Skip to main content

Trinity Naked Traveler # 3


Selalu iri setiap membaca tulisan-tulisan di blog trinity apalagi membacanya utuh dalam satu buku. Buku ketiga Trinity Naked Traveler baru saja diluncurkan. Sampulnya berwarna Orange menyala. Simpel seperti buku pertama dan kedua.

Tulisan-tulisannya pun yang berasal dari website Trinity. Jika sering mengikuti update terbaru di blog pribadinya maka tulisan-tulisan itu pula yang akan kau temukan di Trinity Naked Traveler #3. Beberapa tulisan telah saya baca di blognya. Namun ada juga tulisan-tulisan yang belum saya baca. Bedanya mungkin pada tulisan-tulisan yang tampil di blog tidak melalui proses editing sehingga sangat jujur. Sedangkan di buku ada beberapa bagian yang dihilangkan (mungkin mempertimbangkan kesopanan). 

Trinity selalu menyajikan hal-hal diluar kebiasan traveling yang sering ditemukan di berbagai buku dan majalah jalan-jalan. Ia bahkan memaparkan secara transparan pengalaman-pengalamannya baik yang sangat lucu, menyedihkan, hingga paling jorok sekalipun.

Saya paling suka ketika ia menuliskan tentang Toilet-toilet di China Daratan yang sangat jorok. Membacanya saja mampu membuat saya membayangkan betapa joroknya toilet-toilet itu. Mungkin lebih jorok dari toilet-toilet umum yang sering ditemui di terminal atau mungkin di kampus yang tidak terawat. Saya mengerjitkan hidung, mengerutkan dahi, dan hampir muntah membaca tulisan tersebut. Mungkin karena kesan jorok yang ditinggalkannya sehingga tulisan tersebut yang paling berkenang di buku Trinity Naked Traveler #3 ini.

Meski jarang melakukan traveling ( bahasa yang cukup halus untuk mengatakan hampir tidak pernah melakukan traveling), buku ini rasa-rasanya sudah mampu mengajak saya untuk ikut bertualang di berbagai tempat yang Trinity kunjungi dan juga dengan sukses membuat saya iri terhadap Trinity yang melakoni hobynya sebagai pekerjaan. Wuiiihhh…jadi mupeng :(.

Comments

  1. Ih mau sekali ka beli ini buku, saya sempat baca2 di Gramed, kayakna lucu

    ReplyDelete
  2. lucu bang. beli deh :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan ...

Inferno

Judul : Inferno Pengarang : Dan Brown Penerbit : Bentang  Robert Langdon terbangun di sebuah rumah sakit di Florence, Italia dan tidak mengingat apapun. Yang ia ingat hanyalah ia melangkah pulang menuju rumah sesaat setelah mengisi kuliah di Harvard university, Boston. Saat ia terbangun ditemuinya fakta bahwa seseorang menginginkan ia mati. Ia berusaha melarikan diri dari pembunuhnya bersama seorang dokter perempuan dari rumah sakit tempat ia dirawat. Beberapa hal janggal ia temukan. Mimpinya tentang perempuan berambut perak diantara kubangan mayat, igauannya bernama "very sorry", serta sebuah chip yang disembunyikan secara jeli di jaket kesayangannya yang mengarahkannya menyelami Inferno karya Dante, memecahkan petunjuk-petunjuk dari berbagai benda-benda bersejarah, hingga mengantarnya menuju Venice dan Istanbul. Memecahkan sebuah teka teki yang ditinggalkan oleh seorang ilmuan eksentrik yang mengancam populasi manusia. Sanggupkah Langdon mencegahnya disaat yang tepat?  Infe...

Norwegian Wood

Cukup melelahkan membaca Norwegian Wood karya Haruki Murakami. Buku yang telah kulihat wujudnya sejak tahun 2004 baru aku baca di tahun 2013. Saya tidak terlalu akrab dengan karya-karya Haruki Murakami. Buku Norwegian Wood ini adalah karyanya yang pertama saya baca.  Mengapa saya berkata buku ini cukup melelahkan? Karena buku ini bercerita tentang kematian dan sangkut pautnya dengan orang-orang yang ditinggalkan. Bukan kematian yang disebabkan sakit atau tua. Tapi kematian orang-orang muda yang memilih bunuh diri.  Bersetting tahun 1970an di Jepang, sang tokoh utama, Watanabe menceritakan kembali kisahnya. Ia bertemu kembali kekasih almarhum temannya yang memilih mati bunuh diri di usia 17 tahun. Sekalipun tidak akrab mereka selalu bersama. Berkeliling mengitari Tokyo tanpa tujuan. Hingga sang perempuan, Naoko masuk panti rehabilitasi gangguan jiwa. Ia lantas bertemu Midori, perempuan nyentrik yang selalu berkata seenak dia. Perempuan yang selalu jujur mengatakan apapun yang i...