Skip to main content

Ara Tamat TK



Setelah menjalani 3 tahun masa di TK, akhirnya Ara dengan bangga bisa menyebut dirinya Anak SD. Sebuah perjalanan pendidikan yang tak hanya memberi pelajaran buat Ara tapi juga buat saya. Tidak mudah memutuskan untuk memilih pada usia berapa tepatnya ia pas masuk SD, mengingat usianya yang tanggung. 

Tahun lalu, ketika ia telah menyelesaikan tahun keduanya di TK dan teman-teman sekelasnya udah lanjut ke SD, dia tetap legowo untuk melanjutkan di TK B. Usianya 5,8 tahun kala itu. Godaan untuk segera menyekolahkan ke SD karena enggak enak liat teman-temannya udah SD nyata adanya. Sekolah swasta pun tak sedikit yang menawarkan menerima siswa usia di bawah 6 tahun. 

Di sisi lain, pemerintah dan para psikolog anak memberikan pandangan akan usia anak-anak bermain. Pemerintah menetapkan batasan 6,5 tahun untuk masuk SD. Pakar psikologi anak menyarankan untuk tak perlu memaksa anak-anak terlalu dini untuk mengalami pengalaman duduk di kelas dan mengerjakan LKS. 

Emaknya galau. Pilihan untuk tetap TK atau lanjut SD adalah sebuah soal yang membuat saya berpikir panjang. Untunglah, di belakang istri yang galau, selalu ada suami yang bisa diajak diskusi dan memberi dukungan. Setelah banyak ngobrol kami memutuskan untuk tetap menyekolahkannya di TK. Karenanya, Ara menjalani setahun di TK A, dua tahun di TK B. Di tahun keduanya di TK B, saya anggap sebagai tahun santai untuk kami berdua. Saya mengajarinya membaca, menulis dan berhitung, sembari di sekolah ia bermain dengan kawan-kawannya.


 Jikalau lagi malas sekolah, saya enteng aja meliburkannya. Di tahun ini pun ia mulai belajar berenang dan les balet. Berenangnya udah ngambang dan pake gaya. Emaknya udah kalah. Ga lama lagi dia akan recital balet. Hari ini, dia penamatan TK. Hari yang paling ditunggunya. Karena setelah ini dia akan bersekolah di SD. "making new friends is my job", katanya tiap kali ditanya bakal ngapain di SD. And playing", tambahnya lagi. "and studying", tambahku juga. Yang lantas disambutnya dengan muka jahil. 

Semakin ia bertumbuh, semakin banyak diskusi yang kami lakukan. Tak jarang berdebat alot. Diskusi yang sedikit banyak membuat saya belajar bijak dan semoga banyak-banyak membuatnya dewasa. Selamat telah menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak, Ara. Sukses untuk making new friends, playing, and studying nanti di SD. 

Bogor, Juni 2018

(Sekarang Ara sudah terdaftar di SDN Papandayan. Minggu depan ia telah resmi menjadi anak SD. Selamat menikmati masa SD, Ara. Berbahagialah dan belajar menjadi anak yang hebat!). 



Comments

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Sengsara Membawa Nikmat

  Judul : Sengsara Membawa Nikmat Penulis : Tulis Sutan Sati Penerbit : Balai Pustaka Midun, lelaki muda baik budinya halus pekertinya disukai warga sekampung. Namun, hal ini menciptakan kebencian Kacak, kemanakan Tuanku Laras, kepada Midun. Segala cara dilakukan Kacak untuk menjebak Midun. Hingga akhirnya ia menyewa pembunuh untuk menghabisi nyawa Midun. Untungnya, Midun masih mampu menghindar dari tikaman pisau. Namun perkelahian itu menjebloskan Midun ke penjara. Membuatnya terpisah dari keluarganya. Penderitaan tak berhenti di situ, di penjara pun Midun menerima siksaan. Hingga masa ia bebas, ia memilih tak pulang ke Bukit Tinggi. Ia memilih mengadu nasib ke Betawi mengantar Halimah, perempuan yang ditolongnya pulang ke Bogor. Di tanah Jawa inilah lika liku hidup membawanya menjadi asisten demang dan pulang ke tanah Padang.  Judul buku ini cukup mencerminkan cerita lengkap sang tokoh utama. Kemalangan silih berganti menimpa sang tokoh utama. Namun berpegang pada keyakinan ...

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang pen...