Skip to main content

Sepeda Merah : Mengelilingi Yahwari bersama Sepeda Merah Tukang Pos



Sepeda merah itu milik tukang pos. Tiap hari dia akan berkeliling dari rumah ke rumah di desa Yahwari. Dengannya kan kamu temui jalan-jalan desa penuh bebatuan. Panjang. Terjal hingga mendaki bukit. Hamparan sawah dan perkebunan milik para petani. Bunga-bunga liar di sepanjang jalan. Bersamanya kamu akan mengantarkan surat-surat ke rumah-rumah tanpa nama jalan. Namun ke alamat-alamat unik yang menggambarkan ciri khasnya rumah yang dituju. Rumah dengan semak-semak warna khaki, rumah bertepi bunga-bunga liar, rumah kuning dalam kehijauan, rumah yang bisa dilihat di antara pohon pinus siam, rumah tempat kita menanam bunga di kebun kol cina, rumah tempat burung beristirahat, rumah nenek yang berkata-kata kotor, rumah berkilau, hingga rumah paling indah di bawah langit berbintang. Dimana di dunia kamu akan menemukan alamat rumah yang begitu unik? Hanya di desa Yahwari lah alamat-alamat itu berada  (yang bahkan direktur pos pun pusing dibuatnya). Dan bersama tukang pos bersepeda merah kamu akan menikmati cerita-cerita orang desa yang meski tidak bersekolah tinggi namun sangat bijak dan welas asih. 

Cerita tentang duda dan janda yang saling mencintai tanpa banyak kata. Kakek tua yang menimbun batu setiap kali ia mengenang mendiang istrinya. Pasangan tua yang menggantung foto-foto anaknya di teras depan sebagai rasa bangga memiliki mereka. Nenek yang mengantar cucunya memesan pizza yang seharga empat ratus ketimun.

Tak hanya cerita tentang warga desa tradisional, namun juga para warga kota yang beremigrasi ke desa. Pasar tempat interaksi kedua kelompok orang kota dan warga desa. Serta Cerita tentang modernisasi yang masuk ke desa. 

Kim Dong Hwa menyajikan cerita-cerita tentang desa Yahwari dalam ilustrasi gambar yang menawan. Penuh warna. Seakan membuat pembaca khususnya saya turut hadir dalam menyusuri jalan-jalan desa Yahwari. Selain ilustrasi, kekuatan cerita yang sederhana tapi sarat makna pun mampu menyentuh hati pembaca. Buku Sepeda Merah ini masuk dalam kategori manhwa ( manga versi korea). Kim Dong Hwa juga banyak berkisah tentang ayah. Ayah  yang memilih kaos kaki bolong agar anaknya memakai kaos kaki bagus. Ayah yang membesarkan hati anak perempuannya yang sedang bercerai. Atau bacalah kisah yang begitu menyentuh tentang cerita ayah yang menyapu dedaunan di sepanjang jalan dan  menanam bunga Hollyhock dari gerbang desa hingga depan rumahnya untuk menyambut anak perempuannya datang. Meskipun demikian, kisah ibu pun begitu menyesakkan hati. Ditempatkan sebagai kisah paling terakhir di buku dengan cerita penantian seorang ibu akan anaknya yang keluar dari penjara. Ah, kasih ibu tak tergerus waktu.


Buku Sepeda Merah ini terbagi dua jilid. Jilid pertama Yahwari dan jilid kedua Bunga-Bunga Hollyhock. Keduanya layak dibaca. Jika kamu pecinta berat hal-hal tentang Korea, maka buku ini sangat wajib kamu baca. Kamu akan mendapatkan gambaran lain Korea yang tak melulu Seoul dan aktor dan aktris berwajah rupawan. Kim Dong Hwa membawamu melihat Korea di sisi lain di antara orang-orang tua berwajah keriput, cerita desa yang memikat, hingga surat-surat pos yang begitu romantis meski tak pernah kamu baca dan hanya mengikuti sang tukang pos gondrong bersepeda menyusuri desa Yahwari. 

Selamat membaca. 

Bogor, 14 September 2015

Comments

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Athens dan Kenangan Yang Kan Kukenang

College Green (sumber foto  di sini ) Tak cukup setahun, 9 bulan tepatnya saya menghirup udara di kota kecil Athens. Melihat daun maple menjadi merah dan berguguran. Menyaksikan salju menyulap semesta menjadi putih. Terkesima dengan rumput-rumput yang mejadi hijau, pompom dandelion yang tertiup angin, serta bunga-bunga bermekaran saat semi. Tiga musim yang tak pernah saya rasakan di kampung halaman membuat saya kagum terhadap kota kecil ini. Saya masuk pada kategori orang-orang yang begitu kagum dengan luar negeri. Ini pertama kalinya saya ke luar negeri, perjalanan ini membuka mata saya terhadap dunia di luar Indonesia. Saya menemukan hal-hal yang berbeda. Membuka pandangan bahwa saya terhadap sterotype yang saya bangun tentang luar negeri. Tak melulu baik dan membuat saya selalu rindu akan rumah.  Sembilan bulan saya merindukan rumah di tanah Athens, ketika telah menuju pulang saya mulai merindukan Athens. Dan rindu menyita tiap detik saya. Membuat saya sibuk mem...

Chinese New Year's Story (Just For Fun)

Amani : Si Ne Er Kuai Le Ara : Gong xi Gong Xi  Ara : Let's ask for angpao Amani : That's a great idea                                 After a while....... Ara  : i got cellphone Amani  :  i just got rundown program of chinese new year Ara : maybe there's money inside the paper Amani : I hope so Amani : What are you doing? Ara : I'm Checking my facebook Amani : Do you have facebook? Ara : Absolutely  Amani : let me see Ara : Wait, i wanna twit our picture   Amani : Do u also have a twitter? Ara : Sure. Do you have?  I will follow u Amani : i should ask for cellphone instead of  piece of paper Ara : Yes, you should...hahaha Ara : Anyway, let's play around. I don't know how to use cellphone Amani : oke...