Skip to main content

Perahu Kertas 2 Yang Slow

Perahu Kertas 2
Karena ada yang berbaik hati mengupload film Perahu Kertas part 1 dan 2 di Youtube, maka saya akhirnya bisa menonton lanjutan film Perahu Kertas yang sempat saya tunggu-tunggu dulu. Perahu Kertas part 1 saya nonton di Indonesia. Beberapa minggu sebelum ke Amerika. Saya sibuk mereka-mereka bagaimana wujud film yang diangkat dari buku Perahu Kertas karya Dee. Saya yang terlalu sering baca bukunya kali y, jadinya pas nonton film Perahu Kertas part 1 saya jadi nda begitu berselera menunggu part duanya. Ekpektasi saya yang begitu tinggi membuat saya kehilangan greget setelah menyaksikan filmnya. Pemerannya yang kurang memuaskan, ceritanya yang terlalu panjang hingga dibagi menjadi dua bagian. Untungnya Reza Rahadian cukup menyelamatkan film ini hingga saya tetap menontonnya sampai habis.

Meski sedikit kecewa di bagian pertama saya tetap menonton Perahu Kertas part dua. Kali aja ada yang mengejutkan. Tapi sayangnya kejutan yang saya tunggu tidak ada. Sama tidak memuaskannya dengan bagian pertama. Film kedua ini malah sangat lambat. Mengingat ia dipotong di 1/3 bagian akhir cerita. Kebersamaan Kugy dan Keenan yang harusnya banyak dieksplor pada film pertama barulah diperlihatkan di film kedua ini.

Terlalu banyak figuran-figuran yang ditambahkan. Dramatisasi yang berlebihan. Seakan ingin mengambil semua bagian buku untuk difilmkan. Padahal sebenarnya tak perlu dipecah menjadi dua film menurutku. Misalnya saat Kugi diculik, perobohan sekolah alit, kebimbangan Kugi. Scene-scene seperti itu mungkin bisa dituturkan dengan kilasan-kilasan tanpa perlu dialog yang lama.

Mungkin juga karena saya sebagai penonton terlanjur menjadikan buku Perahu kertas sebagai rujukan. Sehingga ketika kupikir 1/3 bagian terakhir akan cepat selesai, maka saya pun berharap filmnya sesingkat itu.


Jika di Perahu Kertas 1 saya cukup senang melihat Remi, sayangnya karakter Remi di Perahu Kertas 2 membuat saya ilfill. Patah hati yang berlebihan mungkin nda masalah. Sayangnya setelah patah hati yang cukup menyedihkan ia tiba-tiba begitu cepat move on dengan kencan dengan teman kantornya. Mungkin karena saya saja yang sirik, kok cepat banget sih move onnya. Harusnya kan menderita batin dulu gitu. Menjomblo bertahun-tahun. hahahahaaha...itu mau saya.

Tak ada scene-scene yang cukup abadi dalam ingatan saya. Malah saya lupa bagaimana pacar-pacar Keenan dan Kugy melepaskan mereka. Saya malah melewatkan dialog " jika saya mercon, saya sudah meledak sekarang".

Mungkin baiknya menonton Perahu kertas ini dengan cara membebaskan semua ekpetasi dari hasil cerita bukunya. Amnesia terhadap cerita-ceritanya dan menikmatinya sebagai film belaka. Lepas dari bayang-bayang bukunya. (*)



Comments

Popular posts from this blog

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Di Braga Saya Jatuh Cinta Pada Bandung

Hampir 10 tahun tinggal di Bogor, sepertinya hanya tiga kali saya ke Bandung. Di tiap kedatangan itu Bandung selalu memberikan kesan tersendiri buat saya. Kali pertama ke Bandung, tahun 2013. Kala itu belum pindah ke Bogor. Saya, suami, dan Ara yang masih berusia 3 tahun menghadiri acara nikahan teman di Jogjakarta. Ala backpacker kami lanjut naik kereta ke Bandung. Perjalanan yang memakan waktu cukup lama yang bikin pantat tepos. Belum lagi sambil momong anak yang pastinya ga begitu nyaman duduk di kereta. Dalam kelelahan kami menjelajah Bandung. Belum ada gocar atau grabcar kala itu. Seingatku kami hanya ke gedung sate. Itu pun sambil jalan kaki. Bandung ini first impression tidak berhasil membuat saya kagum. Kami ke Cihampelas Walk. Selain malnya yang berkonsep eco friendly, tidak ada yang istimewa. Bandung failed to make me wowing.  Perjalanan kedua kala Anna hampir dua tahun. Pakai mobil via Cianjur. Berangkat jam 5 pagi. Ketemu macet di Cianjur. Jam masuk kerja para peg...

Ara dan Konstelasi Bintang

Sore tadi, Kak Adi dan keluarga datang berkunjung ke rumah. Shenka adalah anaknya yang berumur 1,5 tahun. Karena ada dua anak kecil yang bikin rame rumah, mereka diajak jalan-jalan ke bukit kecil depan rumah. Desau Angin Bogor yang kering di rembang petang begitu menyejukkan.  Di langit tampak konjungsi bulan sabit, venus, dan jupiter menggantung indah. Hanya benda langit itu yang terlihat petang tadi. Kak Adi memperlihatkan aplikasi Sky Night yang mampu memberikan petunjuk tentang rasi-rasi bintang di langit. Pemakaiannya cukup sederhana. Cukup hadapkan kamera handphone ke langit. Seketika itu juga layar hp menunjukkan konstelasi bintang-bintang yang begitu ajaib.  Jikalau langit menyembunyikan keindahannya, maka lewat layar selular kamu bisa kagum melihat jutaan bintang lengkap dengan gambar konstelasinya. Ara terkesima. Ada rasi bintang bergambar lumba-lumba. Kelinci. Pegasus. Singa. Saya pun dibuatnya kagum. Kekaguman yang memantik mimpi masa kecil untuk menjadi penjelajah...