Skip to main content

In The Dark of The Night at Athens Library



Hari ini saya, Ara, dan Kak Yusran mengunjungi Athens Library. Perpustakaan kota di Athens County. Tak ada rencana sebenarnya untuk datang berkunjung. Awalnya hanya meminta Kak Yusran untuk menemani jalan di rute bike track ke Athens Library. Dari Erika, saya mendapatkan info bahwa di Athens library ada jadwal untuk ibu dan anak membaca bersama. Makanya, mumpung hari ini suami saya nda kuliah maka saya menodongnya untuk menemani melalui rute sepeda. Menyusuri rute sepeda cukup dekat jaraknya dari Riverpark dibanding harus menggunakan bus. Ternyata hanya butuh waktu 15 menit dari Riverpark untuk sampai Athens Library berjalan kaki melalui bike track. Kalo pake bus memakan waktu 30 menit dari depan apartement dengan kepala pusing di dalam bus.
Athens Library adalah perpustakaan daerah untuk Athens County.

Perpustakaannya kecil dibanding Alden Library (nanti kukisahkan ditulisan lain tentang Alden). Perpustakaan Athens lebih banyak dikunjungi oleh orang tua dan yang memiliki anak. Di rak-rak yang memajang buku anak-anak disediakan tempat duduk kecil untuk para anak. Agar mereka duduk dan membaca. Koleksi buku anaknya pun lengkap dan pastinya dalam bahasa Inggris. Ada banyak komputer yang bisa digunakan untuk berinternet. Selain itu ada juga sofa untuk orang tua. Meja catur dan koleksi film-film. Koleksi buku-buku dewasanya pun lengkap. Harry Potter, Twilight, Hunger Games, hingga parenting dan pregnancy.


Pengunjung perpustakaan tidak hanya datang untuk membaca buku. Tapi juga meminjam film, bersantai, bahkan bermain twitter. Selain sebagai perpustakaan, Athens library juga memiliki kelas-kelas pelatihan. Misalnya komputer, knitting, yoga, dan library for kids. Waktu berkunjung tadi siang, petugas perpustakaan memberikan selebaran acara untuk library for kids. Kebetulan malam ini ada acara "In the dark night" untuk anak-anak. Materinya adalah storytelling, telescop, dan games. Saya pun tertarik untuk datang.

The Dark of The Night in Athens Library


Pukul 7 malam, kami ke Athens library. Acara sudah dimulai di halaman belakang perpustakaan. Anak-anak dan orang tua duduk di atas tanah berbukit yang sepertinya khusus dibuat untuk acara seperti malam ini. Tak cuma anak-anak bule, anak-anak china dan arab pun turut hadir di acara ini. Api dinyalakan untuk menghangatkan suasana. Seorang perempuan separuh baya berdiri di depan api unggung. Syal putih tersampir di pundaknya. Ia mengisahkan dua cerita. Gaya bercerita sungguh menyenangkan. Penonton larut dan menyimak kisah yang ia tuturkan.


Bagian favoritku adalah melihat bulan dengan teleskop. Ada 4 teleskop yang disejajarkan. Masing-masing memberikan citra yang berbeda dari bulan sabit yang muncul malam ini. Teleskop pertama memperlihatkan bulan sabit biasa tapi dengan tampakan besar. Kawah-kawah bulan terlihat jelas. Kemudian teleskop berikutnya, bulan tampak bulat meski bagian gelapnya terlihat samar. Teleskop ketiga memperlihatkan bulan lebih besar dan lebih jelas. Bintik-bintik di permukaannya sangat kentara. Ini pertama kalinya saya melihat bulan begitu jelas. Pertama kalinya menggunakan teleskop dan mendapatkan ekspektasi yang sesuai imajinasiku. Wow, Amazing!!! Sayangnya teleskop terakhir belum selesai dipasang sehingga saya kurang tahu bagaimana tampakan bulan di teleskop itu.


Anak-anak yang lebih besar memilih untuk bermain game mencari bendera. Ditemani orang tuanya mereka bermain di bawah langit malam. Sesuatu yang hanya bisa saya lakukan saat pramuka waktu SD. Di sini, kegiatan alam dan luar ruangan diperkenalkan kepada anak untuk menciptakan ikatan dengan orang tua dan tidak melulu tergantung pada game-game mesin yang membuat mereka individual.

Athens library tidak memberikan kesan berdebu dan "nerd" untuk anak-anak itu. Mereka menganggap perpustakaan tak hanya tempat membaca buku tapi juga bermain dan berkawan. Sembari melihat mereka bermain, kami memilih memakan popcorn yang dibagikan secara gratis dengan segelas jus apel. Segar rasanya. Kami meninggalkan Athens Library pukul 9 malam meski acara belum selesai. Suhu dingin mungkin masih normal untuk para bule tapi bagi kami itu sudah cukup menusuk hingga tulang. Yang pasti saya akan menambahkan Athens Library ke daftar rutinitas harian saya selama di Athens.(*)

Foto : M.Yusran Darmawan
Riverpark, 00.15 am, Saturday 22 Sep 12







Comments

  1. waaaahhh senangnya... jadi iri deh,,mbak.. upload foto2nya juga dong..^^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Sengsara Membawa Nikmat

  Judul : Sengsara Membawa Nikmat Penulis : Tulis Sutan Sati Penerbit : Balai Pustaka Midun, lelaki muda baik budinya halus pekertinya disukai warga sekampung. Namun, hal ini menciptakan kebencian Kacak, kemanakan Tuanku Laras, kepada Midun. Segala cara dilakukan Kacak untuk menjebak Midun. Hingga akhirnya ia menyewa pembunuh untuk menghabisi nyawa Midun. Untungnya, Midun masih mampu menghindar dari tikaman pisau. Namun perkelahian itu menjebloskan Midun ke penjara. Membuatnya terpisah dari keluarganya. Penderitaan tak berhenti di situ, di penjara pun Midun menerima siksaan. Hingga masa ia bebas, ia memilih tak pulang ke Bukit Tinggi. Ia memilih mengadu nasib ke Betawi mengantar Halimah, perempuan yang ditolongnya pulang ke Bogor. Di tanah Jawa inilah lika liku hidup membawanya menjadi asisten demang dan pulang ke tanah Padang.  Judul buku ini cukup mencerminkan cerita lengkap sang tokoh utama. Kemalangan silih berganti menimpa sang tokoh utama. Namun berpegang pada keyakinan ...

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang pen...