Skip to main content

Aku Mau Kamu!Titik!

Pukul 11 malam. Seperti ini aku menjangkau dirinya. Hanya lewat sarana dunia maya. Segala saluran yang bisa membuatku tertaut dengannya kunyalakan. Tapi selalu ada opsi offline meski sebenarnya dia online. Hal yang paling kubenci.
Namun pada akhirnya aku menemukan satu sarana yang kutahu akan gampang melihatnya ada tanpa pilihan online. Namun ia selalu memiliki kuasa untuk memulai pembicaraan. Untuk mengajakku bercerita.

Terkadang aku hanya melihatnya di sana. Dalam status online. Aku biasanya hanya menatap layar di depanku dan menyapanya tanpa mengetik apapun. Aku tak pernah berani untuk memulai menyapanya. Meskipun aku sekarat untuk mengajaknya bercerita. Aku takut menerima penolakan darinya. Aku takut menjadi penganggu baginya. Padahal aku selalu punya banyak cerita untuknya. Di setiap hari aku selalu menanti waktu yang mendekati hampir tengah malam itu. Saat dimana aku bisa menjangkaunya meski kadang tak jarang menelan kecewa.

Entah dia terlalu lelah atau sibuk dengan orang-orang di sekitarnya. Kemungkinan itu selalu ada. Selalu mampu membuat cemburu. Tapi aku tak pernah punya kuasa untuk mengaturnya. Tunduk dibawah kendaliku. Bahkan bermanja sekalipun adalah hal yang harus aku tekan. Namun tiap kali dia menyapa aku akan selalu ada untuknya. Seberapapun lamanya ia menginginkan diriku. Aku selalu tersedia untuknya. Tak pernah offline. Bagiku ia adalah prioritas. Sayangnya mungkin baginya aku hanyalah pilihan. Pilihan yang bisa dia acuhkan dan lupakan.

"Aku mau kamu! Titik!" teriak batinku. Tapi tak pernah benar-benar aku teriakkan padanya. Dia adalah adiksi dan aku telah sakaw. Meskipun aku hanyalah orang ketiga yang takkan pernah jadi prioritas.

#15HariNgeblogFF
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Comments

  1. meski tak enak, tetap saja ada yg senang menjadi orang ketiga :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Sengsara Membawa Nikmat

  Judul : Sengsara Membawa Nikmat Penulis : Tulis Sutan Sati Penerbit : Balai Pustaka Midun, lelaki muda baik budinya halus pekertinya disukai warga sekampung. Namun, hal ini menciptakan kebencian Kacak, kemanakan Tuanku Laras, kepada Midun. Segala cara dilakukan Kacak untuk menjebak Midun. Hingga akhirnya ia menyewa pembunuh untuk menghabisi nyawa Midun. Untungnya, Midun masih mampu menghindar dari tikaman pisau. Namun perkelahian itu menjebloskan Midun ke penjara. Membuatnya terpisah dari keluarganya. Penderitaan tak berhenti di situ, di penjara pun Midun menerima siksaan. Hingga masa ia bebas, ia memilih tak pulang ke Bukit Tinggi. Ia memilih mengadu nasib ke Betawi mengantar Halimah, perempuan yang ditolongnya pulang ke Bogor. Di tanah Jawa inilah lika liku hidup membawanya menjadi asisten demang dan pulang ke tanah Padang.  Judul buku ini cukup mencerminkan cerita lengkap sang tokoh utama. Kemalangan silih berganti menimpa sang tokoh utama. Namun berpegang pada keyakinan ...

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang pen...