Skip to main content

Remah - Remah


Handphone selalu menjadi buku catatan kecil yang merekam field note ku. Merekam rasa yang mungkin datang sekejab. Mungkin karena sifatnya hanyalah sepatah dua patah kata yang sekelebat melintas di pikiran. Menemukan beberapa kalimat-kalimat keren yang mungkin bisa disisipkan dalam tulisan. Selalu menyenangkan bisa meninggalkan jejaknya di dalam handphone dan sesekali menengoknya.

Tapi kali ini aku ingin membaginya lewat sarana blog. Agar tidak sesak di dalam hpku dan tak utuh menjadi sebuah tulisan.

I’m in middle of nowhere. Kalo aku berada dalam pilihan saat ini atau bertemu dengan werewolf atau vampire gagah, aku akan memeilih yang kedua.

Apakah rutinitas kerja layaknya seperti ini?Tidak semua kurasa. Tapi pilihan yang kujalani adalah pilihan hidup yang mungkin harus terus aku selesaikan.Apa yang kucari?Tak ada mungkin. Semua begitu samar. Selalu ada suara-suara yang menguatkanku untuk bertahan. Bertahan dengan akar yang makin kokoh.tapi di satu titik, aku ingin melawan. Keluar dari mainstream dan mencoba berenang melawan arus. Konsekuensinya adalah menjadi minoritas. Telah dua kali kucoba. Pertama ku tolak, ke dua aku gagal. Aku tak yakin aka nada kesempatan ketiga lagi atau tidak.

Meninggalkan zona nyamanku dan berada dalam ketidakpastian menjadi multiple choice yang lain lagi bagiku.Tapi aku kemuadian melakukan definisi ulang terhadap sebentuk kenyamanan? Apakahi ni kusebut nyaman.Aku belum menemukan definisi yang tepat.hatiku bergerak melawan tapi aku belum menemukan arus yang lain.Aku berpusar di sini. Tak tentu arah.

(Remah ini sudah lama. Sebentuk kegeiisahan tentang hidup. Mungkin disaat aku menuliskan tulisan di atas menjadi titik balik perenunganku. Beberapa waktu lalu, Kak Yusran bilang “kau banyak melakukan perenungan akhir-akhir ini. Aku mendapatimu berpikir dewasa dan bijak”. Aku berada dititik kegelisahan hendak menentukan arah hidup. Aku hanya memiliki diriku dan perenunganku untuk bisa menemukan jalan bijak yang harus aku tempuh. Dan saat ini aku telah sampai pada titik dimana aku bisa menghitung hari dengan semua jari tanganku.Hari dimana aku memutuskan mencari definisi nyaman dalam kamusku sendiri Aku tak menemukan pusaran yang lain untuk diselami. Tapi aku telah mampu berenang dan bergerak menemukan pusaran yang lain lagi.)

Kali ini aku biarkan sakit menusukku perlahan. BIarkan kau tetap di sana tanpa tersenth.tak bergeming. Aku butuh sendiri. Sekitarku terlalu rebut. BIarkan aku dengan hatiku yang sepi. Tak perlu lelah menungguku.

(Remah ini aku tulis saat acara keluarga di Pattiro. Aku tiba-tiba menemukan diriku sepi diantara hiruk pikuk keluarga. Merasa sendiri dan tak punya teman. Mencari seseorang untuk diajak berbicara hati ke hati. Dan ternyata aku menemukan diriku sendiri.)

Aku ingin mendeletemu dari saraf otakku. Tolong sebutkan saraf mana yang harus kugunting untuk itu. Setiap percakapan kurekam jejaknya dalam benakku.Biarlah tetap abadi di sana. Aku akan mencoba tak menjadi kecaduan akanmu.

(Susah untuk melupakan seseorang ternyata. Makin kau meniatkan untuk melupakannya. Makin ia mengrogoti saraf-saraf otakmu perlaha. Seperti ini lah yang terjadi padaku.)

Aku mencari lagu yang bisa yang mampu menghapusmu dari memory otakku. Namun makin aku berusaha mendelete-nya, Recycle bin otakku merestore filemu kembali. Seperti semacam virus yang kian mengrogoti program computer. Tak merusak namun memenuhi memory.
Membuat data-data yang lain terdesak. Lagu itu mengalung sempurna di gendang telingaku. Dan saraf-saraf otakku akan meningatmu kembali.Merasuk ke infuls otak dan mencari jejakmu di sana.Kau telah berhasl mengalihkan duniaku. Kau merajai tangga box office dalam saraf-sarafnya.

Rasanya ingin kutepuk kau keras. Layaknya nyamuk yang berdengung mengangguku. Hingga kudapati gumpalan darah ditanganku dan rasa puas yang memenuhi jiwa karena telah berhasil melenyapkanmu.

( Masih terus berusaha melupakannya. Tapi berusaha lupa adalah sebuah laku mengingat. Dan akhirnya tak terlupakan;0)

Aku bermimpi tentangmu semalam. Bersua denganmu adalah sebuah laku kaku. Meski itu dalam mimpi. Jika kelak nyata membuat kita mampu bersinggungan, aku tak pernah mampu menebak seberapa kelu lidah ini untuk menjawabmu. Hati seoerti sepasukan marching band yang full music. Berdentum tak karuan mengalunkan zimponi hati. Mununggumu. Aku menanti senjakala itu. Tapi aku sepenuhnya sadar jika aku dan kamu telah tiba di ujung senja, sebuah hymne perpisahan akan melagu untukku.

(Sangat gampang mendapati ide untuk menulis. Bahkan dari mimpi sekalipun sebuah paragraph bisa terbentuk. Cukup ditambal dengan beberapa kata sana sini:))

Six Degrees of Separation, Semua orang di planet ini dipisahkan hanya oleh enam orang lain. Enam derajat keterpisahan. Sebuah bagan pemikian yang berkesan. Betapa tiap orang merupakan pintu gerbang. Melaluinya dunia baru terbentang” (Teori Dunia kecil, Robert Mattews, 25 Gagasan Besar)

(Aku menyukai teori ini. Bahwa dunia ini begitu kecil dan bisa membuat kita terhubung negeri seberang laut. Dengan teori ini akan mampu ditemui bahwa kita memiliki sebuah ikatan tak langsung dengan David Beckham. Keren kan!!!)

“Aku sedang belajar menanam rindu. Buatmu. Hanya buatmu. Ingin kurawat ia hingga berbunga dan kelak akan aku petik untukmu.”

(Lagi kangen dengan pacar, jadinya menuliskan tentang rindu;P)

Comments

  1. kalimat itu buat sy atau utk lelaki hujan?

    ReplyDelete
  2. buat k yusran donk.k yusran kan pacar.sebentar lagi jadi suami...hihihi

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Athens dan Kenangan Yang Kan Kukenang

College Green (sumber foto  di sini ) Tak cukup setahun, 9 bulan tepatnya saya menghirup udara di kota kecil Athens. Melihat daun maple menjadi merah dan berguguran. Menyaksikan salju menyulap semesta menjadi putih. Terkesima dengan rumput-rumput yang mejadi hijau, pompom dandelion yang tertiup angin, serta bunga-bunga bermekaran saat semi. Tiga musim yang tak pernah saya rasakan di kampung halaman membuat saya kagum terhadap kota kecil ini. Saya masuk pada kategori orang-orang yang begitu kagum dengan luar negeri. Ini pertama kalinya saya ke luar negeri, perjalanan ini membuka mata saya terhadap dunia di luar Indonesia. Saya menemukan hal-hal yang berbeda. Membuka pandangan bahwa saya terhadap sterotype yang saya bangun tentang luar negeri. Tak melulu baik dan membuat saya selalu rindu akan rumah.  Sembilan bulan saya merindukan rumah di tanah Athens, ketika telah menuju pulang saya mulai merindukan Athens. Dan rindu menyita tiap detik saya. Membuat saya sibuk mem...

Chinese New Year's Story (Just For Fun)

Amani : Si Ne Er Kuai Le Ara : Gong xi Gong Xi  Ara : Let's ask for angpao Amani : That's a great idea                                 After a while....... Ara  : i got cellphone Amani  :  i just got rundown program of chinese new year Ara : maybe there's money inside the paper Amani : I hope so Amani : What are you doing? Ara : I'm Checking my facebook Amani : Do you have facebook? Ara : Absolutely  Amani : let me see Ara : Wait, i wanna twit our picture   Amani : Do u also have a twitter? Ara : Sure. Do you have?  I will follow u Amani : i should ask for cellphone instead of  piece of paper Ara : Yes, you should...hahaha Ara : Anyway, let's play around. I don't know how to use cellphone Amani : oke...