Skip to main content

dua lelaki dengan dua kisah

Dua lelaki dengan dua kisah mendatangiku di suatu tengah malam. Bercerita tentang keluh kesahnya. Kuladeni mereka meski malam itu aku terkantuk-kantuk. Suara deringan telepon genggam penanda kedatangan kisah mereka membangunkanku dari tidur.


Lelaki I : aku bingung banget. BT juga. Pacar aku maksa kalo nikah nanti tinggal sama dia di Jakarta. Padahal kan kalo aku dinas keluar kota aku kesepian. Atau gimana kalo aku punya dua istri saja. Satu dia satunya lagi di sini. Gimana menurutmu?

Lelaki II : Sebenarnya tak ada cinta yang lain. Hanya saja rasa ini begitu hambar


Aku termenung. Kedua lelaki ini adalah dua keeping puzzle dalam dalam hidupku. Lelaki pertama adalah seseorang yang datang dari masa lalu yang selama ini aku cari. Yang selama ini tak pernah aku dengar kabarnya. Tiga hari kemarin ia datang menyapaku lewat telepon. Berbagi kabar bahwa ia di Makassar sekarang. Ia telah mencariku selama sembilan tahun sejak terakhir kami bertemu di bangku SMP. Dan sampai saat ini kami masih belum bertemu.

Lelaki kedua adalah keeping puzzle yang lain. Ia melengkapi liburan indahku di bali 2 tahun lalu. Kami pernah bertukar rasa. Menjadi teman yang berbagi kisah. Merasakan sesuatu yang tumbuh di hati masing-masing, namun tak pernah berani mengungkapkan karena kami tahu kami tak pernah bisa bersatu.


Reply to lelaki I : ya kok gitu sih. Mau ga dia diduakan. Kalo iya, emang kamu punya calon di sini. Kenapa ga bawa aja dia kalo kamu dinas keluar kota

Reply to lelaki II : Oh gitu. Biasa aja kok kalo rasa cinta kemudian tawar. Aku kalo gitu sama kk’ku biasanya ga ketemuan dulu. Tapi kan pacarannya jarak jauh, jadinya ya jarang rasa tawar.hehehhehe

Lelaki I : Dianya ga mau. Lagian aku juga ga punya calon di sini. Gimana kalo punya TTM aja?


Tuh kan, ga ada perempuan yang mau diduakan, pikirku. Hmmm..harus bilang apa ya..????


Reply lelaki I : ya…kok gitu sih. Knapa tidak mencoba untuk setia. Carilah kesibukan yang lain.

Lelaki II : berapa sih tiket kapal ke makassar kalo hari biasa?


Hah…yang satu ini kenapa lagi????


Relpy lelaki II : biasanya 300-400an. Emang kenapa? Mau ke sini? Jaangan bikin aku shock donk

Lelaki I : di sini aku ga punya teman. 3 bulan begitu lama kalo sendiri

Reply lelaki I : loh, kan aku teman kamu. Aku ga dianggap teman ya? Hiks.

Lelaki I : kamu juga g a mau ketemu aku

Reply lelaki I : aku pengen banget ketemu sama kamu. Aku ingin mastiin satu hal dari kamu. Tapi aku ga bisa.


Kenapa ia tiba-tiba begitu memaksa. Aku mengenalnya waktu aku di tahun pertamaku di SMP dan ia di tahun ketiga. Ia sempat menyukaiku dulu, namun aku smepat menolaknya. Namun sesuatu kemudian berubah pada cara pandanganku melihatnya, namun ketika itu dia telah pergi menjauh.


Lelaki II : masih mau berharap pada Bali?


Lelaki kedua, aku pernah punya kisah indahnya di suatu masa yang singkat di bali. Kami mengikuti pelatihan bersama dan begitu dekat. Dia menemaniku jalan-jalan keliling bali. Ke pantai kuta dan menikmati es krim di sana. “kamu tahu ga, cinta itu seperti es krim, jika tidak dilahap akan segera meleleh”katanya padaku. “aku suka es krim, dingin dan menyenangkan”.

Dia bercerita tentang kekasihnya dan aku bercerita tentang kekasihku. Sampai pada titik bahwa kami menyadari ada cinta diantara kami. Setelah pelatihan ketika ia pulang ke malang, ia kembali lagi ke bali hanya untuk menemuiku.namun kami menyadari kisah ini hanya akan di sini, di tempat ini. Bersama sore di Uluwatu dan sunrise di sanur yang tak pernah benar-benar kami nikmati dnegan sempurna. Dan kami pernah berjanji untuk kembali lagi ke tempat itu. Dan kembali berbagi kisah. Namun, hingga sekarang, telah lewat dua tahun aku masih belum sempat ke Bali.


Lelaki II : Aku pernah melakukan satu kegilaan dulu di Bali. Kenapa tidak melakukannya lagi?

Reply lelaki II : aku akan sangat senang kamu ke sini.kabari kalo kamu mau datang

Lelaki I : ga usah minta maaf. Aku udah maafin kok. Lagian aku yang terlalu egois memaksa kamu datang


Aku sangat ingin bertemu denganmu. Sungguh. Tapi mengapa tidak bisa sedikit bersabar. Bukankah masih bisa besok, lusa, dan , besok-besoknya lagi.


Reply lelaki I : aku tak ingin mengecawakanmu lagi. aku juga sangat ingin bertemu denganmu. Tapi tidak harus besok kan. Bukannya masih ada lusa, lusa, dan hari lain?


Aku mumet. Kami tak begitu saling mengenal.tapi tiga hari ini semua rasa itu kembali. Seperti sepasang kekasih yang menunggu waktu deadline akan sebuah perpisahan. Dan pertemuan menjadi sebuah kunci untuk mengakhiri perpisahan.


Lelaki II : biarlah Tuhan melemparkan dadunya dan kita lihat kemana arah permainan ini

Reply lelaki II : Tuhan tidak pernah melempar dadu dan tidak ada yang kebetulan. Aku akan sangant senang kamu kesini.


Apakah kamu juga tidak bisa menunggu lelaki II? Tidak bisakah kita tetap di cross line yang telah ada dan menyelesaikannya sedikit demi sedikit.


Lelaki I : harusnya aku sadar bahwa kita memang tidak akan pernah bertemu. Bukan kamu yang mengecewakan aku, tapi diri aku sendiri. Harusnya aku mampu memendam rasa suka ini padamu agar tidak berakhir seperti ini.

Reply lelaki I : kenapa kita terus melakukan perdebatan ini layaknya orang pacaran. Kenapa kita tidak mengusahakan untuk dapat bertemu. Kenapa tidak menunggu?


Kisah ini menari nari di benakku. Aku tak lagi mampu untuk memejamkan mata. Aku lelah untuk semua ini. Aku menyayangi kalian.


Lelaki II : hei, itu perkataan Einstein.dan memang tidak ada yang kebetulan. Ini seperti kita bermain soliteir. Kita menunggu kartu joker keluar untuk membuat jalan kembali normal dan kartu yang lain bebas turun. Entah padamu atau padaku kartu joker terakhir, setelah yang pertama telah kita gunakan di bali lalu. Kita terus mainkan saja permainan ini sampai kartu ditangan kita habis….


Aku telah menemukanmu. Menemukan sosok teman yang aku temui di Bali dulu. Hanya kita yang mampu memahami bahasa antara kita masing-masing


Reply lelaki II : so, kenapa kita tidak melanjutkan permainan. Biarkan saja kita terus diarena ini hingga permainan selesai. Bagaimana.deal?

Lelaki II :deal


Akhirnya aku menemukan jalan untuk menyelesaikan masalahmu. Kita tetap saja di jalan ini. Biarkan permainan yang mengakhiri semuanya.


Reply lelaki II : kamu tidak berubah. Aku menyayangimu

Lelaki II : aku tetap akan jadi aku. Tapi kita harus bersiap untuk kemungkinan kartu joker masih ditumpukan kartu sedangkan kartu yang ada ditangan kita telah habis.aku pun menyayangimu.

Reply lelaki II : aku akan terus berusaha. Meski kartu joker itu akan muncul atau tidak.

Kita selalu menyelesaikannya dengan cara seperti ini. Cara yang kita temukan sendiri dan hanya dipakai dan dimengerti oleh kita. Bukankah ini sangat indah, kawan.

Lelaki I :aku ingin menceritakan kisah yang amat panjang kalo kta bertemu.

Reply lelaki I : tunggulah. Sedikit bersabar saja.

Lelaki I : aku akan terus menunggu sampai kapanpun. Kalo kita bertemu kana aku ceritakan mengapa aku ke Jakarta.

Reply lelaki I : aku akan dengan senang mendengarnya


Apa yang membuatmu ke sana?apakah aku? Sebuah kisah yang takkan mungkin aku percayai. Bukankah itu kisah lugu anak SMP yang bisa tersapu waktu. Atau kamu memilih untuk menyimpannya. Ku takut ini hanyalah ajang balas dendammu. Aku takut untuk menerima kenyataan pada akhirnya aku mengakui aku menyayangimu. Ku tak ingin mengakuinya……




(terinspirasi dari dua orang teman yang menceritakan kisahnya dengan banyak penambahan untuk kesan dramatis...tapi semoga kalian mampu memahaminya...)

Comments

Popular posts from this blog

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan ...