Skip to main content

Naik kelas di black canyon!



Entah angin dari mana tiba-tiba kak riza begitu baik mengajak kami (saya, k harwan, arya, k bento, ema) di ajak ke black canyon di Mtos. Mungkin karena training IRI untuk caleg perempuan sudah selesai dan ia akan mendapat proyek yang lumayan besar untuk sebuah seminar nasional. tapi menurut konfirmasi ini telah direncanakan jauh-jauh hari. mentraktir kami di sini. hitung-hitung bagi rejeki katanya.(dan juga untuk mendapatkan pengakuan bahwa ia telah menjadi orang kaya sekarang).

Dan akhirnya tibalah kami di sini. Di tempat bernama black canyon. Tempat yang tak akan saya (khusus) datangi dengan sengaja jika aku harus membayar makananku sendiri. Apalah saya hanya mahasiswa yang hanya memiliki uang bulan ¼ juta perbulan. Itu pun harus berjibaku untuk memenuhi kebutuhan bulanan yang tak terpenuhi oleh duit itu.

Coklat dingin, capucino, mocca, coklat panas, dan vanila latte menjadi pesanan kami. Rencana awal adalah untuk membicarakan tender yang k riza dapat, media literasi dan IRI-nya k riza. Namun pada akhirnya hanya k riza dan k harwan yang begitu serius membahas tentang proyek. Saya hanya sibuk menikmati suasana, sibuk berfoto-foto dengan ema dan memposting tulisan di blog.

K bento dan Arya menjadi pasangan lugu. Pesanan mereka mocca dan cappucino dilengkapi dengan sesloki kecil cairan, entah apa. K harwan dan k riza mengatakan itu adalah gula tapi dalam bentuk lain. Tapi arya dan k bento tidak percaya. Mereka skeptis apakah cairan itu gula atau bukan. Mereka bahkan berdebat sambil berbisik untuk mencari tahu tentang cairan itu. Dan akhirnya arya dengan rasa ingin tahu begitu tinggi mencoba menginderai cairan itu dengan meminumnya.


Diam-diam cairan itu disentuhkan ke lidahnya dengan gelas kecil yang serupa gelas bir itu. Dan akhirnya ia mengatakan “itu air putih” katanya. Rasanya tawar serupa air. Aneh saja ia meminum cairan itu dari gelasnya.Mengingat itu bukanlah ditujukan untuk bir. Mengapa tak ia gunakan sendok kecill untuk mencoba rasanya.


“beginilah orang-orang dunia ketiga diajak ketempat mewah” canda k harwan.
“sudah lamakah kalian memimpikan makan di tempat ini?”tanya k harwan kepada saya dan ema.

Arya kehausan, ia malas memesan air putih. Dihabiskannya cairan itu....
Inilah kami yang begitu asing dengan tempat seperti BCC...

(aku dan Emma bahkan berfoto di tempat ini...dan sebuah pesan untuk icca “akhirnya kami pun ke BCC”...seolah-olah naik kelas.tulisan ini diposting langsung dari black canyon...:)

Comments

Popular posts from this blog

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan ...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...