Skip to main content

Rutinitas Itu Layaknya Menjawab Kuis

Hidupku kembali normal. Setelah empat hari aku terserang wabah Twilight, aku kembali ke duniaku. Dunia nyata dimana aku berpijak. Dunia yang di dalamnya tak pernah mengenal vampire dan serigala jadi-jadian. Dunia yang di dalamnya menuntutku untuk keep moving forward meski ada aral dan kerikil yang harus kuhadapi.

Aku kembali menata jadwal kerja yang harus aku lakukan. Kembali melihat setumpuk kertas yang harus diinput. Kembali mencari lowongan-lowongan kerja dan sibuk mengirim lamaran.

Aku menjalani pengalaman pertamaku. Duduk di ruangan ber-AC dan menjawab pertanyaan. Tampak bodoh dan sedikit tolol. Seperti ini kah rasanya berjuang???

Ia begitu baik. Menanyaiku beberapa pertanyaan. Kujawab saja sesuai luas pengetahuanku. Sesekali bercanda. Dia menyukaiku dan mengatakan kamu lumayan asyik???benarkah….aku gagap deh kayaknya.

Ternyata perjuangan belum selesai, belum apa-apa (Karawang-Bekasi, Toto Sudarto Bachtiar). Entah telah berapa banyak yang telah kumasukkan di jasa pengiriman. Entah,entah, entah….

Rasanya seperti mengikuti sejumlah kuis dan yakin bahwa akan banyak orang di luar sana yang juga berusaha menjawabnya dan berharap pada hadiahnya. Berharap menemukan nomor asing memanggilmu di layar Hp.

Kondisi tubuhku menurun. Etta memanggil pulang ke rumah, padahal masih banyak kerjaan yang belum beres di sini. Sementara satu-satu telah mendapat hadiahnya, dan mungkin itu hadiah utama.

Akan selalu ada kuis yang lain yang menunggu jawabku, akan ada hadiah utama yang menunggu khusus untukku…..

Comments

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Di Gowa, Saya Kembali Ke Masa Lalu

Meski awalnya perjalanan ini hampir dibatalkan hanya karena sifat kekanak-kanakanku yang muncul (baca : ngambek), namun akhirnya aku dan Kak Yusran berhasil ke festival keraton nusantara ke VI di kabupaten Gowa. Rasanya seperti kembali ke masa lalu melihat berbagai ragam pakaian adat dan benda-benda pusaka zaman dahulu dipertontonkan. Siang masih terik, ketika kami tiba di lapangan Syek Yusuf, Sungguminasa. Lapangan itu tampak dalam proses pembangunan. Menurut bupati Gowa, lapangan itu akan dibuat dengan standar internasional. Dilengkapi dengan arena bermain untuk anak-anak, sebuah podium orasi untuk para demonstran, dan sebuah replika tutup kepala Syek yusuf yang sangat besar. Bangunan menyerupai songkok itu akan dijadikan sebagai museum untuk menyimpan benda-benda bersejarah. Waktu telah menunjukkan pukul 3 siang, kirab para anggota keraton/kerajaan yang berjumlah sekitar 30 kerajaan molor dari jadwal pukul 2 yang ditetapkan. Sambutan masih terdengar lama karena sang bupati masih m...

Ara Belajar Dewasa

Detak detik menjauh perlahan. Menjadi jam yang kemudian berlalu dalam sehari. Rutinitas mingguan menjadi bergerak berulang. Tak ada yang berubah, kita menebak. Hidup berjalan monoton digerus laku kerja yang terpola. Tapi mengutip penulis terkenal CS Lewis, hidup cukuplah lucu ketika kita setiap hari tidak ada yang berubah, tapi ketika kita melihat kembali ke belakang semua menjadi beda.  Beberapa dari kita tersadar di saat tak terduga. Ketika bulan-bulan berganti dan nyala kembang api tahun baru serta kemeriahan yang gempita. Menjadi  ibu dan membesarkan anak tak luput membuatmu tersadar setiap hari akan waktu yang bergerak.    Saya menemani Ara tiap hari. Jarak tak pernah begitu jauh memisahkan kami. Tiga tahun ini sayalah yang menjadi penyaksi tumbuh kembangnya. Setiap hari yang kami lakukan adalah bermain bersama. Tak ada yang berubah, rutinitas itu berjalan dengan mudah. Sangat gampang ditebak. Bangun pagi, bermain( diselingi berantem ,menangis, tertawa, saling k...