Skip to main content

We Spent Time Together


For many days, I never hanging out with my daughter Ara, never walking around Court Street and doing sight seen. Winter season was very cold. I couldn't stand outside without wearing winter coat and feeling frozen. It was also hard for Ara to go outside when she felt uncomfortable with her big winter coat. That’s why I stayed at home and played with her in my comfy apartment to watch snowflake fallen from the sky. We felt warm.

Flour power cupcakes
Yesterday was a breezy sunny day. The wind was cold, but the sunlight kept me feel warm. I went to OU-mini farmer's market in OU Howard Park, near the green statue. There were a lot of local vendors. They sold many things such as bakery, cake, pretzel, jellies, and many more. At the first time I just planned to sight seen, until I met the lady who sold flour power cupcakes.  I bought her brownies. When I saw cupcake, I suddenly remembered that I ever read information about these cupcakes in B Magazine. It was made me curious to know how delicious these cupcakes. Because of that, I bought one beautiful cupcake.

The sun was bright. I felt warm enough to sight seen on Court Street. Since several days ago, I wanted to go to Family Dollar, one of department stores in Athens. Then I walked to Family Dollar through Court Street, my favorite spot in Athens. I looked around. There were food trucks that sold many delicious foods including Buritto, Ali Baba, and the new one, that I forget its name. Court Street was very crowd. In the afternoon, restaurants and food cafes were full of people. I tried to recognize some restaurants that I ever read in Athens News. I felt very happy when I remember those restaurants.

Family Dollar is located in E Carpenter Street. It's quit far from Court Street. I was looking for puzzles and some stuff. At that place, I got a nice headband while Ara yelled out loud. She refused to sit on her stroller, then I tried to play with her and to put the headband on her head, but she always threw it away. Furthermore, I grabbed a flip phone toy. It was works. She sat and played with the toy.

I had a chance to choose puzzles, armband, and some stuff when she bored and started to stand on her stroller. I untied her. She laughed very happy and walked around near by my side. I thought she wanted to stand near my position. She forgot her flip phone toy when she saw a bunching ball. She cried aloud as a sign that she wanted to touch the ball. I was so happy when I gave it to her. You know why? That’s because the ball is cheaper than the flip phone.

I succeed to put the headband on her head while she was playing a bunching ball. She brought the ball and went to cashier. I was so happy when I got all stuffs that i need. I thought I didn't have to buy a flip phone. Hehehe.. (*)

Saya belajar menulis dengan bahasa Inggris. Sebelum diedit sama editor, aslinya cukup ancur. Anyway, semoga suka :p

Comments

  1. ahaaa.. pantesan kok tiba2 pakai bahasa inggris nulisnya.. ^_^ keren..

    Itu cupcakes2nya menggoda banget deeeeh.. mauuu

    ReplyDelete
    Replies
    1. cupcakenya enak banget. Manisnya pas...yummmm :D

      Delete
  2. Wahh.. Keren Englishnya.. Rasanya grammar nya okeh banget.. padahal gak gitu lancar ngomong english sih..hihihi..

    Salam kenal yahh ^^,

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahaa..ini setelah masuk ruang editor dan tayang disini :D

      Delete
  3. tulisannya bisa buat saya belajar bahasa inggris juga.. :)

    Ara pinter yaaa... lebih milih bunching ball daripada flip phone..
    Heheehe,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nulis ini bikin saya bljr bahasa inggris :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan ...

Inferno

Judul : Inferno Pengarang : Dan Brown Penerbit : Bentang  Robert Langdon terbangun di sebuah rumah sakit di Florence, Italia dan tidak mengingat apapun. Yang ia ingat hanyalah ia melangkah pulang menuju rumah sesaat setelah mengisi kuliah di Harvard university, Boston. Saat ia terbangun ditemuinya fakta bahwa seseorang menginginkan ia mati. Ia berusaha melarikan diri dari pembunuhnya bersama seorang dokter perempuan dari rumah sakit tempat ia dirawat. Beberapa hal janggal ia temukan. Mimpinya tentang perempuan berambut perak diantara kubangan mayat, igauannya bernama "very sorry", serta sebuah chip yang disembunyikan secara jeli di jaket kesayangannya yang mengarahkannya menyelami Inferno karya Dante, memecahkan petunjuk-petunjuk dari berbagai benda-benda bersejarah, hingga mengantarnya menuju Venice dan Istanbul. Memecahkan sebuah teka teki yang ditinggalkan oleh seorang ilmuan eksentrik yang mengancam populasi manusia. Sanggupkah Langdon mencegahnya disaat yang tepat?  Infe...

Norwegian Wood

Cukup melelahkan membaca Norwegian Wood karya Haruki Murakami. Buku yang telah kulihat wujudnya sejak tahun 2004 baru aku baca di tahun 2013. Saya tidak terlalu akrab dengan karya-karya Haruki Murakami. Buku Norwegian Wood ini adalah karyanya yang pertama saya baca.  Mengapa saya berkata buku ini cukup melelahkan? Karena buku ini bercerita tentang kematian dan sangkut pautnya dengan orang-orang yang ditinggalkan. Bukan kematian yang disebabkan sakit atau tua. Tapi kematian orang-orang muda yang memilih bunuh diri.  Bersetting tahun 1970an di Jepang, sang tokoh utama, Watanabe menceritakan kembali kisahnya. Ia bertemu kembali kekasih almarhum temannya yang memilih mati bunuh diri di usia 17 tahun. Sekalipun tidak akrab mereka selalu bersama. Berkeliling mengitari Tokyo tanpa tujuan. Hingga sang perempuan, Naoko masuk panti rehabilitasi gangguan jiwa. Ia lantas bertemu Midori, perempuan nyentrik yang selalu berkata seenak dia. Perempuan yang selalu jujur mengatakan apapun yang i...