Skip to main content

Tomorrow might never comes (Kal Ho Na Ho)*

What if tomorrow never comes to your life? Tak ada esok lagi buatmu. Hari ini adalah hari terakhir kamu di dunia. Dapat kupastikan hari ini menjadi hari yang begitu penuh rasa untukmu. Kamu bersedih akan meninggalkan dunia dan segala hingar bingarnya. Di saat yang sama kamu berusaha untuk bahagia. Ini adalah hari terakhirmu. Mengapa harus bersedih? Kamu akan menikmati tiap waktumu yang berharga. Mengabulkan wish list yang kamu tulis sebelum kamu mati.

Kamu akan memilih untuk bersenang-senang dengan orang-orang yang kamu cintai. Tertawa bersama dan saling berbagi canda. Memberikan pelukan dan juga ciuman. Mengucapkan terima kasih dan tak lupa membisikkan kalimat "aku menyayangimu". Melakukan ceremony perpisahan tanpa perlu berkata selamat tinggal.
Pada orang-orang yang tak mampu kamu temui kamu akan menulis surat, mengirimkan email, atau setidaknya pesan singkat. Isi pesannya sama mengucapkan terima kasih dan berkata aku mencintaimu. Tak lupa mengucapkan kalimat aku merindukanmu dan akan merindukanmu. Pada orang-orang yang pernah kamu sakiti kamu akan berucap maaf. Meyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang tertunda agar tak menjadi beban untuk penggantimu nanti. Pada orang-orang yang pernah menyakitimu, tak ada gunanya lagi mendendam. Yang kamu lakukan adalah memaafkan dan kemudian mendoakannya agar berbahagia.

Kamu akan menghirup oksigen lebih lama. Menghembuskannya dengan penuh arti. Melihat lebih dekat dunia yang mungkin pernah kamu hiraukan. Jika ada sisi dimana kamu hanya melihat sekilas ke sebuah sudut maka hari ini kamu akan menatapnya. Mungkin kamu menemukan anak-anak kucing yang baru lahir meringkuk dan menyusu didekap induknya. Sebuah kelahiran baru.

Ketika malam menjelang kamu akan berdoa pada Tuhan. Bukan lagi untuk meminta tapi lebih kepada mempersiapkan jiwamu kembali kepadaNya. Mensyukuri tiap nikmatNya. Kamu tak lagi memohon Ia memaafkan setiap salah dan dosamu. Kamu mengikhlaskan segalanya. Inilah akhir dan dengan keyakinan dan ketetapan hati kamu siap mengembalikan jiwamu kepada Tuhan.

Kita tak pernah tahu apakah besok masih tetap datang atau tidak. Tapi kita juga tak pernah benar-benar yakin ia akan datang. Setiap hari mungkin kita perlu menganggap hari itu adalah hari terakhir. Agar ketika ia benar-benar hari terakhir kita, segala hal telah benar-benar kita selesaikan.

*Kal Ho Na Ho : Film India yang dibintangi Sha Ruk Khan. Judul film ini berarti Tomorrow Might Never Comes

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Comments

  1. Anonymous10/31/2011

    huaaaaa.... saya nangis nonton ini film :((

    (emsky)

    ReplyDelete
  2. Anonymous11/01/2011

    mirip dengan cerita drama Korea Scent of Women

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

S2 : Belum Minat Tuh

Berfoto bersama penerima beasiswa Ford (Semoga terciprat aura Beasiswanya. Amin) Bagi sebagian orang melanjutkan studi hingga ketingkat Strata Dua atau Master menjadi sebuah kewajiban. Bagiku? Hmmm…..Mungkin belum. Seminggu lalu saya dan suami mengunjungi pameran pendidikan Amerika yang diselenggarakan Indonesian Interational Education Foundation di gedung Smesco. Terdapat lebih 20an stand universitas dari segala penjuru Amerika. Ada Ohio University, Iowa University, dan banyak macam lagi yang namanya baru aku dengar. Tapi yang pastinya tidak ada Harvard University dan Massachusetts Institute Techonology (MIT) tempat kuliah orang-orang cerdas di dunia. Mereka menyediakan liflet dan brosur informasi tentang universitas mereka. Selain itu ada pula bule-bule yang menjadi tempat bertanya tentang tata cara untuk mendaftar dan bergabung di universitas tersebut. Jika melanjutkan S2 saya pun belum tahu harus mengambil studi apa. Program studi S1 saya adalah jurnalistik. Mungkin ini bisa m...

Spring Forward, Fall Back

Pagi ini saya terbangun dengan jendela kamar yang mulai meremang. Cahaya putih menerobos masuk di sela-sela tirai jendela. Pagi datang seperti biasa. Selalu mengejutkan. Untuk bangun subuh rasanya selalu mustahil. Jam 5 masih dini hari. Sedangkan jam delapan menurut otakku sudah begitu siang. Tapi sebenarnya jam delapan itu masih serupa jam enam pagi di sini. Matahari masih terlalu malas untuk bersinar. Jejak malam masih betah di kaki langit. Refleks saya mengintip ke arah jam weker di atas meja. Seakan berkata padaku ini sudah pukul 9. Ayo bangun!!! Masih pagi dan masih normal, pikirku. Kuintip handphoneku. Angka 08.00 tertera jelas. Handphone ini perlu direset ulang, pikirku. Blackberryku memang sering hang. Apalagi ketika sedang lowbat. Jam pasir penanda loadingnya kadang muncul jahil dan menyeringai menjengkelkan. Perlu meresetnya ulang jika harus digunakan normal. Tapi pagi ini jam pasirnya tidak hadie. Pertanda handphoneku tidak perlu direset dan berada dalam kondisi normal. Ta...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...