Skip to main content

Come Back, Please!!!!


Baru kali ini aku benar-benar merasa kehilangan dirimu. Dua tahun aku berusaha untuk mengikhlaskan kepergianmu. Berusaha menganggap bahwa itu adalah yang terbaik buat dirimu dan diriku. Tapi hari ini ketika aku berada di posisi sebagai seorang anak perempuan aku benar-benar menginginkanmu kembali.

Mengajukan ketidakadilan yang sebenarnya tak boleh aku ajukan. Namun aku benar-benar membutuhkanmu. Aku butuh kalimat-kalimat bijakmu yang serupa oase di padang pasir. Aku butuh keputusan-keputusan taktis dan tepat darimu. Kau adalah perempuan paling tegas yang pernah aku tahu. Perempuan yang selalu tahu akan melangkah kemana. Kau telah melihat lebih jauh bahkan sebelum kejadian itu benar-benar terjadi.

Aku butuh dirimu sekarang. Mengapa aku yang harus kehilanganmu. Mengapa kau tak ada saat aku benar-benar bingung menentukan sikapku. Mengapa kau tak ada sebagai mercusuar ketika aku butuh dirimu sebagai petunjuk jalan pulang. Aku butuh dirimu untuk tempat bersandar. Aku butuh belaian sayangmu yang menguatkanku.

Mengapa kau tak ada saat ini.saat aku betul-betul butuh dirimu untuk membantuku menyusun peta masa depanku. Mengapa hanya aku yang tak memiliki kesempatan untuk bersamamu memutuskan arah hidupku. Mengapa yang lain bisa merasakan itu sedangkan aku tidak. Tak adil rasanya. Akulah yang paling kecil, akulah yang paling muda, belum terlalu dewasa. Mengapa kau harus meninggalkanku dengan jalan terjal yang begitu berkerikil.

Aku selalu berusaha menghindari berharap untuk memutar ulang waktu. Tapi kali ini aku sangat-sangat berharap bisa memutar ulang waktu. Memutar ulang saat kau masih ada disini, disampingku. Aku ingin mendiskusikan banyak hal tentangmu. Sebagai anak, perempuan, istri,ibu dan juga nenek. Aku ingin kau berada diposisi-posisi itu.

Aku benar-benar butuh dirimu saat ini. Aku menangis. Mataku bengkak. Aku tak tahu lagi mau berbuat apa. Ini ulang tahunmu, aku ingin kau terlahir kembali, Ma.

( 06 Juni 2010)

Comments

Popular posts from this blog

Telur Dadar Buatanmu

Aku mencintainya. Ia tahu itu. Ia pernah sekali mengatakan, ia menyayangiku. Sekali itu dan setelahnya tak pernah lagi kudengar. Aku berharap dia mencintaiku meski satu dan lain hal tak mampu membuat kami bersama. Kami seperti dua dunia yang berbeda. Dia adalah bumi dan aku adalah asteroid yang terlontar ke bumi. Untuk sampai ke tanahnya aku harus melewati lapis-lapis angkasa. Sakit dan membakar diri. Terbunuh dan hanya sisa debuku yang berhasil menjejak di bumi. Kami dekat. Lebih dari sekedar teman dekat. Bercerita banyak hal berbagi banyak hal. Saat aku sedih dia yang pertama kukabari. Begitu pula dirinya. Selalu ada upaya untuk kami agar bertemu dan saling bercerita. Bahkan pun jika tak lagi punya cerita kami sekedar bertemu saling berpandangan. Kata tak lagi mewakili kami. Dan biasanya kami ditemani oleh telur dadar. Satu dari sedikit yang sama diantara kami. Kami beda kota. Frekuensi pertemuan kami pun makin sedikit. Sesekali jika sempat kami meluangkan waktu bertemu. Cerita lebi...

it’s done honey

Akhirnya ujian itu aku lalui juga. Selalu ada imaji-imaji tentangnya sebelum aku benar-benar di situasi itu. Dan nyatanya imaji itu 50% tepat, 50% terlalu dibesar-besarkan oleh rasa pesimis yang selalu berada di hati. Lima orang dosen yang menjadi pengujiku. Lima orang yang membuatku tersudut dan merasa begitu kecil di ruang berukuran 3 x 4 m persegi itu. Ruangan sempit dengan AC jadul yang begitu ribut menambah ketegangan. Satu persatu memberi tatapan yang begitu menikam. Senyum tipis sedikit-sedikit tertuju padaku. Yang bagiku seperti seringai yang begitu menakutkan. Mata-mata itu menatapku tajam. Percik-percik api di membara di sudut mata itu. Rasanya begitu kecil, bodoh, dan sangat tolol berada di ruangan itu. Empat orang bertanya dan kesemuanya itu harus aku jawab. Hingga lidahku kelu dan tenggorokanku kering dan gatal. Kujawab dengan semua pengetahuan yang aku punyai saat itu. Kujawab hingga otakku tak lagi sinkron dengan gerak lidahku. Sampai aku tiba pada titik bahwa ku jug...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...