Skip to main content

Belajar Ice Skating

Ciao Mommy!!!!

Seketika saya menyadari bahwa belajar berdiri dan berjalan adalah persoalan yang sedikit agak sulit anak seusia Ara. Belajar berdiri, menjaga keseimbangan, dan berani melangkahkan kaki adalah perkara yang sulit. Dua hari lalu rasa-rasanya saya kembali merasakan bagaimana belajar berdiri dan berjalan itu. Tapi kali ini medannya lain. Di atas es menggunakan sepatu berpisau. Ice Skating. Ini pertama kalinya saya main ice skating. Di Makassar setahun lalu sudah dibuat wahana untuk ice skating di Mall Panakukang. Tarifnya berkisar 25 ribu hingga 30 ribu per jam. Sayangnya waktu itu saya belum tertarik ikut main.
Tekuk lututnya

Dua hari lalu, Mbak Arin mengajak saya main Ice skating di Ohio University Bird Ice Arena depan Baker. Acara Ice skating ini diadakan oleh International Student & Faculty Service (ISFS). Lumayan bisa main ice skating tanpa harus bayar. Tarif main Ice skating untuk orang dewasa sekitar $ 4. Untuk anak-anak $ 3.50. Sedangkan untuk mahasiswa OU gratis. Hanya saja tiap rental sepatu harga $ 3. Jadi hitung-hitungannya sekitar $ 7 untuk orang dewasa yang bukan mahasiswa plus rental sepatu, seperti saya. Lamanya main satu setengah jam yang dibagi tiap satu sesi dalam satu hari. Bird Arena ini tidak melulu buka setiap hari untuk umum. Hanya hari selasa hingga minggu di waktu-waktu tertentu.
Nah nah nah

Nah, gimana rasanya main ice skating pertama kali? Seperti belajar berdiri pertama kali dan berusaha bergerak maju untuk melangkah. Saya dan dinding lapangan jadi pasangan sejati. Tak terpisahkan. Tak bisa bergerak tanpa berpegangan. Jadilah saya berdiri sambil mentertawakan diri sendiri. Untungnya bukan hanya saya yang baru pertama kali main ice skating. Banyak kok yang memilih dinding sebagai pelatih ice skating.

Berapa kali saya jatuh? hmmm..tiga atau empat mungkin lima kali. Entah berapa kali. Jatuh adalah sebuah keharusan mungkin saat belajar jalan. Es licin dan ketidakseimbangan tubuh adalah faktor yang menjatuhkan. Tapi mumpung nda ada yang kenal, saya sih asyik-asyik saja jatuh. Hehehehe.
Biar keren, fotonya harus di tengah :D

Menurut Ashley, main ice skating itu seperti jalan berderap para tentara. Mengangkat kaki satu-satu. Menurut Mbak Arin, seperti main sepatu roda. Lutut ditekuk. Kaki yang satu sebagai pendorong, kaki yang lain mengikuti. Menurut saya, ice skating adalah berjalan perlahan menjauh dari dinding dan tidak jatuh. Hahahahaha. So far, saya berhasil berjarak 30 cm dari dinding. Sempat ke tengah sambil pegangan sama teman-teman untuk sekedar foto-foto dan berakhir dengan rebahan di lantai es.

Beberapa jam sebelumnya saya sempat melihat seorang perempuan berlatih axel jump, salah satu jenis lompatan dalam ice skating yang berotasi di udara kemudian mendarat dengan sempurna di atas es dengan tetap berdiri sambil ice skating. Saya melihat ia berlatih dengan penuh kesungguhan meskipun lompatannya belum sempurna. Dengan begitu telaten mereka berlatih untuk menjadi atlit ice skating profesional.
Wall is my soulmate :')

Yang paling mudah dari ice skating adalah menontonnya dari luar lapangan. Mengagumi kelenturan para atlitnya dan berpikir bahwa itu begitu gampang. Tapi seseorang tak pernah mengetahui seberapa susah sesuatu sampai mereka mencobanya sendiri.

Anyway, pulang dari belajar ice skating kaki seluruh badan saya rasanya ngilu. Sampai tiga hari rasa pegalnya masih terasa. (*)


Comments

  1. Aku selama di Swedia malah belum pernah main ice skating lagi loh.. X_X padahal pas musim dingin gini kadang suka ada tempat2 khusus yang bisa dipake main gratisan. Bahkan aku udah beli sepatu ice skatingnya segala (barang second, bekas anak2.. ahahahaha)

    Tapi emang yaaa, kalau ngeliat atlit skating gitu kok rasanya gampaaaaang banget. Padahal mah untuk nyoba jalan aja sulit kalo baru nyoba pertama..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha....benar. mereka kayak ringan banget loncat2 trus luncur2. padahal aslinya susah mnta ampun :D

      Delete
  2. kentara gak pernah olahraga kan kak :p saya sukaaaa main ice skating >.< tapi yang di makassar belum pernah di coba, kecil dan terlalu ramai, jatuh lumayan malu jugaaa :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahahahaha...saya olahraganya gendong Ara :P

      Delete
  3. Anonymous11/07/2013

    Halo kakak

    Setuju banget tuh, ICE SKATING YAH WAJIB JATUH :D. Saya baru pertama kali coba kak di mall panakukang makassar, n saya ketagihan walau badan pegal2 semua hahahaaa :D ABIS SERU BANGET...

    Kak saya punya pertanyaan nih, ohio university itu di mana kak? N dalam rangka apa ? Beasiswa atau apa kak ?? Hahaa KEPO (SOALNYA SAYA TERTARIK BANGET IKUT PROGRAM EXCHANGE STUDENT)

    SAYA MAHASISWA SASTRA INGGRIS UNHAS
    REPLAY PLEASE

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ara Belajar Ngomong

Serius Nulis Ara mulai suka ngoceh. Ada saja suara keluar dari mulutnya. Kadang jelas kadang juga tidak. Beberapa berhasil saya terjemahkan maksudnya. Beberapa mengalami missunderstand berujung pada rengekan atau aksi menarik tangan. Selain nonton lagu anak-anak, beberapa film anak-anak yang menurut saya cukup edukatif menjadi pilihan tontonannya. Saya memutarkan film Blue's Clues, Super Why, hingga Pocoyo. Serial Blue's Clues sudah kami tonton semua. Mulai dari sang pemilik Blue bernama Steve hingga beralih ke Joe adiknya di serial itu. Yang paling nyantol di kepalanya Ara adalah kata "think" sambil telunjuk memegang dahi. Itulah kata pertama yang ia ucapkan secara jelas setelah kata Mama dan Ayah. Entah kenapa kata ini yang melekat di kepalanya. Mungkin karena si Steve sangat aktraktif menyanyikan lagu jingle Blue's Clues terlebih dibagian "Sit down in thinking chair. Think, think, think". Ara juga suka bagian ketika surat datang. Dia akan i...

Kamu 9 Bulan dan Kita "Bertengkar"

Kamu 9 bulan. Apa yang kamu bisa? Merayap dengan gesit. Berguling-guling ke sana kemari. Duduk sendiri sekehendakmu. Tempat tidur telah kita preteli. Yang bersisa hanyalah kasur alas tidur kita yang melekat di lantai. Agar kamu bebas berguling dan merayap tanpa perlu khawatir gaya tarik bumi menarikmu. Hobiku adalah membiarkanmu bermain di lantai. Dari kasur turun ke ubin dingin. Sesekali memakai tikar, tapi akhir-akhir ini aku malas melakukannya. Lagian daya jangkaumu lebih luas dari tikar 2 x 2 meter. Kamu masuk hingga ke kolong meja. Tak tahu mencari apa. Tak jarang kamu membenturkan kepalamu. Di ubin atau dimana saja. Kubiarkan. Ukuranku adalah jika tidak membuatmu menangis artinya kamu tidak merasa sakit. Sakit itu ditentukan oleh diri sendiri. Saya hanya tak ingin memanjakanmu dengan mengasihimu untuk sebuah sakit yang bisa kamu hadapi sendiri. Mama keras padamu? Bisa jadi. Kamu mulai banyak keinginan. Mulai memperjuangkan egomu. Menangis jika Khanza merebut mainan dari tanganmu....

Norwegian Wood

Cukup melelahkan membaca Norwegian Wood karya Haruki Murakami. Buku yang telah kulihat wujudnya sejak tahun 2004 baru aku baca di tahun 2013. Saya tidak terlalu akrab dengan karya-karya Haruki Murakami. Buku Norwegian Wood ini adalah karyanya yang pertama saya baca.  Mengapa saya berkata buku ini cukup melelahkan? Karena buku ini bercerita tentang kematian dan sangkut pautnya dengan orang-orang yang ditinggalkan. Bukan kematian yang disebabkan sakit atau tua. Tapi kematian orang-orang muda yang memilih bunuh diri.  Bersetting tahun 1970an di Jepang, sang tokoh utama, Watanabe menceritakan kembali kisahnya. Ia bertemu kembali kekasih almarhum temannya yang memilih mati bunuh diri di usia 17 tahun. Sekalipun tidak akrab mereka selalu bersama. Berkeliling mengitari Tokyo tanpa tujuan. Hingga sang perempuan, Naoko masuk panti rehabilitasi gangguan jiwa. Ia lantas bertemu Midori, perempuan nyentrik yang selalu berkata seenak dia. Perempuan yang selalu jujur mengatakan apapun yang i...