Skip to main content

Tragedi Kartu Kredit


Jalan-jalan nda pernah lengkap tanpa foto-foto. Dan itu membutuhkan kamera. Kamera merupakan barang yang belum saya miliki. Sebagai penunjang untuk mengabadikan momen ditempat-tempat yang dikunjungi. Juga sekaligus untuk keperluan narsis di jejaring social. Meng-upload foto-foto dan men-tag teman-teman.Menunggui respon teman terhadap foto itu adalah sebuah kebahagiaannya. Inilah dunia narsis dan setiap orang harus beradaptasi dengan itu.

Selama ini kalau pun bisa memotret tempat-tempat yang kukujungi itu karena ada sarana kamera yang bisa dipinjam. Namun perjalanan kali ini adalah perjalanan yang sepi. Tak ada tempat untuk meminjam. Mau tak mau harus punya.

Foto pertama...buatdi pajang di novel

Saya memutuskan untuk memiliki benda yang cukup penting itu. Apalagi rute weekend kali ini adalah museum dan kota tua Jakarta. Perlu diabadikan. Cukup mahal untuk sebuah kamera digital. Tapi saya punya alternative lain. Kartu Kredit. Kartu ajaib yang bisa dipakai untuk melakukan pembayaran tanpa perlu mengeluarkan uang cash. Dan bisa dipakai meski tak punya uang tunai. Berbekal kartu itu saya pun PD buat nawar barang.

Gesek sekali, gagal. Gesek lagi, butuh pi. Gesek lagi, digagalkan lagi. “Kontak Call Centernya deh Mbak” saran mas-masnya. Menelpon pun perlu usaha keras. Sinyal dan pulsa yang minim untuk bicara interlokal. Mau kabur rasanya….xixixixixixi.

Tak putus asa dan sedikit bersabar adalah modal yang cukup mampu aku banggakan. Telepon lagi dan mbak-mbak cantik diujung telepon berujar dengan sangat manis “ Kartunya terblokir oleh collection mbak karena mbak sudah keluar. Kalo mau aktifkan harus mengirimkan alamat kantor terbaru…” waduh mbak saya jobless sekarang. Alamat saya di blog dan facebook saya. “Ga bisa dipakai ya mbak?”tanyaku memelas. “Tidak mbak”jawabnya tegas.

Mampus deh. Keburu deal sama mas-masnya.
Berpikir-berpikir. Siapa yang bisa dirampok jam segitu. Pecet ponsel, cari nama Bunda….kirim pesan. Tidak terkirim. Ditelepon tidak aktif. Siapa lagi???? Pikir-pikir. Cari di Phonebook, Ayah….Telepon. “Kartunya?”,”Saya”, “Kalo bisa. Urgent”,”Sore?”, “Ga bisa nunggu”, “Diusahakan”.

Menunggu deg-deg-an. Semenit kok terasa sejam. 30 menit yag terasa sudah seharian pesan di handphoneku “ Ok”. Telepon Call Center “ Ok”. Waaaahhhhh, untungnya ada satu keluarga yang bisa dirampok dengan sangat ikhlas siang itu. Jika tidak saya bakal kabur menemui Morfeus di bawah tanah saja.

Btw, saya tak punya modal cukup besar untuk malu. Dan selalu ada orang yang bisa saya andalkan untuk itu.
“Baiklah. Saya takkan menggunakanmu lagi “ batinku terhadap barang segi empat pipih berwarna perak ditanganku. “Biar kututup dirimu dan kumatikan aksesmu. Hehehehehehe”. Demikianlah tragedy kartu pinjaman itu. Tapi sampai sekarang belum juga aku tutup. Besok saja deh aku telepon mbak-mbak cantiknya.

Selalu menyenangkan punya saudara yang rajin menabung dan banyak peghasilan. Nanti kalo ke Ancol lagi saya akan belikan baju Monyet berhidung panjang khusus buat duet K and K, karena Bunda dan Ayahnya sangat baik. Btw, saya tetap utang ya. Ntar dicicil dari penjualan novel saya yang belum jelas kapan saya mulai tuliskan.

Doakan saja saya bisa menuliskannya agar saya bisa bayar utang. Nanti bonus masing-masing satu buku deh buat anggota keluarga dengan tanda tangan dan foto saya yang lagi nyengir kuda :D. Asal jangan berbunga ya Kakak Sayang ya :) .Luv U miss U Hug U :D

Sebelum bobo , Makassar sudah jam 10 (Disini masih jam 9)

Comments

  1. saya nda setuju kalo pake foto ini di novel mu, harusko pajang fotomu dengan gaya rambut pixie, awas kalo tidak :D

    ReplyDelete
  2. baik ibu ema. ini hanya untuk memperlihatkan cengiran kuda saya.btw, artinya harus mi sy potong rmbut ku di'.spy cepat ada novelku...

    ReplyDelete
  3. hihi, seru baca tulisan ini temani makan siangku hari ini....

    semoga novelnya cepat selesai yaa^^ mau dong dapat tanda tangan juga, sebelum dirimu tenarrr....

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Athens dan Kenangan Yang Kan Kukenang

College Green (sumber foto  di sini ) Tak cukup setahun, 9 bulan tepatnya saya menghirup udara di kota kecil Athens. Melihat daun maple menjadi merah dan berguguran. Menyaksikan salju menyulap semesta menjadi putih. Terkesima dengan rumput-rumput yang mejadi hijau, pompom dandelion yang tertiup angin, serta bunga-bunga bermekaran saat semi. Tiga musim yang tak pernah saya rasakan di kampung halaman membuat saya kagum terhadap kota kecil ini. Saya masuk pada kategori orang-orang yang begitu kagum dengan luar negeri. Ini pertama kalinya saya ke luar negeri, perjalanan ini membuka mata saya terhadap dunia di luar Indonesia. Saya menemukan hal-hal yang berbeda. Membuka pandangan bahwa saya terhadap sterotype yang saya bangun tentang luar negeri. Tak melulu baik dan membuat saya selalu rindu akan rumah.  Sembilan bulan saya merindukan rumah di tanah Athens, ketika telah menuju pulang saya mulai merindukan Athens. Dan rindu menyita tiap detik saya. Membuat saya sibuk mem...

Chinese New Year's Story (Just For Fun)

Amani : Si Ne Er Kuai Le Ara : Gong xi Gong Xi  Ara : Let's ask for angpao Amani : That's a great idea                                 After a while....... Ara  : i got cellphone Amani  :  i just got rundown program of chinese new year Ara : maybe there's money inside the paper Amani : I hope so Amani : What are you doing? Ara : I'm Checking my facebook Amani : Do you have facebook? Ara : Absolutely  Amani : let me see Ara : Wait, i wanna twit our picture   Amani : Do u also have a twitter? Ara : Sure. Do you have?  I will follow u Amani : i should ask for cellphone instead of  piece of paper Ara : Yes, you should...hahaha Ara : Anyway, let's play around. I don't know how to use cellphone Amani : oke...