Skip to main content

Susahnya Hunting Playgroup



Usianya sudah 3 tahun 10 bulan tahun ini. Dia suka bilang, "Mama, Ara mau sekolah". Dia juga suka main sekolah-sekolahan dengan saya. Memaksa saya jadi guru atau dilain waktu ia menjadi guru saya. Ia cukup demanding menjadi guru. Kadang kalo saya tidak memperhatikan dia atau tidak sesuai sekenario cerita yang ada di kepalanya dia bakal marah dan teriak kencang. 

Tahun pelajaran baru akan segera dimulai. Saya pun grasak grusuk nyari informasi tentang sekolah untuk kanak-kanak. Di awal tahun 2015 saya sudah sibuk searching di internet. Dapat info tentang sekolah alam di daerah Bogor. Pendaftaran gelombang pertamanya udah tutup. Sekolah ini awalnya jadi prioritas. Konsep sekolah alam yang lagi ngetrend dengan sistem pembelajaran yang berbeda dari sekolah mainstream cukup ampuh membuat saya ingin menyekolahkan Ara di sana. Sekolahnya masuk kompleks. Lahannya luas. Ruang kelasnya berupa saung bambu. Ilmu agamanya bagus. Yang nda sesuai adalah harganya yang melambung tinggi. Sekitar 10 juta rupiah untuk uang pangkal. Wow!!!!

Karena kemahalan saya pun jadi malas nyari-nyari lagi. Nunggu pas mau dekat-dekat tahun ajaran baru saja. Pas di bulan Juni ini, saya pun kembali googling informasi tentang sekolah anak-anak di Bogor. Dua sekolah yang paling sering saya temukan reviewnya di blog dengan rating yang cukup bagus adalah TK Xploree di belakang McDonald Pajajaran dan TK Labschool di dekat IPB Baranangsiang. 

Lokasi kedua TK ini cukup dekat. Dekat dengan kantor suami juga dekat dengan mall Botani -buat tempat nongkrong gue kalo nunggu Ara pulang sekolah-. Saya pun menelpon kedua sekolah ini untuk mendapatkan informasi. Kalo TK Labschool respon penerima teleponnya ramah dan informatif sedangkan kalo TK Exploree kurang informatif. Harus datang ke sekolahnya biar lebih jelas. 

TK Exploree



Letaknya pas di sudut jalan di belakang McD Pajajaran. Nyempil kecil di situ. Agak susah buat kendaraan keluar masuk. Jalan masuknya sempit meski tempat parkirnya cukup menampung beberapa mobil dan motor. Ada saung untuk menunggu anak. 

Kalo masuk pertama kali kesan yang ditangkap adalah sekolah yang tertutup dan sumpek. Tapi itu hanya bagian depan saja. Karena kalo sudah masuk di bagian  dalam sekolah suasana alam terasa begitu melegakan. Sebuah lapangan asri yang cukup luas dengan pepohonan yang tumbuh lebat serasa berada di halaman rumah di kampung. Mainan ayun-ayunan, putar-putar, panjat-panjat berdiri berjejer di pinggir halaman sekolah. Ruang kelasnya berupa ruang terbuka yang berdinding bambu. Terdapat playgroup dan TK. Ada kolam kecil berisi ikan dan kura-kura. 


Sistem belajarnya adalah bermain. Untuk playgroup kegiatan belajarnya adalah melakukan fun science experiment,  home visit, mendaur ulang, water play. Anak-anak dikenalkan pada abjad dan nomor tapi tidak harus tahu. Ada camping untuk anak TK. Tour ke Kidzania. Satu kelas playgroup berisi 20 anak dengan empat pendamping. Satu kelas TK terdiri dari 20 anak 2 pendamping. Tiap hari kegiatan belajar diupload ke Facebook sekolah sehingga orang tua dapat tahu tentang apa saja yang dipelajari hari itu. 

Jam belajar Playgroup senin-jumat pukul 08.15 sampai pukul 10.30 siang.  TK juga dari senin sampai kamis dari jam 08.15 hingga jam 12.30. Pada hari jumat 08.15 sampai 10.30 . Snacktime untuk playgroup yang dibawa dari rumah tapi bisa juga katering ( dengan biaya tambahan). Kalo TK ada lunch time yang juga dengan aturan yang sama. 

Biaya masuk plus SPP satu bulan sekitar Rp. 5.800.000. Biaya SPP perbulan adalah Rp.525.000. I can here my atm card screaming out loud. 

TK Labschool 



TK ini adalah TK milik IPB. Bangunan sekolahnya cukup tinggi. Naik tangga dulu. Ruang kelasnya sangat besar. Mainannya sangat modern. Ada tempat main seluncuran dan mandi bola. Serupa tempat main di restoran fastfood. Ada berbagai macam block, boneka. Bangunannya besar dengan beberapa ruang kelas. Sepatu harus dilepas ketika masuk di sekolah ini. Terasa bersih mungkin karena pengaruh buka alas kaki, lantai berkeramik putih, serta pencahayaan yang baik. Ada ruang perpustakaan. 

Satu kelas Playgroup berisi 12 siswa yang ditangani 2 pendamping. Saya tidak terlalu tahu kegiatan playgroupnya. Lupa nanya. Untuk TK ada kelas bahasa inggris dengan pengajar native speaker. Cocok buat Ara. Untuk playgroup belum diajarkan bahasa inggris. Jadwal belajar playgroup tiga kali dalam seminggu, Senin-Rabu-Jumat dari pukul 8 pagi hingga 11.00 siang. Untuk TK dari senin sampai jumat pukul 8 pagi hingga jam 11.30 siang. Di Labschool ini terdapat fasilitas Daycare baik program setahun maupun insidental. 

Ara lebih tertarik di Labschool ini. Mungkin karena tempat main-mainnya lebih banyak dan lebih modern. 


Uang masuknya sekitar 5-6 juta. SPP perbulan 600.000. Ternyata biaya untuk masuk sekolah memang mahal, nak. Huhuhuhu*nangis meluk dompet*

Milih Mana Ya? 

Membandingkan keduanya seperti membandingan dua buah yang sama persis. Kalo dari segi program Xploree menang di kegiatan camping untuk anak TK. Tapi keunggulan lain Labschool adalah program bilingual untuk TK. Keduanya nda beda jauh. Masing-masing memiliki keunggulan. 

Dari segi biaya, Labschool lebih mahal tapi beda cuma sejutaan sih. Mungkin biaya sekitar 10 jutaan untuk anak PAUD dan TK di kota adalah normal. Nda normal sih buat saya, secara saya langsung SD waktu kecil. 

Next question,  where i stand? I stand on my own feet. Jiiaaah. Ok jawabnya serius sekarang. Setelah memikirkan masak-masak, dan berdiskusi dengan yang mau sekolah -tiap kali saya tanya suka sekolah yang mana Ara cuek. Kayaknya nda peduli gitu. Entah dia sok nda peduli atau memang nda ngerti-, dan menimbang umurnya Ara yang kayaknya nanggung banget -terlalu tua untuk Playgroup, belum cukup umur untuk TK- maka saya dan ayahnya memutuskan untuk belum memasukkannya ke sekolah tahun ini. Kalo masuk tahun ini kelasnya adalah playgroup. Playgroup itu menurut bapaknya adalah tempat untuk anak-anak yang orang tuanya nda bisa menemani main-main. Karena tugas utama saya menjaga dan menemani Ara main-main, maka playgroup bisa diskip. Lumayan menghemat uang masuk dan SPP yang totalnya hampir 10 juta. 

Ara juga kayaknya belum tertarik untuk sekolah konvensional. Tiap kali ditanya dia jawabnya "Ara mau sekolah balet". Okelah. Next, kita observasi ke tempat les balet, sayang. 

Bogor, 5 Juni 2015 

Comments

  1. Sekolah di Jawa emang mahal si ya >.< buset aja baru PAUD dan TK sudah segitu

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Punya KTP Amerika

Akhirnya saya punya KTP Amerika. Sok pamer? Mungkin iya. Gaya juga masuk dalam kategori itu. Secara selama ini saya cuma punya KTP Bone dan KTP Baubau. KTP Makassar saja nda punya sama skali. Padahal hidup di  Makassar hampir 5 tahun. Nah, dapat KTP Amerika yang disini lebih dikenal dengan nama State ID itu penting buat kelangsungan hidup saya di Athens. Meskipun tinggal 6 bulan lagi, tapi untuk mengisi dompet dengan kartu berbahasa Inggris saya anggap sedikit perlu. Biar sedikit gaya dan jadi kenang-kenangan kalo pulang nanti. Ngantri bikin State ID Saya sudah lima bulan tinggal di Athens dan baru ngurus State ID. Ckckckcckck. Padahal saya nda ada kerjaan di rumah. Telat pasalnya yang harus nemenin pergi ngurus sibuk kuliah. Pas musim libur ini baru deh sempat ditemani bikin. Saya menganggap penting State ID itu hanya karena persyaratan untuk menjadi anggota perpustakaan di Athens Library perlu pake State ID. Saya sangat ingin membaca serial ketiga The Lost Hero-nya Rick Ri...

Kartu pos Bergambar Usang

 Setelah vakum 3 tahun lebih, saya akhirnya kembali mengaktifkan kembali akun Postcrossing. Setelah memastikan   alamat rumah gampang ditemukan oleh pak pos dan pengantar barang, maka saya yakin untuk kembali melakukan aktivitas berkirim kartu pos ke berbagai penjuru dunia dan berharap kartu pos-kartu pos dari berbagai penjuru dunia mendatangi rumahku. Rumah pertama yang harus saya kirimi kartu pos beralamat di Jerman. Saya pun memutuskan untuk mencari kartu pos. Tempat yang paling pasti menyediakan kartu pos adalah di kantor pos dan toko buku. Saya memilih membeli di toko buku saja. Mutar-mutar di Gramedia dan bertanya ke karyawannya dimana bagian kartu pos,sejenak sang karyawan tertegun, kemudian balik bertanya “postcard?”. Next time, saya harus bertanya postcard alih-alih kartu pos. Ia kemudian mengantarku ke satu rak putar yang berada di sudut toko.  Di rak itu bertengger kartu pos-kartu pos berwarna putih, bergambar alam Indonesia, dengan signatu...

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...