Skip to main content

Kakakku Anti

Kak Anti dan Lutfia
 Pagi tadi aku membuka fesbuk lewat handphone. Melihat notifikasi tidak penting tapi menjadi penting. Ada beberapa notifikasi yang benar-benar tidak penting. Aku mengklik yang ulang tahun hari ini. Ada beberapa teman dan  hei, kakakku yang paling tua juga ulang tahun. Waaah, hari ini tanggal 4 februari ternyata. Buru-buru aku menulis ucapan selamat di dindingnya. Setelah itu seharian aku lebih memilih beraktivitas secara nyata dan tidak di dunia online.

Sore tadi aku mulai membuka lagi koneksi internetku. Mau ngecek masih bisa online atau tidak. Kubuka halaman fesbukku. Ia membalas pesan dindingku."Saya pikir ada tulisan buatku. Ternyata tidak. Sudah malas menulis ya" katanya. Aku terdiam sesaat. Dan menyadari bahwa sepertinya aku melakukan kesalahan. Tak ada tulisan untuknya di 4 Februari ini. Padahal aku pernah telah merencanakannya. Maaf, akhir-akhir ini hidupku agak aneh. Siang jadi malam, malam menjadi siang. Aku tidak fokus pada apapun. Satu dan lain hal sedang tak beres dengan diriku. Tapi sudahlah, ini hanyalah sebuah dramatisasi saja.

Dia kakak sulungku. Beda umur kami 8 tahun. Aku tidak punya banyak waktu bermain dengannya. Saat aku masih menyukai bermain masak-masak dan bongkar pasang, dia sudah mulai menyukai lagu dangdut di jamannya. Mulai menonton planet remaja yang saat itu tak begitu menarik perhatianku.

Ketika dia mulai membicarakan tentang pacar dengan kakak Ipah, aku masihlah anak ingusan. Aku masih kelas 5 SD ketika dia kuliah di Makassar. Dialah yang menjadi penerima orderan pesanan segala hal yang aku dan kak Ipah sebut sebagai "Soul Food". Dia yang mencarikan buku lima sekawan, membelikan Harry Potter, dan juga majalah-majalah remaja. Kadang kami bertiga harus patungan untuk membeli buku Harry Potter yang sangat tebal dan mahal itu.

Aku pernah bertengkar hebat dengannya. Pernah sekali di waktu bulan ramadhan jaman masih kecil. Waktu sibuk bikin kue lebaran. Entah apa sebabnya, saat itu aku sudah mengejarnya sampai kompleks mesjid. Dengan Kakak Anti, aku selalu bertengkar. Beda dengan kakak Ipah. Mungkin karena kita tidak pernah sama-sama bermain bersama. Dia sudah remaja dan aku masih anak ingusan. Dia yang mengajakku pertama kali nonton di Twenty One. Makan di Fast Food dan berkeliling-keliling kota.

Aku tak lagi punya banyak kenangan dengannya. Saat aku mulai kuliah pun dia sudah selesai kuliah dan bekerja. Generasi kami agak berbeda. Tapi kami mulai jarang bertengkar. Satu yang tak bisa ditolerir darinya dan nda pernah berubah sama sekali, dia sangat suka membersihkan. Jika dia datang, tak usahlah repot-repot membersihkan karena dia akan dengan sigap mengerjakannya. Heheheheehe.

Selamat ulang tahun kakak Anti, bahagia selalu....

(040211-060211)

Comments

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Sengsara Membawa Nikmat

  Judul : Sengsara Membawa Nikmat Penulis : Tulis Sutan Sati Penerbit : Balai Pustaka Midun, lelaki muda baik budinya halus pekertinya disukai warga sekampung. Namun, hal ini menciptakan kebencian Kacak, kemanakan Tuanku Laras, kepada Midun. Segala cara dilakukan Kacak untuk menjebak Midun. Hingga akhirnya ia menyewa pembunuh untuk menghabisi nyawa Midun. Untungnya, Midun masih mampu menghindar dari tikaman pisau. Namun perkelahian itu menjebloskan Midun ke penjara. Membuatnya terpisah dari keluarganya. Penderitaan tak berhenti di situ, di penjara pun Midun menerima siksaan. Hingga masa ia bebas, ia memilih tak pulang ke Bukit Tinggi. Ia memilih mengadu nasib ke Betawi mengantar Halimah, perempuan yang ditolongnya pulang ke Bogor. Di tanah Jawa inilah lika liku hidup membawanya menjadi asisten demang dan pulang ke tanah Padang.  Judul buku ini cukup mencerminkan cerita lengkap sang tokoh utama. Kemalangan silih berganti menimpa sang tokoh utama. Namun berpegang pada keyakinan ...

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang pen...