Skip to main content

Don't Panic


Hidupku lurus-lurus saja...kurasa. tapi ternyata aku dalam kepanikan besar, menurutnya. Aku berada dititik bahwa tak ada kerjaan artinya aku mati. Dan ternyata pola pikir seperti itu haruslah dienyahkan dari sudut fikirku.

Kemarin aku wawancara di stasiun tv lokal, grup dari MNC. Aneh juga ceritanya. Lamaran yang kukirim jumat lalu beralamat yang salah. Aku pun bahkan bingung mengapa sampai lamaran itu terkirim ke tempat tujuannya.


Aku familiar dengan kru stasiun itu. beberapa bahkan lumayan aku kenal. Serasa de javu. Suasana kantor khas keredaksian sebuah media. Gunakan aturanmu sendiri. Semua santai, bercanda bersama direkturnya dan sangat jauh dari kondisi perkantoran. Aku menilai cara berpakaianku hari ini, hmmmm... hanya aku yang paling rapi di sini.

Ia mewawancaraiku, yang sebenarnya lebih kepada memintanya mengetikkan aplikasi untuk fellowshipnya ke luar negeri. pake bahasa inggris dan dengan pengetahuanku sendiri. jujur, aplikasi itu jauh dari grammarnya mas william. ia pun menjelaskan posisi yang harus aku isil. lengkap dengan tanggung jawab dan honorarium. hmmmm....kontributor....?????
"kami menilai anda cukup kompeten, berpangalaman, dan kami juga menilai dari contoh stand up anda" terangnya.

"itu contoh pas ambil mata kuliah produksi siaran. itu pun bukan aku yang kameramennya. aku hanya jadi reporter. aku sangat buta akan kamera, menggali isu juga ga terlalu bisa"terangku atas semua kekuranganku dengan maksud pointku turun....


"tak pha-pha. semua bisa dilatih. temenmu ada kok yang disini. udah tanda tangan kontrak setahun...." "ooooo....."
"ok pak.saya pikir dulu ya"terangku (kalo saya seorang HRD, calon karyawan yang mengatakan ini harus langsung di blacklist)
"datang besok lagi, kita akan belajar sama2"
"besok ga bisa pak. mungkin jumat. masih ada urusan"
"selesaikan semua urusan. karena kerja ini adalah kerja yang berkelanjutan. tak bisa terpotong" terangnya lagi.
****
ada beberapa hal yang aku pahami dari diriku. pertama, aku tak cocok kerja jadi pialang saham, kedua aku tak cocok kerja jadi wartawan (kemana lagi kalo yang ini sudah ga cocok, ini kan disiplin ilmumu, bodoh!). ketiga, aku tak cocok kerja lapangan. Keempat, aku tak cocok kerja selain di makassar. kelima, aku tipe pekerja kantoran yang memakai blus dan rok pendek. aku tak mempermasalahkan pada seberapa banyak uang yang kudapat, tapi pada seberapa bahagia aku melakoni kerjaan itu. aku cocoknya di LSM saja kayaknya. tapi pada posisi tertentu. aku hanya cocok jadi ibu rumah tangga yang menjadi penulis.

hmmm...beberapa mimpi harus dicari alternatifnya. dan aku sudah menemukannya. perlahan saja menapakinya. dan jangan panik. bersenang-senanglah.....

"bukan aku yang mencari pekerjaan, tapi ia sendiri yang akan datang padaku...."(angkuhlah sedikit!!!!)

Comments

Popular posts from this blog

Alas Kaki Nyaman, Hati Senang

  sumber foto : Facebook Be.Bob Kata seorang teman memilih alas kaki   sama seperti memilih pasangan hidup,   harus cari yang nyaman. Alas kaki nyaman buat saya adalah sandal jepit, tapi tidak semua kondisi pas dengan sandal jepit.. Saat kuliah saya pun dituntut memakai sepatu. Berhubungan karena ngekost maka alas kaki hendaknya memiliki syarat murah, kuat, dan tahan lama serta pas untuk model casual , feminine , atau sporty . Pilihan saya jatuh pada flat shoes . Karena kostku lumayan dekat dengan kampus, saya cukup jalan kaki. Sepatu yang saya kenakan harus bercumbu dengan berdebu dan beladus karena sinar matahari. Paling menyedihkan ketika musim hujan dan air menggenang, saya mengakalinya dengan jalan kaki menggunakan sandal jepit dan memakai sepatu saat tiba di kampus. Tak jarang saya harus menanggung malu karena persoalan alas kaki.  Pernah sekali saya diusir saat mengenakan sepatu sandal di perkuliahan yang dosennya mengharuskan menggunakan...

Asyiknya Berkirim Kartu Pos

Kartu pos untuk teman-teman di Indonesia. Beberapa minggu ini saya lagi senang-senangnya berkirim kartu pos. Membeli kartu pos di court street. Menuliskan nama dan alamat yang akan dikirimkan. Menuliskan pesan yang akan disampaikan. Dan membawanya ke kantor pos dan memposkannya. Prosesnya itu begitu menyenangkan buatku. Terlebih lagi ketika orang yang saya kirimi kartu pos mengabarkan kalo kartu posnya sudah sampai, rasanya seperti mission completed deh. Selain mengirimkan kartu pos ke teman-teman di Indonesia, saya juga bergabung di Postcrossing . Sebuah web yang menyatukan para penggemar kartu pos seluruh dunia. Saya menemukan web Postcrossing ini tak sengaja ketika sedang mencari informasi berapa harga prangko untuk kartu pos luar negeri. Caranya gampang, daftar di webnya, kemudian kamu akan menerima 5 alamat yang harus kamu kirimi kartu pos. Saat pertama join kamu harus mengirim kartu pos. Ketika kartu pos itu diterima, maka alamat kamu akan disugesti untuk dikirimi kartu po...

Ketika Salju Kembali Turun

Salju kembali turun. Saya senang jika salju turun. Itu berarti saya bisa main-main salju lagi. Setiap kali salju maka ribuan khayalan yang ingin saya lakukan di benakku. Dulu saya belum sempat membuat boneka salju. Frosty selalu menjadi mainan yang asyik ketika musim salju seperti yang saya lihat di televisi. Dan kemudian saya ingin membuat Snow Angel. Berbaring di salju dan kemudian menggerak-gerakkan kaki dan tangan sehingga membuat saljunya membentuk malaikat lengkap dengan sayap. Snow Bird bikinanku Karenanya ketika salju kembali turun saya tidak lagi berniat narsis dengan foto-foto biasa di tengah salju. Saya mau buat Snowman dan membuat cetakan snow angel. Kali ini kaos tangan khusus salju menjadi senjata lengkap. Saya tidak ingin membuat tangan saya beku sebelum membuat boneka salju. Atau at least menyerupai boneka salju. Sebelum ke Athens, Ema sempat memberiku syal rajutannya. Kujanjikan padanya akan kukalungkan manusia salju yang kelak saya buat. Dan akhirnya saya memenu...