Skip to main content

Apakah Kate Middleton adalah Cinderella?


Mungkin tulisan ini latah dengan gegap gempita perhelatan pesta pernikahan terbesar abad ini di kerajaan Inggris antara pangeran William dan Kate middleton, kemarin 29 April 2011. Tapi kalo pun latah biarlah. Setidaknya aku menjadi penyaksi sejarah sebuah perhelatan pernikahan yang membuat jutaan wanita di dunia iri. Aku pun masuk dalam statistic itu. Siapa yang tidak iri dengan pernikahan yang layaknya dongeng yang dulunya hanya mampu kamu temui di buku-buku dongeng tentang pangeran, putri, dan istana. Menggunakan tiara di kepala dan berkereta kuda. Ada pangeran yang begitu tampan yang akan menemani hidupmu. Hmmm….terdengar sangat fairytale.

Pernikahan bak dongeng itu bukanlah kali pertama. Acara pernikahan keluarga kerajaan inggris selalulah menjadi sorotan media disbanding dengan acara pernikahan para pangeran dan putri dari kerajaan lain. Ketika Putri Diana menikah dengan pangeran Charles maka dunia pun berhenti sejenak menyaksikan acara tersebut. Mereka-reka betapa beruntungnya putrid Diana yang menikah dengan pangeran Charles pewaris tahta kerajaan inggris. Tiga puluh tahun kemudian semua orang kembali berdecak kagum ketika Kate middleton yang bukan bangsawan menikah dengan pangeran William, yang kelak juga menjadi pewaris tahta kerajaan Inggris.

Rasanya seperti dongeng sebelum tidur mendengar kisah cinta mereka. Tapi, kadang beberapa hal membuat kita tersadar bahwa manusia hidup di dunia real. Bukan dalam kisah dongeng yang berujung pada pernikahan. Sebuah pernikahan adalah sebuah halaman baru tentang cerita yang lain. Dan kisah putrid Diana dan Pangeran Charles pun harus kandas. Bahkan kisah cintanya menjadi sebuah tragedy ketika ia bersama pacarnya Dody Al-fayed tewas dalam kecelakaan di Peranci tahun 1997.

Apakah Kate Middleton adalah Cinderella yang sesungguhnya. Pertanyaan itulah yang selalu ditanyakan berbagai media beberapa hari terakhir  ini. Apakah ia takkan berakhir tragis seperti mediang mertuanya? Semua orang berpendapat bahwa Kate Middleton layaknya Cinderella. Seorang gadis yang berasal dari kelas menengah yang kemudian tiba-tiba mampu membuat seorang pangeran setampan William jatuh cinta.

Bagiku yang menyukai keajaiban-keajaiban dalam cerita dongeng menganggap Kate Middleton bukanlah Cinderella. Ia mungkin bukanlah bangsawan, namun ia telah lahir sebagai salah seorang anak dari pengusaha kaya di Inggris yang memiliki beberapa hotel mewah. Ia bukanlah dari kalangan rakyat jelata. Ia, meski tidak memiliki gelar bangsawan namun ia telah memiliki status social yang mungkin cukup dipertimbangkan.
Ia telah menyukai William sejak willim masih kecil. Kabarnya ia memiliki poster William di kamarnya. Ibunya pun memasukkannya ke universitas St.Andrew Scotland, karena ibunya mendengar William pun bersekolah di sana. Wah, ternyata untuk menggaet seorang pangeran cukup satu kuncinya, bergaullah dilingkungan yang bayak pangerannya. Ia Setia menunggu William sampai dijuluki si Waity Katty. Dan penantiannya pun berbuah baik. Akhirnya William memilihnya untuk menjadi pasanga hidupnya dan sukses membuat banyak wanita cemburu padanya. Entah siapa yag beruntung antara keduanya. Apakah Pangeran William beruntung mendapatkan Kate. Atau Kate yang beruntung mendapatkan William yang tampan dan juga adalah pewaris tahta kerajaan Inggris. Aku lebih sepakat pada pendapat nomor dua. Hehehehe.

Tapi Kate pun layak menjadi putrid. Meski aku pikir putrid Diana masih lebih cantik dari Kate, masih lebih anggun, dan lebih kharismatik, tapi Kate Middleton punya sesuatu yang unik yang tampak darinya. Pada akhirnya untuk menjadi putrid tak perlulah menikahi pangeran. Semua perempuan patut menjadi putri. Yang kamu butuhkan hanyalah menjadi cantik dari dalam dan menjadi berbedalah. What’s makes u different makes u beautiful. Go girls!!!!

(Tulisan lama, tapi tak apalah)

Comments

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Sengsara Membawa Nikmat

  Judul : Sengsara Membawa Nikmat Penulis : Tulis Sutan Sati Penerbit : Balai Pustaka Midun, lelaki muda baik budinya halus pekertinya disukai warga sekampung. Namun, hal ini menciptakan kebencian Kacak, kemanakan Tuanku Laras, kepada Midun. Segala cara dilakukan Kacak untuk menjebak Midun. Hingga akhirnya ia menyewa pembunuh untuk menghabisi nyawa Midun. Untungnya, Midun masih mampu menghindar dari tikaman pisau. Namun perkelahian itu menjebloskan Midun ke penjara. Membuatnya terpisah dari keluarganya. Penderitaan tak berhenti di situ, di penjara pun Midun menerima siksaan. Hingga masa ia bebas, ia memilih tak pulang ke Bukit Tinggi. Ia memilih mengadu nasib ke Betawi mengantar Halimah, perempuan yang ditolongnya pulang ke Bogor. Di tanah Jawa inilah lika liku hidup membawanya menjadi asisten demang dan pulang ke tanah Padang.  Judul buku ini cukup mencerminkan cerita lengkap sang tokoh utama. Kemalangan silih berganti menimpa sang tokoh utama. Namun berpegang pada keyakinan ...

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang pen...