Skip to main content

Merindukanmu Itu Seru!

Setiap rindu aku selalu menyalahkan jarak antara kita. Mengapa harus ada jarak, ada celah, ada spasi antara aku dan kamu sehingga ada ruang untuk rindu menyusup. Tak mengenal seberapa dekat atau seberapa jauh jeda di antara kita, rindu selalu mampu hadir. Bahkan ketika kita berpelukan masih saja rindu itu ada.

Seberapa hebat aku pernah merindukanmu? Aku pernah rindu hingga menangis karenamu. Aku pernah menulis satu buku harian tentangmu hanya karena aku merindukanmu. Aku pernah merasa rindu hingga sakitnya membuatku tak bernafas. Semua rindu berpusat padamu. Setiap hari. Setiap jam. Setiap menit. Dan setiap detik. Rindu ibarat amoeba yang terus membelah diri setiap saat. Bertambah banyak. Entah seberapa luas hati ini menampungnya. Setiap ia membelah diri, hati ini selalu tak berdaya menerima sekalipun terasa begitu penuh.

Tak ada yang mewakili rindu selain rindu itu sendiri. Aku selalu menyukai ketika kita bertemu. Saling bertatap dan tersenyum singkat, kamu tiba-tiba memelukku dan berkata "aku merindukanmu". Aku selalu menunggu moment itu. Moment dimana kutemukan di kedalaman matamu ada satu ruang rindu yang hanya aku satu-satunya yang mampu mengisi. Bukan orang lain. Masih ingatkah kamu ketika pernah sekali kita berpisah, aku masih mampu merasakan matamu menatap punggungku yang berbalik dan kemudian kamu mengirimiku text "miss u already". Ingin rasanya aku berbalik, berlari, dan menghamburkan tubuhku ke tubuhmu. Memelukmu erat dan berkata manja "aku juga rindu sejak jarak mengisi milimeter diantara kita".

Pernah sekali aku mengirimimu surat. Kutuliskan kalimat tentang hobimu menanyakan kabarku. Setiap kita memulai percakapan kamu selalu menanyakan kabarku. Pertanyaan yang akan selalu aku jawab "baik" meski sekalipun aku "tidak baik". Pertanyaan basa basi menurutku. Namun kamu membalas suratku. "Wi, bertanya "how are you" adalah bentuk rinduku padamu". Semenjak itu setiap kali kamu mengirimiku text message "how are u", kalimat tersebut tiba-tiba memiliki arti kiasan bagiku. Kadang aku tak tahu hendak menjawabnya bagaimana. Jika kamu menyertainya dengan tanda tanya, maka aku akan menjawab "fine". Namun jika kamu menyertainya dengan tanda seru "aku menjawab " how are u too". Tapi itu dulu. Sekarang kita mulai jarang saling bertanya kabar. Bukan kita, tapi kamu. Begitu jarang aku mendapatkan pesan singkatmu "how are u". Jikalaupun aku menerimanya, aku harus dengan ikhlas menjawab "fine". Aku tak lagi berharap banyak makna dari kalimat "how are u" itu adalah "I miss u". Aku hanya tak ingin kecewa rindu ini hanya berat di hatiku namun tidak di hatimu. Aku takut rindu yang menyesakkan ini mencekikku ketika ku tahu kamu sama sekali tidak merasakan rindu yang sama.

Aku selalu punya rindu buatmu. Dari sejak pertama kita bertemu. Rindu yang berusaha aku bungkus baik-baik. Aku pernah sampai begitu sekarat untuk mengirimimu pesan. Entah dari segala saluran. Fesbuk, ym, twitter, sms, maupun saluran lain yang mampu membuatku menjalin ikatan percakapan denganmu. Tapi kutahan hasratku. Aku jelas-jelas merindukanmu ketika aku memulai menjalin pembicaraan denganmu. Tapi, aku menunggumu mengirimiku text message. Dengan cara apapun. Karena aku menunggu kamu merindukanku.(*)

#15HariNgeblogFF
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Comments

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Dapat Kiriman Moneygram

Ini adalah pengalaman pertama saya mendapatkan kiriman uang dari luar negeri. Sedikit norak dan kampungan sih. Tapi tak ada salahnya membaginya di sini. Setelah saya googling di internet kurang yang mau berbagi pengalaman tentang transferan luar negerinya. Nah, karena Kak Yusran yang bersekolah di Amerika berniat mengirimi saya uang buat tiket ke Bau-Bau, maka dia akhirnya mengirimkan uang. Dalam bentuk dollar lewat jasa layanan Moneygram yang banyak tersedia di supermarket di Amerika. Moneygram sama seperti Western Union. Tapi Western Union lebih merakyat. Mereka bekerja sama dengan kantor Pegadaian dan kantor pos. Sehingga di kampungku pun ada fasilitas Western Union (tapi saya belum tahu berfungsi atau tidak). Moneygram sendiri setahu saya hanya bekerja sama dengan beberapa bank. Saya belum pernah tahu kalo Moneygram juga sudah bekerja sama dengan kantor pos, meskipun informasi dari teman-teman di twitter mengatakan demikian. Jasa layanan pengiriman uang macam Moneygram dan Western

Sebelum Salju Mencair

Dua hari ini Athens diselimuti awan hitam. Mendung. Cuaca menjadi dingin. Hujan pun turun. Kemarin cuaca mencapai titik minus. Titik hujan jatuh ke bumi menjadi butiran salju. Angin bertiup kencang. Pohon-pohon pinus tunduk patuh pada gerak angin. Tengah malam kristal-kristal beku itu mencumbui tanah Athens. Jutaan butir yang bertumpuk menutupi tanah, jalan, dan segala permukaan yang dijangkaunya. Permadani putih seketika terhampar menyelimuti bumi. Seperti kepompong yang menyelubungi ulat untuk menjadikannya kupu-kupu. Ini salju nak, coba yuk! Hingga pagi hujan salju masih belum reda. Butiran es itu seolah bersuka cita turun ke bumi. Meliuk-liuk mengikuti gerak angin hingga mendarat dengan sempurna di tanah. Mereka seakan berpesta dan enggan mengakhirinya. Hingga siang, butiran-butiran itu seakan tidak jenuh untuk terus meninggalkan jejak. Kulihat seseorang menuntun anjingnya bermain di tengah salju, Bodoh pikirku bermain-main di salju yang dingin. Bikin frosty ternyata s