Skip to main content

Membaca Loversus


Kata K Zulham, teman sekantorku Chicklit itu oportunis. Chicklit adalah genre novel remaja yang menceritakan persoalan anak sekolahan dan percintaan. Tapi yang menyenangkan adalah bagaimana kau membaca dan menemukan apa yang ingin kau baca. Bagaimana kamu tersenyum bahagia di ending sebuah buku. Dan ribuan diksi baru menghingapi otak dan pikiranmu karena penyajiannya. Tak peduli jenis bacaan apa pun ia. Tak peduli ia adalah kumpulan cerpen, dongeng sebelum tidur, bacaan remaja,Chicklit, Teenlit atau novel berat yang terlalu ngejelimet.

Aku mengikat kesan itu setelah menuntaskan 216 halaman buku Farah Hidayati. Loversus. Sebuah chicklit yang berfokus pada cerita tentang persahabatan dua siswa SMA yang berawal dari adegan pencarian sepatu hingga pencarian TKI dalam geografis Macau dan London.

Pada awalnya saya menganggap buku Loversus ini sama dengan chicklit-chicklit yang pada umumnya hanya sekedar berdialog dan tidak memiliki kedalaman cerita. Namun aku harus mengubah pendapatku di pertengahan buku.

Buku ini bertutur tentang seorang Cinta yang bersekolah di SMA Jakarta yang berasal dari pedalaman Yogya. Garis hidupnya membuatnya harus tinggal di gedung tiga lantai yang menjadi tempat bapaknya dan ia bekerja paruh waktu. Kemiskinan merenggut Ibunya yang harus jadi TKI di Macau. Ia bertemu dengan Elang.Teman sekelasnya yang secara tak sengaja dekat dengannya gara-gara seprotan guru BP untuk sepatu Cinta yang coklat.Dari sinilah cerita bergulir. Cerita dua siswa SMA yang berusaha menggapai cita-citanya dan perjalanan mencari eksistensi diri.

Aku menemukan gaya diksi yang menyenangkan. Sedikit gombal namun terkesan elegan. Unsur chicklit tetap ada tapi dialog tokoh secara intrapersonal menunjukkan percakapan-percakapan dewasa. Dengan pilihan-pilihan kata yang menyenangkan. Menggunakan istilah-istilah yang mungkin baru buat saya. Such as Over run (Produk gagal/Orderan para pemegang merek terkenal Eropa-Amerika yang dproduksi di Cina. Cina memproduksi lebih banyak dari pesanan. Beberapa barang yang tidak memenuhi standar dijual dengan harga murah di Cina) dan Writer’s block (kayaknya ini berarti Penghalang penulis…hihihihi.Maksudnya kalo lagi ga ada ide, ga mood, atau lagi kosong stok tulisan).

Kalimat yang paling aku suka adalah “bahkan di kehidupan nyata mimpi pun memiliki ruang” (hal.103).

Yang kurang menurutku dari novel ini adalah deskripsi Macau, London, dan juga Yogya yang beberapa kali diambil untuk latar para tokoh. Juga pada cerita tentang London yang hanya berada dibeberapa ujung halaman terakhir. Aku berharap interaksi sang tokoh perempuan akan lebih banyak di London sebagaimana sinopsis yang menjadi pemantik aku membeli buku ini.
Namun yang kudapati hanyalah London sebagai ujung cerita yang tak tereksplor.
Tapi hingga diujung halaman, aku menyukai buku ini. Sampulnya mungkin terlihat chicklit namun bagiku bisa dijadikan sebagai salah satu contoh buku yang baik. Jika Perahu Kertas-nya
Dee masih tetap kiblatku, buku ini bolehlah mengikut di belakangnya.

Aku sampai pada kesimpulan bahwa buku pun sesekali harus di judge dari sampul. Aku membeli buku ini karena tertarik pada sampul dan sinopsisnya. Dan ternyata ini bukanlah pembelian yang sia-sia. Cukup sering aku tertipu pada pada pembelian yang gagal. Dan aku pikir Loversus ini bukanlah Chicklit yang biasa.

Sebenarnya aku ingin mengoleksinya, tapi aku telah meniatkannya untuk kado untuk seorang kawan. Next time saja lah memilikinya.

Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Assalamu'alaikum..
    Sy juga membaca buku ini, kak.. hadiah ulang tahun dari seorang sahabat.. sy bersyukur dia memilihkan itu untuk sy karena sy benar-benar menyukainya..

    Rizka'K08

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Alas Kaki Nyaman, Hati Senang

  sumber foto : Facebook Be.Bob Kata seorang teman memilih alas kaki   sama seperti memilih pasangan hidup,   harus cari yang nyaman. Alas kaki nyaman buat saya adalah sandal jepit, tapi tidak semua kondisi pas dengan sandal jepit.. Saat kuliah saya pun dituntut memakai sepatu. Berhubungan karena ngekost maka alas kaki hendaknya memiliki syarat murah, kuat, dan tahan lama serta pas untuk model casual , feminine , atau sporty . Pilihan saya jatuh pada flat shoes . Karena kostku lumayan dekat dengan kampus, saya cukup jalan kaki. Sepatu yang saya kenakan harus bercumbu dengan berdebu dan beladus karena sinar matahari. Paling menyedihkan ketika musim hujan dan air menggenang, saya mengakalinya dengan jalan kaki menggunakan sandal jepit dan memakai sepatu saat tiba di kampus. Tak jarang saya harus menanggung malu karena persoalan alas kaki.  Pernah sekali saya diusir saat mengenakan sepatu sandal di perkuliahan yang dosennya mengharuskan menggunakan...

Di Braga Saya Jatuh Cinta Pada Bandung

Hampir 10 tahun tinggal di Bogor, sepertinya hanya tiga kali saya ke Bandung. Di tiap kedatangan itu Bandung selalu memberikan kesan tersendiri buat saya. Kali pertama ke Bandung, tahun 2013. Kala itu belum pindah ke Bogor. Saya, suami, dan Ara yang masih berusia 3 tahun menghadiri acara nikahan teman di Jogjakarta. Ala backpacker kami lanjut naik kereta ke Bandung. Perjalanan yang memakan waktu cukup lama yang bikin pantat tepos. Belum lagi sambil momong anak yang pastinya ga begitu nyaman duduk di kereta. Dalam kelelahan kami menjelajah Bandung. Belum ada gocar atau grabcar kala itu. Seingatku kami hanya ke gedung sate. Itu pun sambil jalan kaki. Bandung ini first impression tidak berhasil membuat saya kagum. Kami ke Cihampelas Walk. Selain malnya yang berkonsep eco friendly, tidak ada yang istimewa. Bandung failed to make me wowing.  Perjalanan kedua kala Anna hampir dua tahun. Pakai mobil via Cianjur. Berangkat jam 5 pagi. Ketemu macet di Cianjur. Jam masuk kerja para peg...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...