Skip to main content

Ara Tengkurap

Kemarin malam ia memilih untuk tidak tidur. Meski sudah lewat jam tidur biasanya. Lewat isya ia masih saja terjaga. Padahal biasanya pukul 6.30 sore ia sudah terlelap. Saya sangat tahu siangnya ia sedikit tidur. Karena sepupu-sepupunya datang dan rumah begitu ribut. Tapi ia masih saja belum tidur. Ia juga tidak rewel untuk digendong. Ia asyik bermain di kasur. Berputar searah jarum jam atau pun sebaliknya. Untungnya ia memakai diaper sehingga saya tidak perlu begitu repot untuk menjaganya tetap berada di tikar dan tidak membasahi kasur dan sprei dengan pipis.

Dia sibuk menggeliat-geliat. Memulintir badannya. Belajar balik kiri dan kanan. Sejak menyusuinya sambil tidur saya melatihnya untuk berbaring menyamping. Kemudian ia mulai mengangkat kakinya dan menyamping sendiri saat menyusui tanpa harus punggungnya diganjal pake bantal. Setengah badannya sudah ke berhasil menyamping. Tapi seperti zodiaknya Leo, sosok yang ambisius membuatnya ingin melebihi pencapaian untuk sekedar menyamping. Ia berusaha untuk tengkurap. Berkali-kali ia mencoba menarik badannya yang telah miring kanan untuk tengkurap. Ia lebih ahli miring kanan daripada miring kiri.

Pencapaiannya paling maximal adalah berada di sudut kemiringan 45 derajat tanpa berhasil tengkurap.
Kadang ketika ia mulai frustrasi, ia mulai menangis. Dan secara instan saya membantunya tengkurap. Ia akan mengangkat lehernya, tersenyum, dan berikutnya mulai tertunduk terengah-engah. Jika seperti itu saya pun kembali membalik badannya ke posisi terlentang. Semalam ia berusaha keras. Tak ada nada putus asa yang terdengar dari mulutnya. Ia sibuk menggapai-gapai. Mencari pegangan yang mampu ia pakai untuk menarik badannya agar tertelungkup. Hingga pukul 08.30 malam saat saya mulai begitu mengantuk ia akhirnya berhasil tengkurap sendiri.

Lengannya menahan badannya. Ia tertawa keras. Serupa perayaan keberhasilan dari usahanya yang luar biasa. Lima menit ia tengkurap . Sayangnya ia masih belum tahu bagaimana kembali ke posisi awal (x_x). Duh.

Kembali lagi saya yang harus turun tangan mengembalikannya ke posisi telentang. Tak cukup 10 menit ia pun terlelap. Mungkin misinya semalam adalah tengkurap. Takkan tidur sebelum berhasil tengkurap.

Saat tengah malam, ia gelisah dalam tidurnya. Grasak grusuk di atas tempat tidur. Ia miring kanan dan berusaha tengkurap. Dan, sekali saja ia berusaha ia berhasil menengkurapkan badannya. Sambil terkantuk-kantuk ia tersenyum lebar. Mata sayunya yang mengantuk bahkan mulai menutup kembali dalam keadaan tengkurap. Hampir saja ia tertidur dalam posisi tengkurap. Pada akhirnya ia memilih posisi tidur miring. Posisi yang menyenangkan bagi mayoritas orang tidur sambil memeluk guling. Kusisipkan guling kecil di antara pahanya.

Ara, si bayi kecil itu telah bertumbuh. Belajar dan mengembangkan diri. Ia telah besar sekarang, meski usianya baru 3 bulan 25 hari. Semoga Tuhan memberkatimu, sayang.

Peluk cium (Mom)

Ps : fotonya buram dan gelap. Tapi tetap dipasang karena momennya saat ia pertama tengkurap. :)

Comments

  1. nggak lama lagi Ara bisa jalan.. nanti main-main ke rumah tante ya Ara... ^_^

    ReplyDelete
  2. Wah,,,,
    Mommy cepet banget Ara Gedenya
    CIUMMM

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan

Pada Sebuah Beranda

Siapa yang tak mengenal bondan winarno. Presenter pembawa acara kuliner di televisi. Mempopulerkan istilah “Mak Nyus” untuk tiap komentar enak tentang makanan yang dimakannya. Tapi hanya sedikit yang tahu bahwa ia adalah seorang wartawan senior yang telah malang melintang di dunia jurnalisitik. Memiliki segudang pengalaman liputan. Bahkan pernah membuat salah satu laporan investigasi yang mengungkap sebuah kasus. Namun tak hanya sisi jurnalistik, Bondan Winarno pun seorang penulis sastra yang cukup ciamik. Beberapa waktu lalu seorang teman mengirimkan fotokopian kumpulan cerpen Bondan Winarno yang berjudul “Pada Sebuah Beranda”. Buku ini sudah lama aku cari di toko-toko buku. Namun tak kunjung aku temukan. Hingga seorang teman berbaik hati mengirimkan fotokopiannya yang bersumber di perpustakaan kotanya. Ada 25 cerpen yang dimuat dalam buku tersebut. Pada Sebuah Beranda ini diterbitkan oleh Bondan Winarno sebagai kado ulang tahun untuk dirinya sendiri yang dalam istilahnya “Celebrat

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar