Skip to main content

Beku

Ada serupa beku di sini, meski matahari meranggas sepanas Sahara
Ada sebuah detak yang berhenti di sini, serupa hidup yang terus kembali
Tapi waktu tak pernah berhenti, Ia adalah sebuah keniscayaan
Hingga tiap pendedah waktu lelah bekerja, ia akan tetap melaju

Dan aku di sini masih terperangkap beku yang menghilangkan akal sehat...

Comments

Popular posts from this blog

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

it’s done honey

Akhirnya ujian itu aku lalui juga. Selalu ada imaji-imaji tentangnya sebelum aku benar-benar di situasi itu. Dan nyatanya imaji itu 50% tepat, 50% terlalu dibesar-besarkan oleh rasa pesimis yang selalu berada di hati. Lima orang dosen yang menjadi pengujiku. Lima orang yang membuatku tersudut dan merasa begitu kecil di ruang berukuran 3 x 4 m persegi itu. Ruangan sempit dengan AC jadul yang begitu ribut menambah ketegangan. Satu persatu memberi tatapan yang begitu menikam. Senyum tipis sedikit-sedikit tertuju padaku. Yang bagiku seperti seringai yang begitu menakutkan. Mata-mata itu menatapku tajam. Percik-percik api di membara di sudut mata itu. Rasanya begitu kecil, bodoh, dan sangat tolol berada di ruangan itu. Empat orang bertanya dan kesemuanya itu harus aku jawab. Hingga lidahku kelu dan tenggorokanku kering dan gatal. Kujawab dengan semua pengetahuan yang aku punyai saat itu. Kujawab hingga otakku tak lagi sinkron dengan gerak lidahku. Sampai aku tiba pada titik bahwa ku jug...

Guide To Understand Nobunaga Concerto

Seminggu lalu iseng ngikutin Dorama Nobunaga Concerto di Waku-Waku Japan. Saya bukan penggemar Dorama Jepang. Tapi kadang iseng menonton drama atau filmnya. Beberapa kali nemu yang cukup menarik di Waku-Waku Japan. Selain itu jumlah episodenya lumayan sedikit dibanding rata-rata drama korea serta jam tayang yang tiap hari di Waku-Waku Japan cukup membuat dorama-dorama ini gampang diikutin. Awalnya kupikir Nobunaga Concerto ada hubungannya dengan musik. Sesaat setelah membaca sinopsisnya tentang seorang anak SMA yang tiba-tiba jatuh pingsan dan terbangun di Zaman Sengoku, saya pun tertarik menonton episode pertama yang kemudian membuat saya penasaran akan endingnya. Eits, sebelum cerita lebih banyak, Guide di sini hanya berlaku untuk Dorama dan filmnya saja. Untuk komik dan animenya saya tidak nonton dan tidak terlalu tahu detailnya. OK! Lanjut. Nobunaga Concerto adalah komik berlatar sejarah Jepang yang ditulis oleh Ayumi Ishii sejak tahun 2009. Kemudian pada tahun 2014 diadaptasi ...