda langit. Waktu yang dibutuhkan untuk menjelaskan teleskop dan merakitnya membuat pergerakan bulan semakin jauh pada posisi yang layak untuk diamati.

Pengamatan berkelompok

Pengenalan teleskop yang detail hendaknya diberikan saja pada pendidikan dasar untuk camp Astronomi. Untuk  acara pengamatan bintang seperti ini yang banyak dihadiri orang dari luar dan juga dihadiri cukup banyak anak-anak, hendaknya panitia bisa lebih menekankan pada acara pengamatan benda langit. Jikalau butuh menjelaskan tentang teleskop cukup gambaran besarnya saja.





Karena kelamaan menunggu teleskop dirakit, pengamatan Bulan dimulai pukul setengah sebelas malam. Untungnya  ada beberapa teleskop yang dipasang oleh sponsor dan membuat beberapa peserta (termasuk saya dan keluarga) bisa mengintip bulan lebih cepat). Untungnya juga view bulan pas pengamatan awal tampak sempurna di teleskop. Kelompok kami selesai memasang teleskop sejam kemudian dan berhasil melihat pemandang sepotong bulan di lensa teleskop. Meski menunggu lama tapi cukuplah mengobati penantian yang panjang. Makin malam sebenarnya pengamatan makin menyenangkan. Namun sayangnya  Anna sepertinya belum siap untuk tidur beralaskan tikar dan bareng banyak orang. Lagian dia juga masih nenen. Mau masang tenda yang saya bawa kayak tetap ga nyaman juga karena ga punya matras.

Suami ngajakin pulang. Saya ngikut meski sebenarnya pengen banget mencoba buat nginap. Mungkin kali lainlah diagendakan camping khusus yang jadwalnya cuma pindah bobo aja. Biar ga terlalu capek. Kalo dibarengin dengan meneropong bintang sepertinya level petualangan agak berat buat Anna.

Saran HAAJ dari saya sebagai emak-emak yang punya anak dua dan pengen mengenalkan astronomi ke anak-anak sebaiknya diadakan acara Star Camp khusus untuk anak-anak. Lengkap dengan penyediaan tenda dan tempat tidurnya. Bayar sedikit agak mahal ga papa sih. Biar dapat peneropongannya dapat campingnya juga. Kalo bisa sekalian disediakan sebagai alternatif liburan untuk keluarga. 

Sayang juga sih ga sempat ikut peneropongan matahari. Padahal  pas peneropongan matahari baru asyik buat swafoto dn pajang di Medsos. Hahahaha.

Bogor, 18 July 2019


Comments

Popular posts from this blog

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

tentang buku

"...u can buy many book,but u can't buy a knowledge" 081383118xxx pesan itu sampai ke ponselku beberapa saat setelah aku mengeluh pada seseorang tentang buku "detik-detik menentukan" BJ.Habibie yang tak berhasil aku peroleh dari peluncuran bukunya di hotel clarion hari ini. iya mungkin benar...aku terlalu mengharapkan buku yang ditulis mantan presiden ketiga ini.padahal ku punya begitu banyak buku yang bertumpuk di kamar. Belum pernah aku jamah sedikit pun. aku tak tahu beberapa hari terakhir ini aku begitu jauh dari buku. jauh dari para pengarang-pengarang besar dengan segala masterpiece-nya. akuy begitu malas membaca. malas membuka tiap lembar buku tebal itu dan memplototi huruf-hurufnya yang kecil. "tahu tidak...buku bisa membawa kesuatu tempat tanpa kamu harus bergesr se-inci pun" kata-kata itu selalu keluar jka aku mengeluh sedang malas baca buku... entahlah aku begit malas mengetahui tiap isinya. aku hanya terpesona pada banyak tumpukannya di kam...