Skip to main content

To Be with U


Begitu mahalkah arti kebersamaan? Ada materi yang harus dikorbankan, ada waktu yang harus disempatkan, ada cinta yang perlu tumbuh diantaranya. Tapi bayaran yang didapatkan pun tak sedikit. Ada berjuta-juta bahagia yang mampu kita rasakan dalam kebersamaan. Ada derai tawa yang bergema-gema diantara kita. Ada tunas-tunas cinta yang bertumbuh terus menerus. Akar-akarnya kian kokoh dan kebersamaan membuat dua hati menjadi satu tak terpisahkan.

Begitu mahalnya kah kebersamaan di antara kita? Apakah kita tidak berusaha terlalu keras agar kita bias bersama? Perlu berliter-liter air matakah untuk mewujudkannya? Perlukah aku menyerap semua sedih di dunia ini untuk bersamamu.

Aku selalu menanyakan pertanyaan sacral itu. Pertanyaan pamungkas yang mampu membuat kita bersama. Membuat kita tak terpisahkan. Pertanyaan yang menjadi panah sakti yang secara lambat namun pasti “memaksa” kita untuk bersama. Tapi juga mampu menjadi boomerang pemisah antara kita.

Setiap pagi, jauh sebelum matahari menantang bumi dengan hangatnya, gejolak hatiku telah menantangku lebih dulu. Aku selalu menjadi pihak yang kalah. Kalah itu membuatku sakit. Sakit membuat mataku memanas dan perih. Sakit itu membuatku harus terus meratapi hidup. Ia bertanya padaku “masihkah kau jenuh dengan duniamu?”.

Duniaku? Ya.. ada apa dengan duniaku? Ada yang berubah darinya. Duniaku berputar 180 derajat dari titik porosnya. Sesuatu yang tanpa kusadari telah membuatku jatuh dan tersedot di dalamnya. Keputusan gegabah membuatku tak mengenali duniaku. Aku hilang di dalamnya.

Semua orang di sekelilingku tak pernah mampu merasakan perubahan duniaku. Mereka hanya menganggap bahwa duniaku telah lebih baik. Padahal jauh lebih dalam, di titik dimana aku berdiri ditepian duniaku aku telah kehilangan ingatan akan dirinya. Dirinya yang telah aku bangun sejak aku kecil. Puri imajiku kemudian porak poranda.

Bahkan ia, orang yang kuanggap mampu menyelamatkanku dari sini hanya mengatakan “mimpi bisa di revisi”. Betulkah? Sepertinya tidak bagiku, duniaku sebelumnya telah aku bangun dengan puing-puing imaji indah yang terus berusaha aku kejar. Aku telah berada di jalan yang benar sesungguhnya. Tapi, keputusan gegabah ini memberiku peta yang lain yang lebih berliku.

Mengapa terkadang ada sesuatu yang kita harapkan tidak terjadi di dunia kita, malah terjadi di dunia orang lain yang sesungguhnya tak mengharapkan itu terjadi di dunianya. Mengapa tak terjadi saja hal-hal yang sesuai imaji pribadi masing-masing. Bukankah dunia akan lebih simple dan memancarkan aura bahagia yang lebih kental?

Duniaku adalah bersamamu. Jauh sebelum mimpi-mimpi arkais yang lain aku bangun. Kau adalah titik tumpu dari duniaku. Bersamamu seperti berada bersama ibu yang selalu memancarkan rasa nyaman, aman, dan tentram meski dunia diliputi perang. Jangan membuatku mencabut rasa itu dari hatiku. Karena jika hal tersebut terjadi, rasa sakitnya tak mampu mengekalkan kita. Kita hanya akan hancur bersama sakit itu.

Aku tak punya jalan lain, dunia yang begitu asing ini harus aku ubah menjadi duniaku. Meski aku agak sangsi padanya. Meski ketika 365 hari nanti aku sudah mampu mengubahnya, namun aku tak tahu hendak kemana lagi. Mungkin ia memang seperti ini. Tapi suatu saat kelak, aku akan dengan tepat membuat keputusanku. Meski dunia yang akan aku hadapi tak terasa dan tak teraba. Tak akan ada mimpi yang di revisi. Tak ada. Aku akan mengatakan dengan lantang kepadamu”TAK AKAN ADA MIMPI YANG HARUS DI REVISI”. Daftar-daftar mimpi itu akan aku centang dengan tanggal di mana ia menjadi nyata.

Saat ini pilihanku memang satu. Menjadi peta untuk diriku sendiri. Menjadikan diriku hocrux dan tak bergantung pada orang. Bahkan dirimu sekalipun. Mungkin keputusan saat ini adalah salah. Tapi tunggulah 1.314.000 detik di depanku aku akan berada pilihan tetapku.

Biarlah tiap pagi dan kala malam menjelang ada air mata yang tak tertahan. Mungkin ini adalah harga yang harus terbayar untuk bersamamu. Untuk mencentang mimpi bergondola di venezia.

(Tuesday, June 16, 2009 11.49 pm)

Comments

Popular posts from this blog

Indecent Proposal

sumber foto : tvtropes.org Seorang bilyuner menawariku one billion dollar untuk one night stand dengannya. Aku bingung. Aku dan suami sedang tidak punya uang dan satu juta dollar begitu banyak. Mampu membiaya hidup kami. Disisi lain aku  mencintai suamiku, rasa-rasanya ini tidaklah patut. Tapi kami benar-benar tidak punya uang. Aku ingin melakukannya untuk suamiku. Aku mencintaiku dan tidak ingin melihatnya terlilit utang. Kami memutuskan mengambil tawaran itu. This is just sex bukan cinta. Ini hanya tubuhku. Aku dan suami memutuskan setelah semalam itu, kami tidak akan mengungkitnya lagi. Setelah malam itu. Kami berusaha menebus  properti kami yang jatuh tempo. Sayangnya, bank telah menyita dan melelangnya. Seorang pengusaha telah membelinya. Kami putus asa. Suamiku tiba-tiba berubah. malam itu, Ia mempertanyakan apa yang saya dan bilyuner itu lakukan. Padahal kami sepakat untuk tidak mengungkitnya. Saya menolak menjawab pertanyaannya. Saya tidak ingin lagi menginga...

Athens dan Kenangan Yang Kan Kukenang

College Green (sumber foto  di sini ) Tak cukup setahun, 9 bulan tepatnya saya menghirup udara di kota kecil Athens. Melihat daun maple menjadi merah dan berguguran. Menyaksikan salju menyulap semesta menjadi putih. Terkesima dengan rumput-rumput yang mejadi hijau, pompom dandelion yang tertiup angin, serta bunga-bunga bermekaran saat semi. Tiga musim yang tak pernah saya rasakan di kampung halaman membuat saya kagum terhadap kota kecil ini. Saya masuk pada kategori orang-orang yang begitu kagum dengan luar negeri. Ini pertama kalinya saya ke luar negeri, perjalanan ini membuka mata saya terhadap dunia di luar Indonesia. Saya menemukan hal-hal yang berbeda. Membuka pandangan bahwa saya terhadap sterotype yang saya bangun tentang luar negeri. Tak melulu baik dan membuat saya selalu rindu akan rumah.  Sembilan bulan saya merindukan rumah di tanah Athens, ketika telah menuju pulang saya mulai merindukan Athens. Dan rindu menyita tiap detik saya. Membuat saya sibuk mem...

Chinese New Year's Story (Just For Fun)

Amani : Si Ne Er Kuai Le Ara : Gong xi Gong Xi  Ara : Let's ask for angpao Amani : That's a great idea                                 After a while....... Ara  : i got cellphone Amani  :  i just got rundown program of chinese new year Ara : maybe there's money inside the paper Amani : I hope so Amani : What are you doing? Ara : I'm Checking my facebook Amani : Do you have facebook? Ara : Absolutely  Amani : let me see Ara : Wait, i wanna twit our picture   Amani : Do u also have a twitter? Ara : Sure. Do you have?  I will follow u Amani : i should ask for cellphone instead of  piece of paper Ara : Yes, you should...hahaha Ara : Anyway, let's play around. I don't know how to use cellphone Amani : oke...