Skip to main content

Parende Mama Jana

Apa makanan khas Buton? Saya tidak menemukan perbedaan yang begitu mencolok antara makan khas Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Kalo soal jenis dan macam, maka Sulawesi Selatan juaranya. Tapi itu bukan berarti di Pulau Buton khususnya di Baubau nda ada kuliner enak. 

Daerah ini terkenal dengan makanan khas bernama Kasuami, terbuat dari tepung singkong yang dikeringkan. Tapi, entah kenapa sampai sekarang saya belum berniat mencicipinya. Selain Kasuami ada juga makanan khas yang lain. Namanya ikan Parende. Masakan ikan dengan cita rasa yang khas yang berbeda dengan Pallu Mara di Sulsel. 

Meski sama-sama ikan masak, antara olahan antara parende dan pallu mara cukup berbeda. Jika pallu mara menekankan pada ikan bolu dengan banyak kunyit dan asam serta diberi sedikit gula merah, maka ikan parende menggunakan ikan laut yang entah apa namanya. Rasa kecutnya diperoleh dari belimbing atau mangga. 

Di Baubau saya telah mencoba tiga masakan Parende di tiga tempat makan berbeda. Tidak ada perbedaan yang begitu mencolok dari menu Parendenya. Ketika suami mengajak saya ke Pasar Wameo, pasar tradisional dekat tempat pelelangan ikan di Baubau, saya tidak berharap banyak akan kejutan rasa yang akan saya cicipi. 

Nama warungnya, warung makan ikpar mama Jana. Terletak di sudut pasar Wameo. Berdindingkan bambu dan beralaskan semen tipis. Meja panjang dengan bangku panjang di kedua sisinya. Gerah adalah yang pertama terasa ketika memasuki warung kecil ini. Tak ada pendingin ruanga kecuali kipas angin yang tak kerasa anginnya. Di pintu depan disambut kasir sekaligus tempat memesan makanan. 

Dibagian belakang warung juga terdapat bangku dan meja untuk para pelanggan. Berhadapan langsung dengan laut. Jika datang ke sini, saya sarankan duduklah di belakang warung. Meski melihat aktivitas para pekerja warung mencuci piring, setidaknya pemandangan laut cukup memberi keindahan tersendiri. 

Jangan berpikir untuk mencari kenyamanan ala restoran di warung ini. Bersiap-siaplah duduk berhadapan dengan orang yang tidak kamu kenal. Karena pengunjung warung ini cukup banyak.     Setiap yang ke sini adalah mereka yang ingin mencicipi Parende buatan mama jana. Bukan untuk duduk-duduk sambil menikmati suasana. 

Gerah dan rasa lapar menyatu ketika sepiring nasi putih dan seporsi Parende terhidang di atas meja. Panasnya mengepul memberi kontribusi pada gerahnya siang. Kuah Parendenya agak kental. Berbeda dengan Parende yang pernah saya makan sebelumnya yang agak bening. Daging ikannya putih. Mama Jana memodifikasi resep Parende yang asli. Ia menambahkan kemangi, irisan tomat sehingga wangi kuah Parende menggugah selera. Ditaburi dengan potongan bawang goreng yang krenyes. 

Memakan ikan Parende tak perlu susah-susah. Cukup tambahkan jeruk nipis dan cabe rawit, Maknyus. Dimakan tanpa nasi pun sama nikmatnya. Begitu segar dan enak. Dinikmati panas-panas dengan potongan cabe pedas, wuiiihhhhh mantap. Keringatan karena gerah dan keenakan menyantap ikan parende sambil melihat perahu perahu nelayan di siang yang teriak. Kombinasi yang tidak ada tandingannya. 

Yang mengasikkan lagi di Mama Jan adalah harganya yang lumayan murah. Seporsi Parende isi harganya cuma 14ribu rupiah. Harga ini cukup murah mengingat di tempat makan yang lain seporsi Parende dikenakan harga 20ribu-25ribu rupiah. Ini nih yang namanya enak di lidah nyaman di kantong. 

Menulis review ini membuat saya ingin lagi memakan ikan parende mama jana. Seporsi rasanya tak cukup. (*)

Baubau, 27 Agustus 2013

Comments

  1. Kalau di palopo disebut ikan parede kak ^^ Rasa asamnya menggunakan tanaman patikala >.< Biasanya dimakan dengan kapurung~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pas makan ikan ini saya langsung ingat kapurung :D. Kayaknya saya pernah makan ikan parede itu di restoran aroma palopo.Hehehehe

      Delete
  2. Anonymous12/25/2015

    Hehe. Kalau Warung Makan Mama Jana memang nda bisa suasananya ala2 restoran. Hehehe... Yg jelas, sperti yang Mbak bilang enak di lidah, nyaman di kantung. Anyway, ini sama istrinya Pak Yusran ya?
    Salam kenal dari Baubau, Mama Ara... :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Sengsara Membawa Nikmat

  Judul : Sengsara Membawa Nikmat Penulis : Tulis Sutan Sati Penerbit : Balai Pustaka Midun, lelaki muda baik budinya halus pekertinya disukai warga sekampung. Namun, hal ini menciptakan kebencian Kacak, kemanakan Tuanku Laras, kepada Midun. Segala cara dilakukan Kacak untuk menjebak Midun. Hingga akhirnya ia menyewa pembunuh untuk menghabisi nyawa Midun. Untungnya, Midun masih mampu menghindar dari tikaman pisau. Namun perkelahian itu menjebloskan Midun ke penjara. Membuatnya terpisah dari keluarganya. Penderitaan tak berhenti di situ, di penjara pun Midun menerima siksaan. Hingga masa ia bebas, ia memilih tak pulang ke Bukit Tinggi. Ia memilih mengadu nasib ke Betawi mengantar Halimah, perempuan yang ditolongnya pulang ke Bogor. Di tanah Jawa inilah lika liku hidup membawanya menjadi asisten demang dan pulang ke tanah Padang.  Judul buku ini cukup mencerminkan cerita lengkap sang tokoh utama. Kemalangan silih berganti menimpa sang tokoh utama. Namun berpegang pada keyakinan ...

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang pen...