Skip to main content

Cetak Foto : Do It Yourself

Disebabkan saya butuh mencetak foto untuk keperluan lomba maka Walmart menjadi tujuan untuk mengeprint foto. Bukan ke studio foto khusus yang penuh pernak pernik kamera, rol film untuk SLR, serta frame ukuran mini hingga segede dinding rumah. Di Walmart segala hal bisa diperoleh. Mulai dari permen, boneka, studio foto, pengganda kunci, salon hingga bengkel.

Yang bikin malas adalah bertanya dimana bagian cetak foto soalnya harus berbahasa inggris. Suami kadang menjebak tiba-tiba pergi jauh dan memaksa saya untuk bertanya sendiri. Strategi saya adalah mengajaknya bertemu petugas walmart dan kemudian cuek liat kiri kanan. Jadinya dialah yang bertanya.

Cukup susah menemukan dimana bagian cuci cetak di walmart jika tidak pernah berniat mencarinya. Awalnya saya mengira di depan kasir yang ternyata mengkhususnya pada studio foto. Kemudian ke bagian belakang bertemu ibu separuh baya yang ternyata menjaga counter order barang oleh pelanggan. Dia menjelaskan yang saya pahami dekat tempat penggandaan kunci. Kemudian nyasar ke sana dan bertanya lagi ke bagian elektronik. Di bagian elektronik katanya yang jaga sedang istirahat. Kemudian kami memutuskan belanja lebih dahulu. Balik lagi ke bagian elektronik, sang pegawai mengajak ke bagian belakang. Komputer ditata berkeliling dengan layar touchscreen lengkap dengan petunjuk. Sang pegawai menjelaskan gimana cara mentransfer filenya dan sebagainya. Kemudian, dia berkata, ikuti petunjuk jika bingung.

Heh???? Kupikir cetak foto disini seperti cetak foto di Indonesia. Ngasih flashdisk atau handphone yang berisi foto yang ingin dicetak kemudian cutomer sisa terima beres. Tinggal kami dan layar komputer yang meminta disentuh. File foto yang ingin dicetak saya simpan di Blackberry. Ternyata yang dibaca oleh komputernya hanyalah Android dan Apple. Tapi kemudian BB menyamar menjadi flashdisk. Si komputer masih aja nda bisa baca. Terpaksa pindah ke komputer lain. Eh, di komputer lain terbaca dengan baik. Syukurlah, kirain BBku yang kampungan. hiks :'(

Bingung juga mengikuti alur-alur petunjuknya. Soalnya satu foto seharga 1.5 dollar. Kalo salah ntar bayar mahal. Komputer membaca file foto dari iphone suami (ujung-ujungnya ambil data dari iphone, bukan dari BB). Mengcopy semua foto yang ada. Trus customer memilih foto yang akan dicetak. Kemudian ada perintah mau dicrop atau tidak. Selanjutnya ada border atau tak perlu. Kemudian konfirmasi cetak. Setelah itu masukkan nama dan nomor telepon. Kemudian approve. Keluar kertas barcode. Trus ke printernya. Scan barcode dan klik, klik. Fotonya keluar deh. Hahaha :D.

Eits, jangan lupa bayar di kasir. Kasirnya di tempat order barang. Dikasi kertas pembungkus foto dan selesai. Mungkin kalo tinggal pergi dan tak usaha bayar bisa juga kali ya. Printnya pun ada yang sejam ada yang lima menit. Semakin lama semakin murah.Tapi entah bagaimana hitung-hitungannya soalnya promo iklannya bayarannya dibawa satu dollar saja.  Customer boleh milih cetak foto saja ataukah bentuknya jadi puzzle, kartu ucapan, atau menjadi gambar di tumbler. Semuanya dilakukan oleh customer sendiri. Harga pun makin beragam dengan order yang berbeda. 

Nda semua warga asli sini yang tau gimana cara cetak foto. Di samping kami ada juga ibu-ibu yang bingung mau ngapain. Dia bilang dia juga newbie. Oke deh bu, kalo gitu kita sama-sama newbie. (*)

Comments

  1. cetak foto spti itu pernah ada di MP & Mari. tepatnya di M Studio. Jaman kuliah dulu sering cetak foto2 narsis dlm bentuk kalender. Tp skrg sdh ndak ada lagi.. :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh iyyyaa.seingatku juga begitu. tp skrg nda tau kalo M Studio itu masih ada ato nda. Sekarang bisa cetak sendiri kak, pake printer. heheheehe

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Norwegian Wood

Cukup melelahkan membaca Norwegian Wood karya Haruki Murakami. Buku yang telah kulihat wujudnya sejak tahun 2004 baru aku baca di tahun 2013. Saya tidak terlalu akrab dengan karya-karya Haruki Murakami. Buku Norwegian Wood ini adalah karyanya yang pertama saya baca.  Mengapa saya berkata buku ini cukup melelahkan? Karena buku ini bercerita tentang kematian dan sangkut pautnya dengan orang-orang yang ditinggalkan. Bukan kematian yang disebabkan sakit atau tua. Tapi kematian orang-orang muda yang memilih bunuh diri.  Bersetting tahun 1970an di Jepang, sang tokoh utama, Watanabe menceritakan kembali kisahnya. Ia bertemu kembali kekasih almarhum temannya yang memilih mati bunuh diri di usia 17 tahun. Sekalipun tidak akrab mereka selalu bersama. Berkeliling mengitari Tokyo tanpa tujuan. Hingga sang perempuan, Naoko masuk panti rehabilitasi gangguan jiwa. Ia lantas bertemu Midori, perempuan nyentrik yang selalu berkata seenak dia. Perempuan yang selalu jujur mengatakan apapun yang i...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...

Dari Dapur Aku Merindukan Rumah

Pallu Mara buatan saya (Foto : Dok. Pribadi) Setiap berada di dapur aku selalu merindukan rumah. Setiap harus masak sesuatu yang tiba-tiba merindukan rumah. Bukan karena kalo di rumah ada yang memasakkan (meski sebenarnya hal itu adalah salah satu yang membuatku rindu) , tapi karena di rumah begitu mudahnya menemukan bahan-bahan makan yang akan diolah. Lengkap dengan bumbunya yang segar. Dua hari lalu, saya sangat ingin memakan pallu mara. Pallu mara adalah masakan khas sulawesi Selatan. Masakan ikan ini sebenarnya sangat biasa. Kalo di rumah, setiap hari saya bisa memakan masakan ini, bahkan sampai bosan. Bedanya adalah kalo masakan rumah biasanya tidak diberi serai, lengkuas, dan gula merah. Bumbu utamanya adalah asam, kunyit, dan garam. Di rumah saya masakan ini disebut "ikan masak". Baru saat kuliah semester akhir saya mengetahui bahwa nama masakan ikan ini disebut Pallu Mara oleh orang Makassar. Nah, yang saya ingin masak adalah Pallu Mara lengkap dengan serai, ...