Skip to main content

Memperkosa Koper

Satu hal yang menyebalkan dari traveling yang mengharuskan untuk stay lama, barang-barang yang harus dibawa. Saya berusaha sedapat mungkin membawa sedikit barang. Tapi selalu ada barang-barang yang harus dibawa. Dan barang-barang itulah yang membuat koper membengkak. Mana lagi singgah transit di Jakarta yang begitu lama membuat saya berbelanja banyak. Duh, koper yang sudah mengembang pun harus mengembang lagi.

Sepanjang siang ini saya berusaha mengepak semua barang-barang. Penuh keringat. Memisahkan yang patut dipisah. Dan sedapat mungkin meringankan tas ransel. Semua yang tidak penting harus dibagasikan. Dan satu jam lamanya saya berjuang mengalahkan koper. Berusaha menutup reslitingnya. Segala cara kulakukan. Bahkan sampai menaiki koper tersebut agar beban di dalamnya terpress dan koper bisa ditutup.

Ara menyemangati dengan sesekali menarik perhatian, berteriak, atau bergelayut manja sambil senyum simpul. Rasa-rasanya ingin marah setiap dia berusaha menarik perhatian untuk diajak main. Tapi ketika ia mulai senyum-senyum simpul, selalu ingin tertawa melihatnya.

Dan akhirnya saya berhasil memperkosa koper saya. Tertutup dengan sukses. Semoga lolos pemeriksaan X ray. Toh, yang saya bawa hanyalah baju-baju kotor yang belum dicuci dari Jakarta. Pukul 13.10, ingin rasanya tidur sampai sore dan bangun sudah di Athens. Dan foto diatas adalah barang-barang yang akan menemani saya ke OHIO. Yang diatas stroller adalah yang paling berharga^^.(*)

Ragunan,13.13, 04092012
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Comments

Popular posts from this blog

Telur Dadar Buatanmu

Aku mencintainya. Ia tahu itu. Ia pernah sekali mengatakan, ia menyayangiku. Sekali itu dan setelahnya tak pernah lagi kudengar. Aku berharap dia mencintaiku meski satu dan lain hal tak mampu membuat kami bersama. Kami seperti dua dunia yang berbeda. Dia adalah bumi dan aku adalah asteroid yang terlontar ke bumi. Untuk sampai ke tanahnya aku harus melewati lapis-lapis angkasa. Sakit dan membakar diri. Terbunuh dan hanya sisa debuku yang berhasil menjejak di bumi. Kami dekat. Lebih dari sekedar teman dekat. Bercerita banyak hal berbagi banyak hal. Saat aku sedih dia yang pertama kukabari. Begitu pula dirinya. Selalu ada upaya untuk kami agar bertemu dan saling bercerita. Bahkan pun jika tak lagi punya cerita kami sekedar bertemu saling berpandangan. Kata tak lagi mewakili kami. Dan biasanya kami ditemani oleh telur dadar. Satu dari sedikit yang sama diantara kami. Kami beda kota. Frekuensi pertemuan kami pun makin sedikit. Sesekali jika sempat kami meluangkan waktu bertemu. Cerita lebi...

it’s done honey

Akhirnya ujian itu aku lalui juga. Selalu ada imaji-imaji tentangnya sebelum aku benar-benar di situasi itu. Dan nyatanya imaji itu 50% tepat, 50% terlalu dibesar-besarkan oleh rasa pesimis yang selalu berada di hati. Lima orang dosen yang menjadi pengujiku. Lima orang yang membuatku tersudut dan merasa begitu kecil di ruang berukuran 3 x 4 m persegi itu. Ruangan sempit dengan AC jadul yang begitu ribut menambah ketegangan. Satu persatu memberi tatapan yang begitu menikam. Senyum tipis sedikit-sedikit tertuju padaku. Yang bagiku seperti seringai yang begitu menakutkan. Mata-mata itu menatapku tajam. Percik-percik api di membara di sudut mata itu. Rasanya begitu kecil, bodoh, dan sangat tolol berada di ruangan itu. Empat orang bertanya dan kesemuanya itu harus aku jawab. Hingga lidahku kelu dan tenggorokanku kering dan gatal. Kujawab dengan semua pengetahuan yang aku punyai saat itu. Kujawab hingga otakku tak lagi sinkron dengan gerak lidahku. Sampai aku tiba pada titik bahwa ku jug...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...