Skip to main content

Nonton Barong Sai


Eksostis adalah sesuatu yang tak ada di Mall. Definisi ini aku buat ketika beberapa bulan yang lalu aku dan k yusran melihat para pelaith merpati balap melatih merpati-merpatinya terbang di GOR Sudiang.Tapi bagaimana jika kutemui sesuatu yang eksotis di Mall,Wah artinya untung dua kali donk. Sudah jalan-jalan ke Mall dapat bonus lihat sesuatu yang eksotis.

Tahun baru cina yang jatuh pada hari ini, 14 Februari 2010 menyajikan sebuah atraksi barong sai yang eksotis di M”Tos. Senang rasanya bisa melihat atraksi barong sai secara dekat. Ada dua barong sai yang dipertunjukkan. Kalo dilihat dari Warna bulu dan lentik bulu matanya barang sai itu sepasang. Yang berwarna merah menyala adalah naga jantan dan berwarna pink dengan bulu mata yang lentik adalah perwujudan naga betina.

Barong sai yang berasal dari vihara girinaga Makassar menyajikan atraksi barong sai yang begitu memukau. Kedua barong sai tersebut beratraksi dari lantai dasar hingga lantai ketiga. Mencari Angpao yang di gantung oleh para pemilik took dan harus diambil oleh barong sai tersebut.

Rasanya seperti melihat aksi Jacky chan saat anak-anak muda itu melakukan atraksi-atraksi serupa kungfu. Mengangkat temannya dan tetap meliukkan badan naga seiring dengan bunyi gendering yang di tabun. Aku juga mengingat para Shailon-shailon kecil beraksi memainkan barongsai di film-film.
Para pengunjung Mtos mengikuti kemana pun Barang sai tersebut beraksi. Merekam tiap atraksi dan menyemangati kedua ular naga itu saat berusaha mengambil angpao yang dipasang di langit-langit gedung.

Sayangnya Hpku yang bisa merekam dalam kondisi lowbat. Jika tidak, aku pun akan merekam dan memotret atraksi barongsai yang menggemaskan itu. Mungkin rasanya menyenangkan mampu menguasai salah satu tarian atau atraksi budaya dikala orang lain mulai tak mempedulikannya.

Lebih eksostis…

Comments

Popular posts from this blog

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan ...

Norwegian Wood

Cukup melelahkan membaca Norwegian Wood karya Haruki Murakami. Buku yang telah kulihat wujudnya sejak tahun 2004 baru aku baca di tahun 2013. Saya tidak terlalu akrab dengan karya-karya Haruki Murakami. Buku Norwegian Wood ini adalah karyanya yang pertama saya baca.  Mengapa saya berkata buku ini cukup melelahkan? Karena buku ini bercerita tentang kematian dan sangkut pautnya dengan orang-orang yang ditinggalkan. Bukan kematian yang disebabkan sakit atau tua. Tapi kematian orang-orang muda yang memilih bunuh diri.  Bersetting tahun 1970an di Jepang, sang tokoh utama, Watanabe menceritakan kembali kisahnya. Ia bertemu kembali kekasih almarhum temannya yang memilih mati bunuh diri di usia 17 tahun. Sekalipun tidak akrab mereka selalu bersama. Berkeliling mengitari Tokyo tanpa tujuan. Hingga sang perempuan, Naoko masuk panti rehabilitasi gangguan jiwa. Ia lantas bertemu Midori, perempuan nyentrik yang selalu berkata seenak dia. Perempuan yang selalu jujur mengatakan apapun yang i...

Inferno

Judul : Inferno Pengarang : Dan Brown Penerbit : Bentang  Robert Langdon terbangun di sebuah rumah sakit di Florence, Italia dan tidak mengingat apapun. Yang ia ingat hanyalah ia melangkah pulang menuju rumah sesaat setelah mengisi kuliah di Harvard university, Boston. Saat ia terbangun ditemuinya fakta bahwa seseorang menginginkan ia mati. Ia berusaha melarikan diri dari pembunuhnya bersama seorang dokter perempuan dari rumah sakit tempat ia dirawat. Beberapa hal janggal ia temukan. Mimpinya tentang perempuan berambut perak diantara kubangan mayat, igauannya bernama "very sorry", serta sebuah chip yang disembunyikan secara jeli di jaket kesayangannya yang mengarahkannya menyelami Inferno karya Dante, memecahkan petunjuk-petunjuk dari berbagai benda-benda bersejarah, hingga mengantarnya menuju Venice dan Istanbul. Memecahkan sebuah teka teki yang ditinggalkan oleh seorang ilmuan eksentrik yang mengancam populasi manusia. Sanggupkah Langdon mencegahnya disaat yang tepat?  Infe...