Nah, sampailah saya dibuku terakhir Atap. Atap adalah tempat bernaung. Fira mengambilnya sebagai pengandaian tempat setiap orang memilih "tinggal dan menetap". Dimana hati memilih untuk berada dibawahnya untuk mencari perlindungan dan menemukan rasa nyaman dan aman, seperti rumah.
Setelah di buku pertama dan kedua tokoh-tokoh diperkenalkan sengan cerita hidupnya masing-masing maka di buku Atap kedua tokoh saling bertukar cerita tentang perjalanan yang mereka lewati untuk menemukan "atap"nya.
Bowo yang menikah dengan Aida menemukan hatinya masih mencintai Putri, mantan pacarnya. Sedangkan June yang resign dari kantor karena politik kantor yang jorok membuatnya kembali galau. Ia memilih berlibur ke Pitsburg, mengenang kisah lamanya. Namun diam-diam ia kembali bertemu Aji Saka, mantan pacarnya yang kadang lembut kadang begitu kasar. Saat Bowo memilih untuk berpoligami dan menikahi Putri, June pun kembali larut dalam manisnya perlakukan Aji Saka. Natal dan Tahun baru yang dilaluinya bersama hingga ia kembali mempertanyakan hatinya.
Buku ketiga ini menjadi klimaks dari dua buku sebelumnya. Kedua tokoh bercerita satu sama lain. Menceritakan ending dari perjalanannya. Pada akhirnya semua menemukan atap tempatnya berteduh. Rumah untuk pulang. Sekalipun jalan yang ditempuh cukup berliku dan tak pernah mudah.
Sekali lagi buku-buku ini cukup bagus untuk menemani waktu senggang. Satu hal yang cukup menganggu, masih ada beberapa typo yang saya temui. Kupikir setelah cetakan ke 10 tak ada lagi kesalahan penulisan, namun sayang saya masih menemukan beberapa kata di semua trilogi ini.
Anyway, selamat membaca. (*)
Bengo, 30 juli 2013
dulu juga trilogi ini direkomendasikan sama kak dweedy, cuma saya kurang tertarik baca gara-gara ilfeel sama twit2nya FirBas dulu...namun setelah baca review nya kak dwi akhirnya jadi tertarik lagi dan mau baca...
ReplyDeletehmm, ini apa ada juga sinkronisitiasnya dengan salah satu tokoh yang namanya sama dengan odo2-ku wkt di BKK ya? hahahay :p
lumayanlah buat isi waktu luang :)
Delete