Skip to main content

11.02.2011

Aku menanti penanggalan ini. Satu alasannya, angka-angka itu terlihat cantik. Kemarin, ketika melihat layar handphoneku, angka itu masih 10.02.2011. Tak ada yang istimewa dengan saat itu. Hanya saja karena angka-angka itu begitu unik di mataku. Aku ingin mengingat momen itu. Itu saja.

Dan aku menyadarinya di akhir hari. Di saat jam-jam yang berputar dalam waktunya akan segera beranjak. Dan sekaliku melihatnya aku menyadari dua hal. Pertama, tanggal itu cantik adanya. Kedua, ini adalah ulang tahun seseorang.Seseorang yang pernah datang. Berbagi cerita. Dan beranjak. 

Selamat ulang tahun!!!!!

Comments

  1. Kak dwi blh g posting ini buat aq alx aq br saja ultah feb tgl 3

    ReplyDelete
  2. hi dwi lama tak bersua, aku juga menyukai tanggalan itu, selain karena cantik, juga terlihat 1+1=2 lalu ditekankan lagi 2=1+1

    haha aku pasti sedang mabuk saat ini... well, tapi beneran pas hari itu aku malah ketemu ma seseorang dan kami seperti semacam memperjelas bahwa sudah tidak ada apa2 lagi di antara kami. aaaah, semacam kontras.

    ReplyDelete
  3. 11-02-2011
    angka cantik.
    dan seseorang yang lahir pada tanggal 11-02 telah menikah pada tanggal 19-02-2011 ^,^

    ReplyDelete
  4. @ percik kehidupan : hahahaha...boleh deh :)

    @ ribka : setiap hari memang selalu ada hal ajaib

    @ ula : iya. dia mengabariku. tapi sayang aku mengiriminya pesan selamat namun dia tak membalasnya. mungkin lagi sibuk :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

tentang buku

"...u can buy many book,but u can't buy a knowledge" 081383118xxx pesan itu sampai ke ponselku beberapa saat setelah aku mengeluh pada seseorang tentang buku "detik-detik menentukan" BJ.Habibie yang tak berhasil aku peroleh dari peluncuran bukunya di hotel clarion hari ini. iya mungkin benar...aku terlalu mengharapkan buku yang ditulis mantan presiden ketiga ini.padahal ku punya begitu banyak buku yang bertumpuk di kamar. Belum pernah aku jamah sedikit pun. aku tak tahu beberapa hari terakhir ini aku begitu jauh dari buku. jauh dari para pengarang-pengarang besar dengan segala masterpiece-nya. akuy begitu malas membaca. malas membuka tiap lembar buku tebal itu dan memplototi huruf-hurufnya yang kecil. "tahu tidak...buku bisa membawa kesuatu tempat tanpa kamu harus bergesr se-inci pun" kata-kata itu selalu keluar jka aku mengeluh sedang malas baca buku... entahlah aku begit malas mengetahui tiap isinya. aku hanya terpesona pada banyak tumpukannya di kam...

Dapat Kiriman Moneygram

Ini adalah pengalaman pertama saya mendapatkan kiriman uang dari luar negeri. Sedikit norak dan kampungan sih. Tapi tak ada salahnya membaginya di sini. Setelah saya googling di internet kurang yang mau berbagi pengalaman tentang transferan luar negerinya. Nah, karena Kak Yusran yang bersekolah di Amerika berniat mengirimi saya uang buat tiket ke Bau-Bau, maka dia akhirnya mengirimkan uang. Dalam bentuk dollar lewat jasa layanan Moneygram yang banyak tersedia di supermarket di Amerika. Moneygram sama seperti Western Union. Tapi Western Union lebih merakyat. Mereka bekerja sama dengan kantor Pegadaian dan kantor pos. Sehingga di kampungku pun ada fasilitas Western Union (tapi saya belum tahu berfungsi atau tidak). Moneygram sendiri setahu saya hanya bekerja sama dengan beberapa bank. Saya belum pernah tahu kalo Moneygram juga sudah bekerja sama dengan kantor pos, meskipun informasi dari teman-teman di twitter mengatakan demikian. Jasa layanan pengiriman uang macam Moneygram dan Western ...

Norwegian Wood

Cukup melelahkan membaca Norwegian Wood karya Haruki Murakami. Buku yang telah kulihat wujudnya sejak tahun 2004 baru aku baca di tahun 2013. Saya tidak terlalu akrab dengan karya-karya Haruki Murakami. Buku Norwegian Wood ini adalah karyanya yang pertama saya baca.  Mengapa saya berkata buku ini cukup melelahkan? Karena buku ini bercerita tentang kematian dan sangkut pautnya dengan orang-orang yang ditinggalkan. Bukan kematian yang disebabkan sakit atau tua. Tapi kematian orang-orang muda yang memilih bunuh diri.  Bersetting tahun 1970an di Jepang, sang tokoh utama, Watanabe menceritakan kembali kisahnya. Ia bertemu kembali kekasih almarhum temannya yang memilih mati bunuh diri di usia 17 tahun. Sekalipun tidak akrab mereka selalu bersama. Berkeliling mengitari Tokyo tanpa tujuan. Hingga sang perempuan, Naoko masuk panti rehabilitasi gangguan jiwa. Ia lantas bertemu Midori, perempuan nyentrik yang selalu berkata seenak dia. Perempuan yang selalu jujur mengatakan apapun yang i...