Skip to main content

Kulit Hitam Trinity

Kami dan Trinity

Senyumnya ceria. Potongan rambutnya pendek. Matanya sipit. Dahinya mengkilap. Kulit tubuhnya tampak menggosong. Tubuh gemuknya terbalut oleh kaos oblong berwarna merah bergambar sampul buku terbarunya. Celana selutut dan kakinya memakai sepatu Crocs. Sebuah tas selempang berbentuk selinder tersampir di pundaknya.

Hall gramedia telah disediakan untuknya. Bagian tengah tokoh buku itu disediakan khusus untuknya sore itu. Sepuluh kursi untuk pengunjung ditempatkan berjejer. Dua kursi khusus untuk dirinya dan pemandu acara. Acara belum dimulai. Ia menjauh dari tempat acara. Kea rah rak-rak buku yang berada dibelakang tempat acara. Ia tampak mengutak atik blackberrynya. Mungkin mengupdate status di facebook jika ia sedang berada di acara bedah bukunya.

“ Selamat malam. Senang berada disini. Maaf sedikit gosong. Baru saja tiba dari kepulauan Hoga, di Wakatobi” katanya saat membuka acara. Dia adalah Trinity. Penulis buku Naked Traveler 1 dan 2, serta penulis buku dua hippo tersesat di Byzantium. Ia menjadi salah satu penulis favoritku saat ini. Aku iri pada aktivitas jalan- jalannya dan menulisnya. Dua hal yang sangat aku sukai. Dan beruntungnya ia melakoni itu semua yang juga menjadi pekerjaannya. Wow!!!!!!

Begitu menyenangkan melihatnya secara langsung. Berdiskusi dengannya. Ia sangat low profile. Pembawaan yang apa adanya. Serta sagat humoris. (Aku sedikit penasaran bagaimana jika ia marah-marah seperti di bab terakhir buku keduanya).Aku telah membaca Naked Traveler 1 dan 2. Di buku itu ia selalu menggambarkan bentuk tubuhnya dan bagaimana ia mengalami pengalaman-pengalaman yang lucu, menguntungkan, dan kadang sial.

Penggambaran di buku itu dan benakku sesuai dengan yang aku lihat sore itu. Hanya saja kulitnya sedikit lebih gelap dari foto profil yang ada di akun facebooknya. Ia baru saja habis menyelam di kepulauan Hoga di Wakatobi. Ia memang sangat menyenangi laut, berenang, dan menyelam. Dalam bukunya ia berpesan, Sangat sia-sia jika tinggal di daerah kepulauan dan tak tahu berenang. Ia juga heran orang-orang yang takut berenang karena alasan takut hitam. Aduh, Trinity seperti berbicara langsung padaku. Secara aku kan tidak tahu berenang dan sangat peduli dengan wara kulit. Padahal kalo kulit putih artinya nda pernah keluar rumah dan menjelajah.

Hahahahahaha.Ia kemudian membuat saya tersadar bahwa berenang adalah sebuah skill yang perlu dimiliki dan kulit gelap toh takkan pernah berubah menjadi sangat hitam.
Trinity tetap keukeuh tak mau menyebutkan nama aslinya. Keren juga kayaknya kalo orang lain tak pernah mengetahui nama aslimu. Nama trinity itu sendiri ia ambil dari film the Matrix. Cewek yag jadi pacarnya Neo. Menurutnya Trinity adalah altar Egonya. (Dia agak terkejut ketika Ema menyodorkan buku hariannya dan meminta tanda tanganya dan sebuah pesan singkat untuk Morfeus:)).
Pesan Buat Ema


Senengnya adalah saya dan teman-teman bisa ngobrol ngolor ngidul setelah acara. Berfoto bersama dan sok dekat dan sok kenal dengan Trinity. Hahahahahaha. Apalagi kami dari jurusa yag sama komunikasi. Tak sia-sia harus terjatuh ditangga eskalator Mall Panakukang hanya untuk bertemu dengannya.(*)

Comments

Popular posts from this blog

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem...

idealis vs pragmatis

ruang kuliah fis 3.115 entahlah...seperti berdebat kusir rasanya. tentang rating air mata dengan kreddibiltas wartawan. pengeksplotasian kemiskinan, penjualan airmata untuk memperoleh rating tinggi. yang katanya sebuah perpanjangan mata untuk melihat kemiskinan di sekitar kita. di satu sisi aku melihat, apakah dengan menjual airmata di media kemudian kita baru sadar bahwa ada kemiskinan di sekitar kita. apakah harus melewati media kemudian kita sadar bahwa ada orang yang kelaparan di sebelah rumah kita. media adalah merupakan konstruksi dari realitas yang sebenarnya. ia adalah realitas yang kesekian dari apa yang sesungguhnya terjadi. "media tidak menjual air mata. itu membantu kita mengugah apa yang terjadi. membantu kita memberikan informasi bahwa ada yang seperti itu" aku tidak sepakat. mungkin di sisi lain mereka memang memang membantu. memberikan uang lima sampai sepuluh juta merupakan hal yang besar untuk si miskin. tapi, kemudian apa yang di dapat media? tayang itu saa...