Skip to main content

Suamiku Sayang

Masa pacaran di kampus
Aku membaca tulisanmu buatku. Tulisan yang aku yakini bukanlah tulisan yang penuh dramatisasi dan imajinatif yang khas dirimu. Aku yakin kau menulisnya dengan segenap rasa yang memadat dalam hatimu. Kau menulisnya dengan nafas-nafas cinta yang kau hirup. Yang membuatmu terus hidup dan menemaniku.

Tiap kalimat yang kau tulis memantik rasaku. Mengalirkan bening di mataku. Aku menangis karenamu. Karena cinta yang terus mengalir dari sungai hatimu.Tak pernah kering. Aku bahagia memilikimu. Dirimu selalu mampu hadir ditiap sedihku. Menjadi bijak ditiap raguku. Menjadi kawan yang menemani tertawa disetiap waktu aku mengayam hari. Kau menghormati tiap keinginanku. Mengabulkan tiap permintaanku. 

Kau tak pernah melarangku berlari sejauh yang aku mau. Ada saat dimana kau sangat tahu bahwa jika berdekatan denganmu aku akan berada d ititik kebosananku. Kau sangat memahami itu. Dan jika itu terjadi kau membiarkanku jauh darimu. membiarkanku kembali menanam rindu untukmu. Meski aku yakin kau tak menginginkan berjarak dan berspasi dariku.

Saat aku rindu, aku hanya perlu merajuk manja lewat sarana digital " Kakak, Dwi kangen". Dan seperti jin di dalam botol kau mampu dengan bergegas menenangkan rasa ini. Ada saat dimana aku sering bertanya " Kelak, jika kita berpisah.....".Dan kau selalu mengatakan " Apapun rasamu padaku aku akan menerimanya dengan lapang hati".

Kau seperti Arwin yang membebaskan Rana. Seperti Edward yang rela melepaskan Bella. Kau adalah sebuah mimpi yang tergapai buatku.  Aku masih risih jika kau memanggilku dengan sebutan istri. Atau jika aku memanggilmu dengan sebutan suami. Kau tetap akan kupanggil dengan panggilan sayang yang aku berikan sejak pertama kali aku mengenalmu. Aku akan tetap memanggilmu sebagai "Kakak" seperti aku selalu menyenangi saat kau memanggilku  dengan sapaan "Adek".

Kau selalu ada. Menjadi apapun yang aku butuhkan. Menjadi pendongeng yang baik. Fotografer yang hebat. Penulis yang keren. Dan teman bertualang yang sangat menyenangkan. Kau selalu berupaya memastikan bahwa aku selalu bahagia. Memastikan bahwa aku tetap mampu tertawa hari ini.  Kau selalu menanyakanv"apakah aku bahagia bersamamu? Kadang aku malas menjawabnya. Tapi yakinlah setiap kau menanyakan pertanyaan yang sama ada sisi hatiku yang tergerak untuk memelukmu. Untuk mendekapmu lebih erat lagi, dan tak lepas.

Akhir-akhir ini kau selalu mengucapkan kalimat yang sama " Aku tak percaya akhirnya kau berada di sini, di  rumahku". Ya, kita pernah mengkhayalkan itu bersama. Dan akhirnya aku di sini. Di kota yang kau sebut rumah. Dan pun telah kusebut rumah.

Aku memilihmu karena hatiku memilihmu. Aku ingin menjadi pelengkap bahagiamu. Aku ingin menemanimu berlari menjangkau semesta.Aku ingin menjadi ibu dari anak-anakmu. Menemanimu menulis tiap malam. Menemanimu mencari bukit tempat rumah kita kelak.Aku tak peduli kelak bukit itu akan kita temukan, miliki, dan kita bangun rumah di atasnya. 

Aku telah bahagia dengan proses yang telah kita jalani sekarang. Ijinkan aku menjadi istri yang menggenapi bahagiamu. Menjadi sayap yang berpasangan dengan sayapmu. Belajar terbang bersama dan mencipta sejuta bahagia.....


(Bau-Bau, 15 Agustus 2010)


Comments

  1. Anonymous8/15/2010

    mmmm.... meleleh ka; saya....

    ReplyDelete
  2. subhnallaaahhh...luapan kebahagiaan itu terasa sangat dalam dan tak tersentuh oleh siapapun kecuali berdua..selamat..

    ReplyDelete
  3. @ luvori : Selamat meleleh :)

    @ mbak mila :makasih mbak. nanti aku kontak via email y.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Athens dan Kenangan Yang Kan Kukenang

College Green (sumber foto  di sini ) Tak cukup setahun, 9 bulan tepatnya saya menghirup udara di kota kecil Athens. Melihat daun maple menjadi merah dan berguguran. Menyaksikan salju menyulap semesta menjadi putih. Terkesima dengan rumput-rumput yang mejadi hijau, pompom dandelion yang tertiup angin, serta bunga-bunga bermekaran saat semi. Tiga musim yang tak pernah saya rasakan di kampung halaman membuat saya kagum terhadap kota kecil ini. Saya masuk pada kategori orang-orang yang begitu kagum dengan luar negeri. Ini pertama kalinya saya ke luar negeri, perjalanan ini membuka mata saya terhadap dunia di luar Indonesia. Saya menemukan hal-hal yang berbeda. Membuka pandangan bahwa saya terhadap sterotype yang saya bangun tentang luar negeri. Tak melulu baik dan membuat saya selalu rindu akan rumah.  Sembilan bulan saya merindukan rumah di tanah Athens, ketika telah menuju pulang saya mulai merindukan Athens. Dan rindu menyita tiap detik saya. Membuat saya sibuk mem...

Chinese New Year's Story (Just For Fun)

Amani : Si Ne Er Kuai Le Ara : Gong xi Gong Xi  Ara : Let's ask for angpao Amani : That's a great idea                                 After a while....... Ara  : i got cellphone Amani  :  i just got rundown program of chinese new year Ara : maybe there's money inside the paper Amani : I hope so Amani : What are you doing? Ara : I'm Checking my facebook Amani : Do you have facebook? Ara : Absolutely  Amani : let me see Ara : Wait, i wanna twit our picture   Amani : Do u also have a twitter? Ara : Sure. Do you have?  I will follow u Amani : i should ask for cellphone instead of  piece of paper Ara : Yes, you should...hahaha Ara : Anyway, let's play around. I don't know how to use cellphone Amani : oke...