Skip to main content

Sabtu Yang Indah

Ketika mimpi menjadi nyata betapa bahaginya hati. Dan sabtu lalu adalah ketika mimpiku telah jadinya. Bukankah kita selalu menerka bagaimana hidup kita kelak ketika kita telah memiliki rumah dan aku telah menjadi bagian yang tak terpisahkan lagi denganmu.

Kita berandai kelak aku akan menemanimu turun di lapangan. Menjadi pendampingmu saat engkau melakukan penelitian lapangan. Menjadi “tim Pengacau” yang selalu manja padamu. Ngambek meski tahu bahwa saat itu dirimu dalam kondisi bekerja dan aku menepatkan diri sebagai pelancong yang menikmati daerah penelitianmu.

Dan sabtu lalu adalah ketika semua pengandaiannya itu menjadi nyata. Sengkang-Soppeng menjadi tempat pertama dimana mimpi itu menjadi nyata. Mengikuti tim penelitianmu dan aku menjadi bagian tersendiri yang independent sebagai tim pengacau khusus untukmu.

aku selalu terpesona ketika kau melakukan sebuah penelitian. Pengetahuan-pegetahuan yang kau eksplor dan kau tautkan dengan pengetahuan ilmiahmu selalu membuatmu tampak begitu cerdas. Sisi-sisi yang selalu membuatku jatuh cinta.

Bertemu ulat sutra, melihat para penenun kain sutra menjadi sebuah romantisme penelitian lapangan yang selalu ada di dalam anganku. Pergi ke daerah-daerah mengunjungi tempat-tempat yang tak pernah kita datangi. Meninggalkan jejak di sana. Seperti itulah hidup yang aku bayangkan yang kelak akan kita jalani. Tak ada lagi jarak yang memisahkan kita. Aku mungkin akan terus menjadi tim pengacau untukmu, tapi aku pun bersedia mencucikan baju-bajumu yang kotor ketika kau tak sempat lagi mencucinya karena terlalu sibuk dengan data lapangan yang perlu kau olah.

Memijatmu ketika kau lelah seharian menemui informan-informanmu. Tapi kumohon jangan halangi aku untuk sedikit membeli cindera mata yang menjadi penanda bahwa aku pernah berada di tempat itu.

Kelak akan banyak petualangan-petualangan yang akan kita lalui bersama. Mungkin seperti keluarga Brendan Fraser dalam The Mummy. Tapi sayang, aku tak bisa seperti istrinya, karena aku adalah tim pengacau.

Comments

  1. nanti kita hrus bisa menenun kain sendiri, heheheh... senang bisa bersama mu di sabtu yang indah itu..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dapat Kiriman Moneygram

Ini adalah pengalaman pertama saya mendapatkan kiriman uang dari luar negeri. Sedikit norak dan kampungan sih. Tapi tak ada salahnya membaginya di sini. Setelah saya googling di internet kurang yang mau berbagi pengalaman tentang transferan luar negerinya. Nah, karena Kak Yusran yang bersekolah di Amerika berniat mengirimi saya uang buat tiket ke Bau-Bau, maka dia akhirnya mengirimkan uang. Dalam bentuk dollar lewat jasa layanan Moneygram yang banyak tersedia di supermarket di Amerika. Moneygram sama seperti Western Union. Tapi Western Union lebih merakyat. Mereka bekerja sama dengan kantor Pegadaian dan kantor pos. Sehingga di kampungku pun ada fasilitas Western Union (tapi saya belum tahu berfungsi atau tidak). Moneygram sendiri setahu saya hanya bekerja sama dengan beberapa bank. Saya belum pernah tahu kalo Moneygram juga sudah bekerja sama dengan kantor pos, meskipun informasi dari teman-teman di twitter mengatakan demikian. Jasa layanan pengiriman uang macam Moneygram dan Western ...

tentang buku

"...u can buy many book,but u can't buy a knowledge" 081383118xxx pesan itu sampai ke ponselku beberapa saat setelah aku mengeluh pada seseorang tentang buku "detik-detik menentukan" BJ.Habibie yang tak berhasil aku peroleh dari peluncuran bukunya di hotel clarion hari ini. iya mungkin benar...aku terlalu mengharapkan buku yang ditulis mantan presiden ketiga ini.padahal ku punya begitu banyak buku yang bertumpuk di kamar. Belum pernah aku jamah sedikit pun. aku tak tahu beberapa hari terakhir ini aku begitu jauh dari buku. jauh dari para pengarang-pengarang besar dengan segala masterpiece-nya. akuy begitu malas membaca. malas membuka tiap lembar buku tebal itu dan memplototi huruf-hurufnya yang kecil. "tahu tidak...buku bisa membawa kesuatu tempat tanpa kamu harus bergesr se-inci pun" kata-kata itu selalu keluar jka aku mengeluh sedang malas baca buku... entahlah aku begit malas mengetahui tiap isinya. aku hanya terpesona pada banyak tumpukannya di kam...

Ketika Ara Belajar Sholat Meski Saat Sakit

           Kegiatan Ara tadi pagi Pagi tadi badan Ara hangat. Saya cek  pake termometer, suhu mencapai 37.7 derajat celcius. Dia lemas. Nafsu makannya pun nda ada. Entah apa yang memicu demamnya. Yang pasti bukan demam karena flu atau batuk. Meski badannya hangat ia tetap main jual-jual. Permainan yang dua hari belakangan ini sangat suka ia lakukan.  Saya jadi penjual, ia jadi pembeli. Barang jualannya adalah apa saja yang menurutnya layak ia jual. Mulai dari sisir, kamera mainannya, buku catatan yang penuh coretannya, jam weker, spidol, hingga hasta karya bunga buatannya. Saya menemaninya bermain. Saya menjadi penjual dan dia pembeli. Saya membuatkannya uang-uangan yang ia simpan di dompet kecilnya. Saya melabeli semua jualannya dengan angka-angka sebagai harga. Setiap kali ia membeli, saya akan mengajukan pertanyaan penjumlahan tentang berapa harga yang harus dia bayar untuk total belanjaannya. Semacam belajar matematika sambil main-main. Kalo h...