Skip to main content

Thanks to…..


Teman-teman adalah semangat terbesar yang kupunyai saat ujian. Merekalah yang dengan setia menunggu diriku melahirkan di ruang ujian. Menungguiku keluar dan memberi selamat atas kelahiran skripsi itu. Dan pada mereka yang telah memberikan support aku ingin berterima kasih.

K Rahe, Ridho, Emma, Wiwie, Wulan, Uphie, Rani, Lina, Rahmat, Icca, Darma, Azmi, Witri, K Chendra, K Risna, K Kiki
(yang kutemui di depan ruang ujian)

Mbak Wuri, Baqir, Mamar,K Riza, Pam2, Lelaki Hujan (yang menyemangati meski tak bisa datang)

Wanto
(yang telah begitu baik mengirimiku pesan “1 soal ujian”-ternyata ia benar menanyakannya- dan telah bersedia diganggu untuk memasang LCD)

Dian dan Buyung
(rekan seperjuangan)

Ibu Ida dan pak Anchu (yang telah memanageri ujianku)

K Rahmad, Arya, Madi, K Harwan, Achie, Mace, Sari, Siska, Were, Nire dan semua orang di pasar (hehehehe, thanks doanya)

K Patang, Eki, Andis, Ani, Raiz, dan Teman-temannya
(yang menunggu di pondokan)

K Yusran (yang selalu menyemangati tiap detik dan selalu meng-sms ke hp teman2ku saat hpku tidak dapat dihubungi. serta selalu meledek dengan gelar “Dra”)

Etta, K Ipah, dan K Anti
(tempat kembali)

Mama di terasimaji…
(miss u mom)

Altar ego yang ada dalam pikiranku…..

Comments

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Di Gowa, Saya Kembali Ke Masa Lalu

Meski awalnya perjalanan ini hampir dibatalkan hanya karena sifat kekanak-kanakanku yang muncul (baca : ngambek), namun akhirnya aku dan Kak Yusran berhasil ke festival keraton nusantara ke VI di kabupaten Gowa. Rasanya seperti kembali ke masa lalu melihat berbagai ragam pakaian adat dan benda-benda pusaka zaman dahulu dipertontonkan. Siang masih terik, ketika kami tiba di lapangan Syek Yusuf, Sungguminasa. Lapangan itu tampak dalam proses pembangunan. Menurut bupati Gowa, lapangan itu akan dibuat dengan standar internasional. Dilengkapi dengan arena bermain untuk anak-anak, sebuah podium orasi untuk para demonstran, dan sebuah replika tutup kepala Syek yusuf yang sangat besar. Bangunan menyerupai songkok itu akan dijadikan sebagai museum untuk menyimpan benda-benda bersejarah. Waktu telah menunjukkan pukul 3 siang, kirab para anggota keraton/kerajaan yang berjumlah sekitar 30 kerajaan molor dari jadwal pukul 2 yang ditetapkan. Sambutan masih terdengar lama karena sang bupati masih m...

Ara Belajar Dewasa

Detak detik menjauh perlahan. Menjadi jam yang kemudian berlalu dalam sehari. Rutinitas mingguan menjadi bergerak berulang. Tak ada yang berubah, kita menebak. Hidup berjalan monoton digerus laku kerja yang terpola. Tapi mengutip penulis terkenal CS Lewis, hidup cukuplah lucu ketika kita setiap hari tidak ada yang berubah, tapi ketika kita melihat kembali ke belakang semua menjadi beda.  Beberapa dari kita tersadar di saat tak terduga. Ketika bulan-bulan berganti dan nyala kembang api tahun baru serta kemeriahan yang gempita. Menjadi  ibu dan membesarkan anak tak luput membuatmu tersadar setiap hari akan waktu yang bergerak.    Saya menemani Ara tiap hari. Jarak tak pernah begitu jauh memisahkan kami. Tiga tahun ini sayalah yang menjadi penyaksi tumbuh kembangnya. Setiap hari yang kami lakukan adalah bermain bersama. Tak ada yang berubah, rutinitas itu berjalan dengan mudah. Sangat gampang ditebak. Bangun pagi, bermain( diselingi berantem ,menangis, tertawa, saling k...