Skip to main content

Tangis Bahagia Untukmu (Sekali Lagi)

dream
Ada senyum tipis yang kau kulum dengan hati-hati di sudut bibirmu. Ada percik bahagia di sudut matamu. Aku tahu kau ingin berlari pada dunia menunjukkan betapa bahagianya dirimu. Ini adalah mimpi yang pernah kita andaikan dalam pesan-pesan singkat yang saling kita kirim. Pernah ada suatu masa di mana kita asyik bermimpi tentang keluarga kecil ini. Tentang mimpi-mimpi yang mungkin akan terjadi kelak. Kita serupa pemimpi hebat yang melontarkan jutaan daftar mimpi ke langit semesta. Kita tak pernah peduli apakah semesta akan membantu kita menjejakkan mimpi itu di bumi. Tapi kita telah bebahagia telah berani bermimpi.

Hari ini aku melihat ada binar di matamu. Binar yang berusaha kau jaga sehingga tidak menjadi luapan emosi yang berlebihan. Kau menatanya satu-satu.Tak ingin larut dalam euphoria ini. Kau belum ingin mengiyakan hingga benar kau melihat namamu pada daftar 50 orang itu. Pada kesempatan terakhir sebelum program ini ditutup.

Aku memimpikan tentang pengumuman itu dua hari lalu. Aku mendapati di mimpi itu kau tak lulus. Tahukah kau dalam mimpi itu aku membisikkan doa “semoga aku melihatmu bergembira dalam dunia sadar. Cukup dalam mimpi ini kita bersedih akan sebuah kegagalan”. Dan pagi ini, sebelum adzan subuh berkumandang, Tuhan telah menjawab doa yang kubisikkan itu. Bukankah itu adalah sebuah keajaiban.

Mimpi-mimpi itu menjadi nyata sayang. Kau seperti yang sering kita bicarakan dalam pesan penambah semangat kita menjalani hari. Dirimu akan menginjakkan kaki di altar suci pengetahuan. Kelak aku menulis novelku di pinggir sungai Rusia. Kelak akan kulahirkan anak yang ayahnya alumni Ford.

Jika kau menyebut ini ajaib, yakinlah bahwa ini adalah kerja keras yang telah kau buat sekian tahun lalu. Namun mungkin bagikulah ini sesuatu yang ajaib. Aku mungkin tak pernah benar-benar ikut andil dalam langkah-langkah kecilmu menjejakkan mimpi itu. Aku hanyalah perempuan yang manja yang selalu memintamu untuk terus bersemangat. Meyakinkan dirimu bahwa kau mampu melakukannya. Meyakinkan dirimu bahwa kamu bisa lulus untuk itu. Karena jika kau lulus secara otomatis aku akan mendapat percik bahagia itu. Yakinlah semua ini adalah buah yang telah kau tanam sejak dulu. Bahkan sebelum kita bertemu. Jauh sebelum itu.

Aku hanya bisa menangis bahagia untukmu. Aku selalu menganggap cerita-cerita kelulusan itu adalah sebuah mimpi yang hanya bisa kita rasakan bahagianya setelah membaca buku fiksi yang menjual banyak mimpi. Tapi itu menjadi nyata bagiku sekarang. Dan itu adalah dirimu. Semesta telah menjawab mimpi-mimpimu. Kau dan semesta telah menjadi sekutu yang memiliki medan magnet yang sangat kuat saat ini. Kau akan segera menjejakkan mimpimu di dunia. Tak lagi mengawan-awan di langit. Kau akan menjangkau semesta.

Seperti katamu semalam saat kita melalui jalan-jalan di kota ,"semua resolusimu telah tercapai”katamu padaku. Aku meralatnya. “Belum. Aku belum memulai menjejakkan mimpiku di bumi”. Sekarang saatnya bagiku. Aku tahu takkan mudah, tapi aku yakin kau akan ada seperti aku menemanimu. (*)

Selasa pagi, 17 Agustus 2010

Comments

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Athens dan Kenangan Yang Kan Kukenang

College Green (sumber foto  di sini ) Tak cukup setahun, 9 bulan tepatnya saya menghirup udara di kota kecil Athens. Melihat daun maple menjadi merah dan berguguran. Menyaksikan salju menyulap semesta menjadi putih. Terkesima dengan rumput-rumput yang mejadi hijau, pompom dandelion yang tertiup angin, serta bunga-bunga bermekaran saat semi. Tiga musim yang tak pernah saya rasakan di kampung halaman membuat saya kagum terhadap kota kecil ini. Saya masuk pada kategori orang-orang yang begitu kagum dengan luar negeri. Ini pertama kalinya saya ke luar negeri, perjalanan ini membuka mata saya terhadap dunia di luar Indonesia. Saya menemukan hal-hal yang berbeda. Membuka pandangan bahwa saya terhadap sterotype yang saya bangun tentang luar negeri. Tak melulu baik dan membuat saya selalu rindu akan rumah.  Sembilan bulan saya merindukan rumah di tanah Athens, ketika telah menuju pulang saya mulai merindukan Athens. Dan rindu menyita tiap detik saya. Membuat saya sibuk mem...

Chinese New Year's Story (Just For Fun)

Amani : Si Ne Er Kuai Le Ara : Gong xi Gong Xi  Ara : Let's ask for angpao Amani : That's a great idea                                 After a while....... Ara  : i got cellphone Amani  :  i just got rundown program of chinese new year Ara : maybe there's money inside the paper Amani : I hope so Amani : What are you doing? Ara : I'm Checking my facebook Amani : Do you have facebook? Ara : Absolutely  Amani : let me see Ara : Wait, i wanna twit our picture   Amani : Do u also have a twitter? Ara : Sure. Do you have?  I will follow u Amani : i should ask for cellphone instead of  piece of paper Ara : Yes, you should...hahaha Ara : Anyway, let's play around. I don't know how to use cellphone Amani : oke...