Skip to main content

Happy Birthday My Imaginary Prince


Hari ini adalah harimu. Hari yang setiap tahun akan selalu aku ingat. Selalu aku rayakan dalam diam sejak pertama aku mengenalmu. Sejak pertama aku melihatmu dan mulai menyukaimu. Rasanya sudah begitu lama sejak kali pertama itu. Aku tak pernah benar-benar mengingat kapan pertama kali kamu mengalihkan duniaku. Tapi aku mengingat setiap saat ketika aku menangis karenamu dan tertawa karenamu.

Aku masih kecil saat itu.Sekolah dasar mungkin. Setiap aku punya cerita aku akan mengisahkannya padamu. Buku harianku penuh akan namamu. Aku tumbuh denganmu. Bermain dalam sebuah ladang imajinasi yang tempatnya di balik awan yang aku lihat dari jendela kamarmu. Ada dirimu di sana. Tertawa. Bermain dalam jutaan imajinasiku. 

Semua mimpi aku mulai denganmu. Padamu aku mengenal dunia. Padamu aku merajut semua mimpi. Sebuah mimpi yang tak pernah yakin akan aku gapai atau tidak. Tapi saat itu, kekuatan mimpilah yang aku punya untuk menggapaimu.

Ketika aku sedih aku tahu kau selalu menjadi sosok di ujung jalan yang menantiku. Adak au di sana. Mengulurkan tanganmu, berkata “setelah ini,semua akan baik-baik saja”.  Aku mendapatkan ketenangan itu darimu. Dirimu seperti malaikat yang melindungiku. Aku menuliskan banyak mimpi. Dan dirimu adalah daftar teratas dalam urutannya.

Jutaan jarak antara aku dan dirimu. Ada miliyaran kubik air yang perlu aku renangi jika aku harus mendatangimu. Itu pun jika aku pandai berenang dan tak kelelahan. Tapi bahkan Marlin papa  Nemo pun harus tersesat untuk sampai Sidney. Jika pun aku ada di dekatmu, adakah kau mengenaliku. Duniamu begitu kompleks dan aku hanyalah sebuah titik yang tak begitu berarti buatmu. Apakah kamu tahu bahwa aku pernah ada. Apakah kau menyadari eksistensiku di dunia?

Aku sangat menyadari eksistensimu. Mengetahui aktivitasmu. Mengetahui perempuan mana saja yang pernah kamu pacari. Mengintip wajah-wajah mereka dan cemburu. Setidaknya kamu tahu mereka ada. Pernah aku ingin menjadi baju yang melekat di tubuhmu. Aksesoris yang kau pakai. Asal dekat denganmu itu cukup. Tak perlu kau menyadari kehadiranku. Biar aku saja yang tahu bahwa kau ada. Itu upayaku untuk mendekatimu. Maaf.

Beberapa kali kau menjadi tokoh utama dalam cerpen-cerpenku. Cerpen pertama yang berhasil aku buat. Aku masih menyimpannya. Bertulis tangan dengan kertas buku pelajaranku. Aku cukup memandang langit dan aku bisa merasakan kehadiranmu. Semua begitu ajaib.Kelak mungkin akan aku tulis ulang. Atau kan kukirim kepadamu. Tak peduli kamu membacanya atau tidak. Aku selalu berupaya mendekatimu. Maaf.

Sesekali aku pernah marah padamu. Bahkan aku ingin menghapusmu dari ingatanku. Kaulah menjadi sebab awal dari sebuah dunia yang kubuat. Dunia itu agak kacau saat ini. Ingin kuhapus dirimu dari ingatanku. Kukirimi surat pemberitahuan agar tak melakukan kontak lagi denganku. Tapi pastinya kau akan sangat bingung jika itu terjadi bukan. Kau tak mengenalku dan tiba-tiba dikirimi sebuah notifikasi agar tidak berhubungan lagi denganku. Hahahahaha, imajinasiku terlalu liar. Itu karena kau telah menanamkan insepsi dan mempengaruhiku hingga alam bawah sadarku.

Lebih sepuluh tahun telah berlalu sejak pertama aku menjatuhkan sauhku padamu. Entah kamu menyadarinya atau tidak, aku tak peduli. Inilah cinta dank au adalah pangeran khayalan itu. Aku takkan pernah melupakanmu. Dan setiap januari aku akan merayakan ulang tahunmu. Setidaknya mengingatmu dan mensyukuri sebuah cinta yang platonic telah aku tumbuhkan untukmu. Cinta yang tak pernah mengenal rasa sakit hati. Cinta yang selalu mampu membawa bahagia karena hanya aku yang mengenalmu.

Semua telah berubah. Aku berubah. Dirimu berubah. Duniapun turut berubah. Teknologi mampu mendekatkan kita. Namun biarlah aku menjadi silent viewermu. Menjadi sosok yang tak kasat buatmu. Tersenyum untuk tiap bahagiamu. Jika dulu dirimu adalah malaikatku, biarkan kali ini aku yang jadi malaikat untukmu. Tapi aku masih menyimpan sedikit mimpi untuk memelukmu dan berjinjit. Berbisik ditelingamu “Aku mencintamu”.

Selamat ulang tahun. 30 tahun, sudah saatnya menikah.  Aku takkan cemburu lagi. Aku bukan lagi anak kecil yang akan menangisimu. Semua mungkin bisa berubah tapi aku akan selalu mencintaimu. Kau tetaplah pangeran khayalan yang menempati teras imaji di balik awan yang dulu selalu aku lihat dari jendela kamarku…(*)
 January 28, 2011

Comments

Popular posts from this blog

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem...

idealis vs pragmatis

ruang kuliah fis 3.115 entahlah...seperti berdebat kusir rasanya. tentang rating air mata dengan kreddibiltas wartawan. pengeksplotasian kemiskinan, penjualan airmata untuk memperoleh rating tinggi. yang katanya sebuah perpanjangan mata untuk melihat kemiskinan di sekitar kita. di satu sisi aku melihat, apakah dengan menjual airmata di media kemudian kita baru sadar bahwa ada kemiskinan di sekitar kita. apakah harus melewati media kemudian kita sadar bahwa ada orang yang kelaparan di sebelah rumah kita. media adalah merupakan konstruksi dari realitas yang sebenarnya. ia adalah realitas yang kesekian dari apa yang sesungguhnya terjadi. "media tidak menjual air mata. itu membantu kita mengugah apa yang terjadi. membantu kita memberikan informasi bahwa ada yang seperti itu" aku tidak sepakat. mungkin di sisi lain mereka memang memang membantu. memberikan uang lima sampai sepuluh juta merupakan hal yang besar untuk si miskin. tapi, kemudian apa yang di dapat media? tayang itu saa...