Skip to main content

Thanks To Di Skripsiku

ini adalah kata pengantar skripsiku. kalo sebagian orang memposting abstraksi atau hasil penelitiannya. aku boleh donk beda. hihihihi....
temukan nama kamu disini (jika beruntung dan jika engkau mengenalku)

Bismillahi Rahmani Rahim. Assalamu alaikum wr.wb

Pada yang Maha Menggenggamlah segala sesuatunya datang dan kembali. Dan pada Dia pulalah kita bersyukur untuk semua nikmat yang telah terberi. Shalawat untuk Rasulullah dan keluarganya selalu tercurah agar kita mendapat sedikit percik safaatnya.

Bukanlah sesuatu yang mudah untuk menghasilkan sebuah karya, inilah yang saya alami ketika berusaha menyelesaikan penelitian ini. Memikirkan dan menemukan ide, merangkai tiap realitas dan mencari kata-kata yang mampu mewakilinya bukanlah sesuatu yang gampang. Tak jarang kata menyerah dan putus asa menggelayut manja dan memaksa sudut pikir untuk terus fokus. Butuh dialektika yang panjang bagi saya sehingga mampu menghadirkan skripsi ini di tangan anda.

Setiap orang adalah guru dan alam raya adalah sekolah”. Lembar ini mungkin menjadi bagian paling personal yang mewakili saya untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada orang-orang yang telah menjadi guru yang tak pernah lelah mendidik saya :

1. Dr. Muh. Iqbal Sultan M, Si selaku Pembimbing I dan Muliadi Mau, S.Sos, M.Si selaku Pembimbing II yang dengan sabar membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Dr.Muh .Nadjib M.Ed. M. Lib selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi dan Drs. Eddi Soejono, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi.

3. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Unhas, Prof Hafied Cangara, Dr. Sinansari Ecip, Dr. Alimuddin unde, Dr. Muh. Farid, M,Si, Dr. Jeanny Maria Fatimah, Alm. Dr. Masyur Semma (untuk tiap laku sabar dan ikhlas yang selalu dicontohkannya padaku. Pak, terima kasih), Pak Mursalim, kak Syam (terima kasih untuk percakapannya), Bang Sony, Bang Ompe, Pak Abduh, Pak Amrullah, Kak Tuty , Ibu Murni, Pak Sudirman, Pak Gaffar, Pak Kahar dan Kak Subhan (terima kasih…).

4. Staf Jurusan Ilmu komunikasi, Ibu Ida dan Pak Ancu yang selalu ada untuk mengurus tiap berkas administrasi selama saya kuliah.

5. Staf ruang baca, sekretaris dan staf PD I, PD II, dan PD III, serta staf akademik FISIP UNHAS yang telah membantu dan memberi kemudahan dalam pengurusan adminisrtasi.

6. Komunitas Panyingkul (terkhusus pada Kak Lily, Kak Farid, dan Kak Nilam), Komunitas Ininnawa, dan Biblioholic yang telah memberi ruang bagi saya untuk mengasah keterampilan menulis dan bersedia di eksplorasi untuk penelitian ini.

7. Yusran Darmawan yang tak pernah lelah mengingatkan untuk segera selesai dan selalu menjadi tempat berkeluh kesah. (akhirnya semua ini selesai juga, kak!).

8. Surahmat Pakaya (Kak Rahe 01) yang selalu mendengar tiap celotehku dan setia membaca blogku (Aku harusnya banyak belajar darimu)

9. Senior-senior Kosmik, Kak Nara 89 (makasih atas diskusinya, kak!), Kak Riza 99 (yang selalu mengajarkan keikhlasan dan tawadhu), Kak Maqbul 94, Kak Adi 98, Kak Ucu 99, Kak Harwan 00, Kak Jimut 00, Kak Patang 01 (Ketua Pondokanku tersayang), Kak Rahmad 02, Kak Wawan 02, Kak Aidil 02, Kak Bento 02, Kak Cido 02, Mas Heru 02, Kak Yuda 02 (yang selalu menjadi teman bercerita), Kak Asrul 03, Buyung dan seluruh senior Kosmik yang tak mampu dituliskan namanya satu persatu (nanti jadinya, daftar hadir deh).

10. Kakak-kakak di eLSIM, guru pertamaku belajar penelitian.

11. Teman seangkatan (Rush 2004) teman terhebat sepanjang masa. Sebuah dunia kecil yang kompleks dengan seluruh ragam bentuk dan juga warna. Madi, Arya, Taro, Edi (hmmm…kalian adalah lelaki yang tangguh ). Ridho, Fufu, Baqir, Iqo, Padli, Vai, Basri, Nunu, Rahmat, Ali, Rocky, Unan ( hebat bro!!!!). Wiwi, Rani, Ika, Mamar, Pamela, Dian, Upie, Wulan, Bunda dan semua perempuan Rush (girls power!!!!!). And last but not least form Rush 04, Azmi, Darma, Ecy, Emma, Icca, Mbak Wuri, Nire, Santi, dan Were (terima kasih untuk sebuah persahabatan yang indah, sista. Meski tak jarang ada ego di antara kita, tapi bukankah itu membuat jalinan ini kian indah??? Sisterhood will be on store. Coming soon!!!)

12. Adik-adik 2005, 2006, 2007, dan 2008 (Wah…ada sih nama-nama yang bermunculan, tapi diakumulasi saja ya. Ambil yang baik saja dari kakakmu ini )

13. Keluarga kecil di UKPM Unhas yang mengajarkanku warna lain. (Rumah pelangi akan selalu indah kawan…)

14. Wardi, Chua, Husna, Lenny, Santi, Anna (yang selalu menjadi alarm pengingat bahwa semester telah mencapai angka 9), Dian (thanks atas printnya), Kak Syafril (makasih sudah mau ngasih tumpangan), Kak Ibe (ingat, harus tepati janji ya), Herman (wow, akhirnya kita bertemu), Fajar (kita pun akan segera bertemu…)

15. Tetangga kamar di kastil danau unhas, Kak Dady, Ryan, Eki, Riza, Raiz, Andis, Ani, Fitri, Didin, Aji, Geto, Dian, Harlan, dan semua yang menetap dan juga singgah di pondokan ini (kalian menjadi cermin agar aku segera selesai).

16. Kepada pembaca setia www.terasimaji.blogspot.com (terima kasih…) dan pada tiga malaikat kecil penjaga Teras Imaji (Sarasvati, Timurangin, dan Venus).

Dan terakhir kepada rumah yang selalu menjadi tempat kembali buatku. Tempat yang selalu menerima patah dan rapuhku. tempat yang selalu penuh cinta dan kehangatan. Kepada Bapak H. Akhmad Kammisi yang selalu mengajarkan tentang hidup dengan bahasa yang hanya mampu diterjemahkan lewat bahasa anak dan ayah (Etta, semoga kamu bangga akan diriku).

Dua kakak perempuan yang selalu menjadi tumpuan untuk semua rasa, Akhnaniyanti, S.Pt dan dr. Haripahyanti ( kalian adalah kakak terkeren di dunia), Basri M, S.Pt dan Asrul Alwi, SE (dua kakak ipar yang begitu baik). Kevin dan Lutfia (dua ponakan kecil yang membuatku belajar menjadi ibu).

Dan kepada sebuah cinta terindah yang pernah, selalu, dan akan selamanya kurasakan. Kepada perempuan yang di kakinya Tuhan letakkan tempat terindah di semesta. Ibu Hj. Nane Patittingi (Alm). Ma, semua kata dari semua bahasa begitu miskin untuk menjelaskan tentangmu. Biarlah rasa ini tetap di hati, biarlah ia apa adanya. Tetap utuh, murni, dan tak tersentuh. Aku mencintaimu, Ma…

Pada akhirnya skripsi ini hadir dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Tapi penulis berharap ia akan tetap memberi kontribusi meski sedikit. Menjadi pemantik untuk pengeksplorasian yang lebih dalam lagi tentang Citizen Journalisme. Semoga ia tidak hanya menjadi pengisi katalog perpustakaan. Tenggelam dalam debu dan sunyi…
Wassalam

Makassar, 28 oktober 2008



Penulis

Comments

Popular posts from this blog

Telur Dadar Buatanmu

Aku mencintainya. Ia tahu itu. Ia pernah sekali mengatakan, ia menyayangiku. Sekali itu dan setelahnya tak pernah lagi kudengar. Aku berharap dia mencintaiku meski satu dan lain hal tak mampu membuat kami bersama. Kami seperti dua dunia yang berbeda. Dia adalah bumi dan aku adalah asteroid yang terlontar ke bumi. Untuk sampai ke tanahnya aku harus melewati lapis-lapis angkasa. Sakit dan membakar diri. Terbunuh dan hanya sisa debuku yang berhasil menjejak di bumi. Kami dekat. Lebih dari sekedar teman dekat. Bercerita banyak hal berbagi banyak hal. Saat aku sedih dia yang pertama kukabari. Begitu pula dirinya. Selalu ada upaya untuk kami agar bertemu dan saling bercerita. Bahkan pun jika tak lagi punya cerita kami sekedar bertemu saling berpandangan. Kata tak lagi mewakili kami. Dan biasanya kami ditemani oleh telur dadar. Satu dari sedikit yang sama diantara kami. Kami beda kota. Frekuensi pertemuan kami pun makin sedikit. Sesekali jika sempat kami meluangkan waktu bertemu. Cerita lebi...

it’s done honey

Akhirnya ujian itu aku lalui juga. Selalu ada imaji-imaji tentangnya sebelum aku benar-benar di situasi itu. Dan nyatanya imaji itu 50% tepat, 50% terlalu dibesar-besarkan oleh rasa pesimis yang selalu berada di hati. Lima orang dosen yang menjadi pengujiku. Lima orang yang membuatku tersudut dan merasa begitu kecil di ruang berukuran 3 x 4 m persegi itu. Ruangan sempit dengan AC jadul yang begitu ribut menambah ketegangan. Satu persatu memberi tatapan yang begitu menikam. Senyum tipis sedikit-sedikit tertuju padaku. Yang bagiku seperti seringai yang begitu menakutkan. Mata-mata itu menatapku tajam. Percik-percik api di membara di sudut mata itu. Rasanya begitu kecil, bodoh, dan sangat tolol berada di ruangan itu. Empat orang bertanya dan kesemuanya itu harus aku jawab. Hingga lidahku kelu dan tenggorokanku kering dan gatal. Kujawab dengan semua pengetahuan yang aku punyai saat itu. Kujawab hingga otakku tak lagi sinkron dengan gerak lidahku. Sampai aku tiba pada titik bahwa ku jug...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...