Skip to main content

Minions Yang So So



Minions adalah karakter lucu dalam film Despicable Me. Kuning, imut, mirip kapsul, dan cara bicaranya aneh. Sejak mengetahui bahwa karakter ini bakal dibuat filmnya sendiri, saya sudah meniatkan diri untuk membawa Ara menonton karakter yang ia sebut Banana. 

Dua hari lalu film ini sudah mulai tayang di bioskop. Siang tadi saya berkesempatan mengajak Ara menonton. Mungkin ekspetasi saya ketinggian akan film ini, tapi yang saya dapat hanyalah sebuah film yang nanggung. 

Awalnya cukup lucu dengan suara minions yang menyanyikan theme song Universal. Tapi kemudian terasa sangat biasa hingga di 30 menit terakhir. Film ini bercerita tentang karakter Minions yang sejatinya adalah sebuah suku yang secara naluri harus mengabdi pada penjahat paling kejam di dunia. Mulai dari Dinosaurus hingga Napoleon. Sayangnya, mereka selalu membuat kesalahan sehingga membahayakan bosnya. Kemudian mereka tidak lagi mencari bos baru. Mereka membangun peradabannya sendiri dan berusaha independen. Sayangnya kodrat ke-minions-annya membuat hidup mereka tidak berarti. Hingga suatu hari Kevin muncul dengan ide untuk mencari bos baru. Bersama Bob dan Stuart mereka bertualang hingga ke Amerika mencari penjahat paling kejam di dunia. 

Apa membuat saya mengatakan film ini So so? Karakter minions adalah karakter yang muncul disela adegan intens di film Despicable Me. Gayanya yang lucu dan tidak terduga menjadi pencair suasana. Ketika lagi tegang-tegangnya terus muncul si karakter kuning itu sambil teriak Bidobidobido. Memantik tawa dan scenenya membekas di ingatan. 

Ara selalu menunggu-nunggu kemunculan Minions yang cuma sekilas-sekilas tapi lucu setiap kali nonton Despicable Me 1 & 2. Di film Minions ini dengan minions yang jadi pusat cerita, kejutan-kejutan itu hilang. Sangat datar. Bagian lucu harus ditebak. Karena sudah pasti akan lucu. Dia tidak hadir sebagai sesuatu yang tiba-tiba dan mengubah suasana. 


Bagian ketika ia bertemu si penjahat, menjadi anak buah, kemudian disuruh mencuri mahkota pun terasa datar. Mulai seru ketika mereka melawan bos mereka. Ara pun sepertinya tidak terlalu excited sepanjang film ini. Dia mulai tertarik ketika Kevin menjadi raksasa. 

Ia hanya sibuk mempertanyakan mengapa anak-anak laki-laki di samping kami sibuk loncat-loncat dan begitu seru menonton film. 
Adegan-adegan berkesan buat saya hanyalah ketika Gru muncul dan saat minions itu mengucapkan kata terima kasih. Ternyata sang sutradara Pierre Coffin adalah anak dari penulis NH. Dini dan diplomat Perancis Yvess Coffin yanv juga pandai berbahasa Indonesia. Pemunculan beberapa kata bahasa Indonesia menurut sang sutradara disesuaikan dengan resonansi suara minions. 

Meskipun buat saya film ini biasa saja, tapi buat ngabuburit sambil nunggu berbuka, bisalah Minions ini dijadikan kawan menghabiskan waktu. 

Selamat menonton! 

Bogor, 20 Juni 2015

Comments

Popular posts from this blog

Dongeng Kita

Siang ini aku terjaga dari tidur panjangku. Seperti seorang putri tidur yang terbangun ketika bibirnya merasakan hangat bibir sang pangeran. Tapi, aku terjaga bukan karena kecupan. Namun karena aku merasakan indah cintamu di hariku. Mataku tiba-tiba basah. Aku mencari sebab tentang itu. Namun yang kudapati haru akan hadirnya dirimu. Memang bukan dalam realitas, namun pada cinta yang telah menyatu dengan emosi. Kita telah lama tak bersua. Mimpi dan khayal telah menemani keseharianku. Tiap saat ketika aku ingin tertidur lagu nina bobo tidak mampu membuatku terlelap. Hanya bayangmu yang selalu ada diujung memoriku kala kuingin terlelap. Menciptakan imaji-imaji tentangmu. Kadang indah, kadang liar, kadang tak berbentuk. Tapi aku yakin ia adalah dirimu. Menciptakan banyak kisah cinta yang kita lakoni bersama. Aku jadi sang putri dan dirimu sang pangeran itu. Suatu imaji yang indah...

The Faith (Korean Drama Series)

The Faith Dua mingguan ini saya termangu depan laptop menonton drama korea. Meski di Amerika tetap bisa nonton serial korea. Bedanya kalo di Indonesia perlu berburu bajakannya di sini saya cukup nonton online. Awalnya sih mau download, tapi tak ada download gratisan makanya saya cukup menontonnya via online saja. Saya bukan korean lover banget banget banget. Nonton film korea pun ada syaratnya. Cowoknya harus cakep. Dan standar cakepku sekarang adalah Lee Min Ho. Jadi bisa kamu tebak aktor utama The Faith tak lain dan tak bukan adalah Lee Min Ho. Saya sedikit agak telat mengikuti serial ini. Karena bulan agustus di Makassar DVD bajakannnya sudah bisa ditemukan di lapak-lapak MTC. Saya baru tahu serial The Faith pas liat foto-foto di fanpage Lee Min Ho. Setelah search di google ternyata bisa ditonton lewat online. The Faith atau The Great Doctor bercerita tentang korea di masa lalu yang dikenal dengan nama Dinasti Goryeo. Ratu menderita luka setelah lehernya terkena pedang ketik...

Kartu-Kartu Untuk Ayah

Karena Ayah ulang tahun dan seperti tradisi tahun-tahun sebelumnya, saya selalu mengajak Ara membuat kartu ucapan untuk ayahnya, maka tahun ini pun saya dan Ara membuat beberapa hasta karya.  Beberapa waktu lalu kami membeli buku kreasi untuk ayah. Di dalam buku itu terdapat banyak hasta karya berbahan kertas yang bisa dibuat. Saya memilih membuat bunga-bunga kertas. Ara memilih membuat kartu berbentuk dasi dan kaos. Buku ini disertai banyak stiker yang bisa dipakai untuk mendekorasi kartu ucapan.  Saya membuat pola, Ara menempel stiker dan menuliskan ucapannya. Ia juga menggambari kartunya. Membantu mewarnai meski pada akhirnya saya yang harus menyelesaikannya.  Ada yang baru untuk kartu ulang tahun ayah tahun ini. Jika dulunya saya yang selalu menulis kalimat "Selamat Ulang Tahun" atau semacamnya, tahun ini Ara, dengan tulisan tangannya sendiri, berhasil menulis kata Happy Birthday. Ayah. Dan namanya sendiri. Masih nyontek hurufnya sih, tapi at least kali ini dengan tul...